Bagian 1 : Beggining

80 3 0
                                    


 Mo Xuanyu tidak pernah mengira ia akan mengalami hal ini, meski ia sudah menduga bahwa ia akan dikhianati lebih buruk dari ini. Akan tetapi hal yang paling ia tak sangka dan paling menyakitkan adalah mereka sampai membunuh satu-satunya orang yang paling menyayanginya, yaitu ibunya.

  Mo Xuanyu berlari tanpa peduli arah, fokus untuk melarikan diri dari para kultivator sekte Wen yang mengejarnya. Karenanya ia tidak mengetahui bahwa ia telah memasuki daerah Yiling, tempat energi penuh kebencian menguar begitu pekat dari Burial Mound.

  Wilayah selatan, beberapa hari yang lalu...

  Di sebuah gubuk sederhana yang dibangunnya untuk beristirahat setiap ia singgah di daerah ini disetiap pengembaraannya sedang sibuk seorang anak yang usianya belum sepuluh tahun. Berlembar-lembar kertas dan tempat tinta berserakan diruang kecil itu, terlihat sapuan halus dari kuas pada kertas yang terisi dengan huruf-huruf segel array. Mo Xuanyu baru saja menyelesaikan variasi jimat penyimpan terbarunya sebelum pintu gubuknya digedor-gedor oleh seseorang.

 "Yu! Master Yu! Master Yu kau didalam !?" Suara panik pemuda dari luar pintunya, mendengarnya Mo Xuanyu segera bergegas membukakan pintu untuknya, dibawanya pula segelas air yang langsung dituangkannya ketika ia mendengar nada panik pemuda diluar pintunya.

  "A-Quan, ada apa? Masuklah dulu dan minum air ini." Mo Xuanyu segera bergeser agar pemuda yang ia panggil A-Quan bisa masuk dan duduk di kursi kecil didekat pintunya tak lupa ia serahkan gelas berisi air kepadanya yang segera pemuda itu habiskan.

  "Master Yu, aku khawatir bahwa yang aku sampaikan ini adalah berita buruk." A-Quan dengan gugup bermain-main dengan jarinya, tapi ia tahu ia harus menyampaikan berita ini pada Masternya tidak peduli itu akan menyakitkan bagi keduanya. "Ada seorang dari sekte Wen yang mengetahui tentang anda dan sekarang anda dikejar-kejar oleh sekte Wen dan berita terburuknya adalah tentang ibu anda, karena ibu anda menolak untuk memberitahukan lokasi anda mereka... membunuhnya."

 Hening melanda sepasang manusia di gubuk kecil itu. Mo Xuanyu tidak pernah menyang dalam beberapa tahun hidupnya ia akan kehilangan ibunya begitu cepat dan begitu awal. Ia seorang anak namun ia bahkan tidak bisa menangis untuk ibunya yang telah meninggal dengan tragis, ia bahkan tidak bisa berteriak untuk mengeluarkan perasaan sesak lagi menyakitkan dihatinya. Gemetar melanda dirinya, tangannya mengepal begitu erat, sesaknya tak terhingga namun ia bahkan masih bisa bernafas dengan normal dalam rasa sesak ini. Rasanya sakit tak terhingga tapi ia bahkan sama sekali tidak bisa melampiaskan rasa sakitnya, ia ingin berteriak, keras sampai ia kehilangan fungsi pita suaranya tapi bahkan tak sepatah katapun keluar darinya. Namun yang lebih menyakitkan bahwa ia harus rela, ia harus melepaskan agar ibunya bisa tenang di alam sana, karena itulah yang ia katakan kepada orang yang sama-sama kehilangan orang yang paling mereka sayang.

 "Semoga ibu tenang di alam sana." Dihembuskannya nafas berat yang menganjal dalam dirinya, dipandangnya pemuda yang tengah menangis itu, diam-diam ia bersyukur bahwa ada seseorang yang bisa menggantikannya untuk menangis karena ia bahkan tidak bisa menangis.

  "A-Quan, aku akan pergi dari sini." Kata Mo Xuanyu. Kaget ditatapnya anak yang telah berjasa pada desanya ini meski berat A-Quan tahu ia tidak punya hak untuk menahan seorang pengembara yang akan meneruskan perjalan.

  "Hati-hati, Master Yu." A-Quan memandang Mo Xuanyu yang telah selesai berberes bahkan kertas-kertas dan kotak tinta yang berserakan sekarang sudah bersih dari lantai gubuk kecil itu.

  "Tentu. Aku akan menantikan bertemu lagi denganmu Huo Quan Ying."

.

.

.

Return After DuskWhere stories live. Discover now