4. TEWASNYA PENJUAL TUYUL (END)

277 2 0
                                    

Sejak Rahmat, Artur dan Sarwono meninggalkan rumah dukun bencong Rubyani di Desa Ketanggungan, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal sudah berjalan setengah tahun. Iseng-iseng Rahmat mengajak Artur sowan ke Abah Kholid seorang praktisi supranatural yang tinggal di Desa Kupu, Tegal.

Antara Desa Kupu dan Ketanggungan meskipun beda kecamatan. Tetapi desa ini bertetangga dan hanya dipisahkan oleh Desa Pengarasan, Kecamatan Dukuhturi. Maka tidak heran jika Abah Kholid cukup mengenal Rubyani. Apalagi keduanya sama-sama praktisi supranatural. Sehingga tidak heran jika Abah Kholid cukup mengenal Rubyani.

"Assalamu' alaikum ...!!!" Ujar Artur uluk salam begitu sampai di rumah Abah kholid. Tak lama kemudian terdengar sautan dari dalam.

"Walaikum Salam.. Silahkan Mas. Mari masuk...!" Jawaban suara berat dari dalam.

"Sudah lama ya Mas tidak ketemu. Kalau tidak salah hitung sudah setengah tahun kita tidak ketemu. Sehat ya Mas..!?" Ujar Abah Kholid membuka percakapan begitu Rahmat dan Artur duduk.

"Alhamdulllah kami semua sehat mudah-mudahan Abah sekeluarga demikian adanya..!" Ùjar Rahmat.

Setelah cukup basa-basi. Abah Kholid segera bertanya." Mohon tanya Mas Wartawan ada keperluan apa ya berkunjung kemari..!?".

"Maaf Bah kami hanya mau tahu kabar perkembangan Rubyani. Apa masih bisnis tuyul Bah..!?" Ujar Artur.

"Ohw jadi kalian belum tahu ya...!?"
"Maksud Abah apa !?" Ujar Rahmat.
"Begini...!"Abah Kholid mulai cerita.

Tidak ada sebulan setelah kunjungan Rahmat dan kawan-kawan Rubyani ditemukan tewas dengan luka tembak.
Dia diduga dibunuh. Semula dikira perampokan. Tetapi berkat kejelian polisi penyebab kematian Rubyani terungkap.

"Dia tidak dirampok tetapi sengaja dibunuh !" Ungkap Abah Kholid.
Menurut Abah Kholid, dukun bencong Rubyani dibunuh oleh pasiennya.

Konon pasien ini jengkel dan dendam sama Rubyani. Karena dia telah beli tuyul yang berupa keris katanya kwalitas nomor satu. Dengan harga dua ratus lima puluh juta rupiah satu tuyul. Orang tersebut beli tuyul langsung dua. Jadi setengah miliar.

Namun setelah keris itu dibawa ke rumah tidak menunjukan keistimewaan apa-apa.
Tuyul yang diharapkan keluar dan segera mencuri uang tidak juga muncul.

Merasa tertipu, orang tersebut minta uangnya kembali dan kerisnya dikembalikan kepada Rubyani.

Rubyani berjanji akan mengembalikan uang tersebut. Ternyata janji itu hanya untuk mengulur-ulur waktu. Sampe Rubyani dibunuh uang setengah miliar tetap tidak kembali.

"Bahkan sebelum di tembak kepalanya. Rubyani sempat marah-marah dan membentak orang yang menagihnya !" Jelas Abah Kholid.

Merasa ditipu dan dilecehkan orang tersebut marah. Dia mengambil pistol dan diarahkan ke kepala Rubyani. " Dor...dor" pistol menyalak. Kepala dan leher Rubyani bolong.

"Rubyani tewas seketika. Itulah yang saya dengar Mas..!" Ujar Abah Kholid mengamkhiri ceritanya.

Mendengar cerita Abah Kholid Rahmat dan Artur kaget. "Innalillahi ... jadi begitu ya Bah .. terus yang meneruskan Rubyani siapa Bah?" Tanya Artur kepada Abah Kholid.

"Tidak ada...wong udah ketahuan kalau bisnis tuyul yang disebutkan hanya tipuan saja. Yah untuk menipu orang dengan resiko dia akhirnya dibunuh orang yang dia tipu..!" Ungkap Abah Kholid.

Sejak Rubyani terbunuh dengan luka tembak di kepala dan leher. Bisnis tuyul berhenti total. Tidak ada lagi yang meneruskan. Memang Rubyani tidak punya murid maupun anak yang menuruni ilmunya.

Dua anaknya ikut isterinya ke Bumijawa dan sama sekali tak mau ikut campur dalam urusan perdukunan. Jadi tamatlah bisnis Tuyul Rubyani.

***** tamat *****



11.06.2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BISNIS TUYUL (END)Where stories live. Discover now