Bagian 2 : Child With Blessings Yin and Yang Core

40 3 3
                                    

 Nafas Mo Xuanyu tersenggal-senggal mengingat begitu lama ia berlari tanpa berhenti. Melihat kearah depan hanya untuk mengetahui bahwa ia telah sampai di Yiling tanpa ia ketahui, belum lagi keadaan yang sudah malam hari  dan suasana yang mencekam membuatnya ragu untuk mengetuk pintu penginapan. Mendudukan dirinya sejenak di rumput untuk mengatur nafas yang masih memburu, diingat-ingatnya kembali tentang kota Yiling. Burial Mound, adalah tempat pertama yang ia pikirkan ketika ia mengingat tentang kota Yiling; Burial Mound tempat kubangan energi dendam dan kebencian yang sangat pekat, kumpulan energi yin yang sangat luas. Dengan langkah pasti dimantapkan tujuannya untuk pergi ke Burial Mound tidak peduli jika itu sudah malam sekalipun.

Berdiri di depan pintu masuk ke Burial Mound, Mo Xuanyu sudah bisa merasakan energi yin yang melingkupi pegunungan tersebut. Seolah-olah menari-nari disekelilingnya energi yin itu membelainya seolah-olah mengizinkannya untuk masuk dan tinggal didalamnya. Derak-derak pepohonan yang kering karena terlalu banyak menyerap energi yin bergeser seolah memberi jalan terbuka hanya untuknya. Ini adalah pertama kalinya ia ke Burial Mound namun pegunungan itu sepertinya langsung mengenalinya dan menganggapnya sebagai tuannya yang sejati.

 Mo Xuanyu dilahirkan dengan limpahan energi spiritual dan energi dendam, intinya bukan hanya sekedar inti emas, dalam dirinya ia diberkahi dengan inti yin dan yang. Pemahaman tentang dunia muncul sejak ia masih kecil dan ia pun belajar bagaimana untuk menghadapi dunia. Berbagai macam pengetahuan dan kemampuan ia pelajari sejak usia muda dan semua itu terserap dengan mudahnya oleh alam bawah sadarnya bahkan ia sudah memiliki berbagai macam pengetahuan tanpa ia pernah pelajari sebelumnya. Dan karena itulah ia memutuskan untuk mengembara kesana kemari keluar dari negerinya, meleawati panasnya padang pasir, tandusnya tanah, gejolak samudra dan lainnya hanya untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya sembari melihat dunia. Memang susah untuk meyakinkan ibu atau keluarganya mengingat usianya masih sangat muda, mengingat saat pertama kali ia mulai mengembara usianya masih 5 tahun.

 Mo Xuanyu menelusuri Burial Mound dengan tenang seolah ia sudah tinggal di tempat itu untuk selamanya. Tidak sedikitpun ia terganggu dengan energi yin membelai kulitnya dan menuntun langkahnya, ia menelusuri jalan  berumput kering sesuai dengan tuntunan energi yin tersebut.

 Disana, dipuncak Burial Mound, sebuah tempat energi yin membimbingnya malam ini terbaring seorang pemuda kira-kira diakhir usia belasan tahun dikelilingi energi yin yang pekat, jiwa-jiwa manusia yang meninggal dengan tragis berputar liar disekelilingnya, teriakan dan bisik-bisik jiwa yang tersiksa itu keras, keras sekali namun Mo Xuanyu hanya menempelkan jari telunjuk kananya dimulutnya dan mengusir jiwa-jiwa itu dengan sapuan tangan. Segera dihampirinya pemuda tersebut yang masih tidak sadarkan sendiri dan nafasnya pendek, wajahnya pucat seolah ia sudah lama terbaring disana. Menyapukan energi dendam untuk mengangkat pemuda tersebut dari tanah Mo Xuanyu berjalan mengikuti arahan energi yin tersebut untuk menemukan tempat berlindung di Burial Mound. Dan ia beruntung menemukan gua tadi saat menelusuri Burial Mound.

 ***

 Beberapa hari kemudian, gua Burial Mound...

 Matanya terasa berat, seluruh badannya terasa kaku, Wei Wuxian perlahan membuka matanya hanya untuk disambut langit-langit gua yang gelap. Matanya berkeliaran kesekeliling gua dan menemukan bahwa gua itu cukup rapi untuk label layak huni. Beberapa barang dan makanan tertata rapi disebuah batu datar ditengah gua.

