2. MAKIN BERKIBAR

369 1 2
                                    


Sejak Rubyani berubah penampilan. Menjadi kecewek-cewekan namanya semakin berkibar sebagai dukun. Terutama dukun supaya usaha dagang laku. Wartegan laris dan dukun pelet.

Namanya betul-betul makin berkibar setelah dikaitkan dengan jual beli tuyul.
"Rubyani memang pakar tuyul jempolan..!" Ujar Warso seorang blantik (calo) sepeda motor saat ditanya Rahmat tentang sosok Rubyani.

Warso mengaku sering membawa Bos warteg untuk menemui Rubyani.
" Para bos warteg biasanya minta penglarisan..!" Ungkap Warso.

"Apakah ada diantara mereka yang beli tuyul..Mas !?" Tanya Rahmat penuh selidik.

"Wah yang kayak begitu...mereka rahasianan ... tidak ngomong sama saya Mas..!!!" ujar Warso.

Setelah mendapat banyak keterangan soal Rubyani. Kembali Rahmat dan Artur menemui Abah Kholid di Padepokannya Desa Kupu.

"Bagaimana Bah..apa sebaiknya kami berdua langsung menemui Rubyani..atau perlu minta bantuan orang lain?" Ujar Rahmat kepada Abah Kholid.

"Ketemu langsung aku kira lebih bagus. Tetapi apakah Rubyani mau terbuka atau tidak kepada kalian. Ini aku tidak tahu!?" Ujar Abah Kholid.

"Maksud Abah..!?" Tanya Artur.
"Maaf ya...tampang kalian ini yang membuat aku ragu. Mas Rahmat meskipun gemuk tapi serem tidak mirip orang kaya.

Dan Mas Artur badannya biasa-biasa dan tampangnya orang susah. Ini belum tentu Rubyani mau menemui kalian. Apalagi cerita soal Tuyul...!?" Papar Abah Kholid.

"Jadi..???" Tanya Artur.
"Ya kalian harus ngajak teman yang bertampang Bos. Agar Rubyani mau ketemu dan cerita soal Tuyul..!!" Ujar Abah Kholid.

Rahmat dan Artur saling pandang. "Baik Bah...kami punya teman tampangnya seperti Bos..!!" Ujar Rahmat meyakinkan.

Setelah itu Rahmat dan Artur menemui Sarwono, seorang wartawan yang wajah dan bentuk tubuhnya persis China.

"Sebelumnya ķami mohon maaf sebesar-besarnya. Karena kami mau minta bantuan kepada Mas Sarwono..!" Ujar Rahmat saat ketemu Sarwono.

"Ohw...jangan sungkan. Kita kan teman. Bantuan apa sih Mas? Sekiranya saya dapat membantu...!" Ujar Sarwono.

"Begini...kami berdua tengah melacak isue jual beli tuyul. Tetapi obyek yang kita bidik susah ditemui. Kecuali oleh Bos China. Nah kami mau ngajak Mas Sarwono supaya berpura-pura China. Terus nanti ngomong mau beli Tuyul.

Bagaimana Mas..!?" Tanya Artur.
"Tidak masalah. Mumpung sedang tidak ada liputan. Ayoh..!" Ajak Sarwono.

Mereka bertiga pergi menuju rumah Rubyani di Desa Ketanggungan. Dengan mengendarai mobil Hardtop pinjaman.

Mereka lebih pede. Sebab sudah mirip dengan bos. Yang pegang setir Artur. Sarwono duduk di depan disamping sopir. Rahmat beradà di belakang. Jadi mirip bodyguard.

Setelah dua puluh lima menit mereka sampe di rumah dukun bencong Rubyani.
Rumah Rubyani cukup besar. Pelatarannya luas dipelur. Jadi untuk parkir. Mobil diparkir pas depan rumah.

Dengar suara mobil depan rumah, Rubyani langsung keluar. Laki-laki berusia sekitar 35 tahun, berkulit sawo mateng agak jangkung. Hanya pakai kaos dalam.

Dengan berdandan mirip cewek, memakai gelang kalung tindik dan cincin. Jam tangannya kuning keemasan. Rambutnya yang ikal dibiarkan memanjang. Dialah si dukun bencong Rubyani.

"Coba kalau kesini saya sama Mas Artur saja. Tidak pakai mobil. Mungkin Rubyani sudah kabur..!!" Bisik Rahmat.

Mereka bertiga turun. Melihat mobil dan Sarwono yang bertampang Bos. Rubyani langsung tersenyum menyambut mereka.

Sarwono seolah-olah tidak tahu dengan Rubyani. Sehingga Sarwono pura-pura bertanya kepada Rubyani.
"Maaf Mas..numpang tanya. Apa bener ini rumah Pak Rubyani..!?" Tanya Sarwono kepada Rubyani.

"Ohw benar Koh...ini rumah Rubyani. Saya sendiri Rubyani...mari Koh..!" Jawab Rubyani ramah. Sarwono tersenyum dan menyalami Rubyani.

"Mari masuk Bos...ke gubug saya yang jelek..!" Rubyani masih basa-basi.
Mereka bertiga segera masuk rumah. Rubyani masuk ke dalam ganti baju. Setelah itu dia keluar dan langsung bertanya.

"Ini darimana Bos?? Kok kesini mau ketemu saya memang ada urusan... apa yang bisa saya bantu..??" Tanya Rubyani basa basi.

Sarwono langsung menjawab. Bahwa Sarwono mengaku sebagai pedagang ban mobil dari Jakarta. Dia datang kesini, ke Rubyani karena mendengar kabar ada orang sakti yang bisa membantu agar usahanya maju. "Jadi saya mencari rumah Pak Rubyani dengan dibantu teman saya ini.!!" Ujar Sarwono sembari menunjuk Artur yang dibalas dengan anggukan kepala.

***** tbc. ******

BISNIS TUYUL (END)Where stories live. Discover now