3. TUYUL KW

300 1 0
                                    

Setelah menyuguhi minuman dan makanan kecil atau camilan. Rubyani mulai menanyakan lebih lanjut kepada Sarwono, Artur dan Rahmat.

"Jadi Bos ketemu saya...mau apa Bos. Apa pengin usahanya maju???" Tanya Rubyani penasaran.

"Ya, diantaranya begitu...tetapi saya pengin lebih spesifik lagi. Yakni agar saya lebih kaya dari sekarang!" Ujar Sarwono meyakinkan.

"Maksud Bos..!?" Tanya Rubyani ingin tahu.
"Saya dengar Pak Rubyani bisnis tuyul...benarkan Pak..!?" Ujar Sarwono.
"Ohw itu...ya bisa..!" Rubyani mulai membuka diri.

Menurut Rubyani dia punya banyak stok tuyul. Namun Rubyani mengingatkan bahwa tidak semua tuyul berbuat seperti yang diharapkan.

"Tidak semua tuyul bisa mencuri uang...!" Terang Rubyani.

Ada juga tuyul kw. Artinya tuyul dipelihara tetapi tidak mencuri. Hanya makan saja. Kalau pun dia mencuri. Ngambilnya uang recehan.

Karena itu Rubyani memberikan banderol harga kepada tuyul-tuyul dagangannya sesuai kemampuan mencuri uang.

" Jadi ada kelas-kelasnya Bos. Tergantung Bos mau membeli yang mana..!?" Ungkap Rubyani.

Paling murah harganya lima puluh juta. Dan paling mahal harganya dua ratus juta rupiah.

Paling murah setiap ngambil uang dua puluh ribuan dan yg paling mahal bisa curi uang seratus ribuan.

Ada yang cukupan harganya seratus atau seratus lima puluh ribu. Dia bisa mencuri uang lima puluh ribuan.

"Sehari berapa kali dia nyuri..!" Tanya Rahmat mulai ikut nimbrung.

"Mereka bekerja sehari sekali ngambil uang. Gak mau dua tiga kali..!" Ungkap Rubyani.

"Wah kalau begitu kita rugi dong yang beli..!?" Timpal Artur.

"Memang begitu tidak seperti yang sampean duga...tuyul kerjanya ya seperti itu..!" Kilah Rubyani.

Jika dihitung secara matematika sehari hanya menghasilkan lima puluh ribu rupiah. Berarti sebulan hanya satu juta setengah. Biaya  peliharanya berapa. Wah kayaknya gak cukup dah, kata Artur dalam hati.

Seolah-olah tahu isi hati Artur Rubyani menimpali. "Ya memang begitu kerjanya. Kalau pengin menghasilkan uang banyak ya beli kwalitas nomor satu..!" Ujar Rubyani.

Nomor satu bisa mencuri uang seratus ribu sehari. Berarti satu bulan tiga juta. Potong biaya perawatan dan  pemeliharaan lima puluh ribu sehari. Berarti sebulan hanya dapat satu setengah juta. Tetap saja masih kecil.

"Ya memang kecil...!" Kembali seolah-olah Rubyani bisa membaca isi hati para tamunya. Dia langsung menimpali dengan ucapan yang sepertinya jawaban untuk para tamunya.

Artur dan Rahmat jadi ingat petunjuk dan petuah Abah Kholid. Bahwa setan dari bangsa jin dan manusia itu memang gemar menipu. Membohongi manusia, termasuk tuyul.

Karena itu Abah Kholid berpesan tidak usahlah memelihara tuyul. Jika tuyul bisa mengambil uang banyak. Pasti tidak ada orang korupsi.

Orang lakukan korupsi karena hal semacam itu tidak bisa dilakukan oleh tuyul.

"Tuyul tidak mungkin bisa ngembat uang sampe ratusan juta. Milyaran bahkan triliunan. Itu hanya mampu dilakukan oleh para koruptor. Jadi ngapain musti pelihara tuyul? Hanya orang-orang bodoh dan bisa berpikir logis yang terjebak kepada bisnis tuyul..!" Ungkap Abah Kholid kepada Rahmat dan Artur ketika sowan di rumahnya.