 Tiba-tiba datang dari arah pintu gua seorang anak laki-laki kira-kira berusia kurang dari sepuluh tahun membawa wadah berisi air dan handuk kecil.

"Si...apa?" Wei Wuxian berkata lemah, suaranya serak mengingat begitu lama ia tak sadarkan diri.

 "Tidak apa-apa sekarang, kau akan baik-baik saja, kau akan baik-baik saja." Mo Xuanyu berkata lembut diusapnya poni Wei Wuxian yang menutupi dahinya. Diperasnya handuk yang sudah ia basahi kemudian ia letakan didahi Wei Wuxian.

 Wei Wuxian menutup matanya ketika merasakan sensasi hangat didahinya, nafasnya perlahan teratur dan dirinya mulai merasa sangat damai dan merasakan bahwa ia akan baik-baik saja. Mo Xuanyu tersenyum kecil melihat kondisi pasiennya yang mulai tenang dan ia mulai menyenandungkan lagu yang ia ciptakan, berharap pasiennya akan tertidur.

'malam telah menghampiri...

ingatkan kita bahwa harikan berakhir

bisik-bisik sang senja perlahan menghilang

burung-burung berpulang kesarangnya

ketika~ bulaaan bintang menghias angkasaaa~

ketika burung hantu berbunyi

pecahkan heningnya malam

kerlap-kerlip bintang dilangit temani malam ini bersamaku

bersamamu...

duhai anak manusia ketika pintu mimpi mulai menghiasi visimu

angkat kakimu, ganti pakaianmu bersiaplah untuk tidur

masalah hari ini perkara hati hari ini

istirahatkanlah sejenak biarkan mimpimu membimbingmu untuk besantai

masih ada esok hari untuk kau mulai...

tidur-tidur duhai anak manusia

hari ini cukupkan dulu

tidur-tidur duhai anak manusia

biarkan mimpimu sebagai istirahatmu hari ini...'

***

 Sudah tiga hari  dan lelaki asing tadi masih belum terbangun setelah ia memintanya untuk beristirahat kembali ketika orang asing itu terbangun. Dengan tekun ia mengurus lelaki asing tadi, tak lupa ia bersihkan tubuhnya setiap pagi dan menjelang malam, mengganti perban yang menutupi lukanya, mengganti handuk untuk meredakan demam, memberinya bubur yang di campur dengan obat-obatan dan energi spiritualnya, bahkan ia membantunya mengedarkan energi dendam (yin) yang mula menggantikan pusaran energi spiritual yang mulai menghilang mengingat orang asing ini sudah tidak memiliki inti emas.

 Sembari mengurus orang asing itu ia juga mulai membuat perumahan disekitar gua dan mulai mengolah tanah untuk dijadikan tempat tanam-menanam yang masih dipertanyakan mengingat tanah di Burial Mound juga tertutupi oleh energi yin. Untung baginya dengan bantuan jimat dan kemampuannya ia cepat menyelesaikan urusan perumahan dan kebun-kebun serta ladangnya meski sepertinya ia membuat terlalu banyak rumah dan kebun sehingga tampak seperti desa kecil.

 Setiap pagi setelah mengurus orang asing tersebut Mo Xuanyu mulai menanam banyak tanaman yang diperolehnya dari pengembaraannya dari berbagai negeri di perkebunan yang ia buat di Burial Mound. Dengan kerja keras ia berhasil menumbuhkan semua itu dengan bantuan pengetahuan dan praktek atau uji coba selama berhari-hari. Usai bercocok tanam di pagi  hari hal selanjutnya yang ia lakukan adalah berlatih bela diri untuk mengasah kemampuan bela dirinya dan juga untuk menjaga keahliannya agar tidak hilang. Pada saat hari mulai beranjak siang Mo Xuanyu pergi ke dapur di salah satu rumah yang ia bangun dan memasak bubur untuk orang asing yang masih belum sadar itu. Setelah memberi makan orang asing tersebut agendanya untuk sisa hari adalah membaca berbagai hal yang berguna dan berlatih kemampuan segel dan jimatnya.

 Seperti biasa siang itu Mo Xuanyu baru saja menyiapkan bubur untuk makan siang orang asing itu ketika ia merasakan bahwa orang asing itu sudah bangun melalui jimat yang ia tempelkan diselimutnya. Bergegas Mo Xuanyu segera pergi ke arah gua sembari membawa makan siang orang asing tersebut.

.

.

.


Return After DuskWhere stories live. Discover now