"Benar juga ya Mas kata Abah Kholid..!" Bisik Rahmat ke telinga Artur.

Saat ketiga tamunya masih termangu dengan penjelasan Rubyani. Mendadak Rubyani bertanya.

"Jadi bagaimana Bos minat mau beli..!?" Tanyanya.
"Ntar saya pikir dulu Pak..!" Jawab Sarwono sambil kedipkan mata kepada Rahmat dan Artur.

"Boleh kami lihat barangnya ... maksudnya tuyulnya..Pak..!?" Ujar Artur penasaran.

"Ohw tentu...sebentar ya saya ambil ..!" Rubyani segera masuk kamar. Hanya sebentar. Keluar lagi sambil membawa bungkusan kantong merah.

Dari kantong merah dia keluarkan tiga buah keris kecil. Panjang 15 sentimeter yang juga dibuntel dengan kain merah.

"Kok keris Pak..!?" Tanya Rahmat ingin tahu.
"Ya keris-keris ini adalah rumahnya. Tuyulnya tentu sampean tidak bisa melihat. Ini tiga keris masing-masing menurut kelasnya..!" Ujar Rubyani.

"Lha terus bagaimana cara berkomunikasi dan menyuruh tuyul bekerja Pak..!?" Tanya Rahmat. Dengan lihainya Rubyani berdalih.

"Ntar kalau sampean beli...pasti saya ajari cara-cara pengoperasiannya. Sementara ini saya rahasiakan dulu..!" Ujar Rubyani diplomatis.

Sementara itu merasa tidak mungkin mengorek keterangan lebih dalam tentang tuyul dari Rubyani. Artur memberi tanda kepada Sarwono untuk pamitan.

Agar tidak mengecewakan Rubyani Sarwono mengatakan. "Maaf ya Pak ... soal beli tuyulnya nanti dulu. Tapi saya minta saja jimat penglarisan agar jualan saya laris dan lancar..!" Ujar Sarwono.

Rubyani kembali masuk kamar membawa ketiga kerisnya. Dan keluar lagi membawa bungkusan.

"Ini jimatnya...sampean kasih mahar cukup satu juta rupiah. Biasanya maharnya dua juta. Gak apa-apa untuk sampean yang sudah saya anggap saudara..!" Ujar Rubyani.

Dalam hati Sarwono mengutuk habis. Sebab dia sedang tidak punya uang. Hutang di warung dua ratus ribu saja belum kebayar. Kok ini disuruh bayar mahar satu juta.

Artur dan Rahmat pun tersenyum kecut. Mereka punya uang dua ratus rubu. Tetapi untuk beli bensin mobil seratus ribu. Sisanya untuk makan di warung.

"Okey Pak..ntar saya kasih mahar tiga juta. Tidak satu juta. Tetapi tiga juta ..... berhubung saya tidak bawa uang kontan.
Jimat biarkan disini dulu. Kami mau ngambil uang di ATM cuma sebentar kok Pak. Ntar kemari lagi...kami mohon permisi dulu..!!!" Jelas Sarwono.

Tidak menunggu jawaban Rubyani Sarwono langsung keluar sambil menarik tangan Rahmat. Sedang Artur telah terlebih dahulu keluar menstarter mobil.

Sementara Rubyani masih terlongong antara kecewa dan penuh harap. Mobil segera dipacu keluar pelataran. Sambil terdengar ucapan.

"Alhamdulillah kita bisa keluar dari jebakan batman..! Mas Sarwono memang pinter ngeles ha ha ha ha..!"

Mereka tertawa karena mengambil uang di ATM hanya akal-akalan. Sesungguhnya mereka ingin cepat meninggalkan rumah Rubyani.

***** tbc *****

BISNIS TUYUL (END)Where stories live. Discover now