77 | ke laut aja, sab!

167K 19.3K 632
                                    




77 | ke laut aja, sab!



SABRINA tiba di kantor pagi-pagi disambut dengan nasi uduk di meja rooftop, lengkap dengan tampang-tampang haus hiburan ala Karen dan Timothy. Plus Akmal yang tumben-tumbennya ikut nimbrung.

Sekarang memang tanggal muda bagi kantong mereka, tapi karena pekerjaan minggu-minggu ini lumayan padat, untuk sekedar pergi massage atau nonton bioskop saja mereka tidak sempat, kecuali Sabrina yang kemarin memaksa menolak lembur demi pergi makan di tempat murah bersama calon kakak ipar tercinta. Jelas mereka sedang penat-penatnya, karena sepulang dari Sydney bahkan tidak diberi waktu libur. Dan yang tidak pergi ke Sydney sudah lelah duluan karena harus mencover pekerjaan yang lain.

"Tadi dibeliin lauk empal, tapi nanti ganti duitnya." Timothy menggeser kursi di sebelahnya supaya Sabrina bisa duduk. "Jatah Ucup sama gue, elo yang bayar. Denger-denger kemarin di Sydney anak-anak lo jajanin semua, gue kagak."

"Kan oleh-oleh lo dapet. Yang lain enggak." Sabrina manyun, mulai membuka bungkus nasinya.

Kebetulan sekali dia belum sarapan. Dan sedang tidak ingin mendebatkan uang yang tidak seberapa.

"Ayo kasih kita hiburan." Karen lalu menodong. "Ceritain tentang elo yang kepergok Bimo lagi berbuat mesum di rumah Bos. Juned mulu yang dikasih tahu, kita kagak."

Sabrina menelan suapan nasinya. "Juned emang hoki aja. Nggak sengaja ketemu gue ama Bimo kemarin di venue. Tapi udah basi juga, sih, itu cerita."

"Ya udah, ceritain yang lain."

"Progress lo bikin debay udah sampe sejauh mana, misalnya."

Sabrina kontan melotot mendengar celetukan Timothy itu. Meski cuma bercanda, dia rada ngeri saja membayangkan dirinya dan Zane benar-benar menjalankan program semacam itu. Di umur segini.

Bisa kacau hidup mereka berdua.

Sekarang saja sudah runyam.

"Gimana mau ada progress? Baru foreplay aja udah kepergok bokap gue." Sabrina akhirnya manyun, berharap dengan menceritakan keapesannya dan menghibur yang lain, dia bisa dapat pahala.

"Lah?"

"Gimana ceritanya?"

"Bego!"

Kontan semuanya antusias.

Sabrina pun cerita panjang lebar.

Lalu diakhiri dengan desahan panjang, mungkin untuk keseribu kalinya sepanjang dongengnya tadi. "Menurut kalian, Papi gue bakal gimana?"

"Nembak mati Zane di tempat. Tanpa intro." Timothy menyahut.

Sabrina mendengus. "Belum juga gue cicipin, udah lo doain mati aja. Jahat lo!"

"Lagian nanyain yang udah jelas gitu. Bego. Udah pasti disuruh langsung nikah, lah." Timothy mengerutu. "Tapi dipaksa LDR dulu. Tunggu Kak Ibel beres. Tunggu elo ama si Bos dianggap layak membina rumah tangga. Baru deh, kalian nyusul resepsi."

"Ck. Kenapa lo kepikiran LDR segala, sih? Gue jadi bayangin bakal dipaksa lanjut kuliah di SBY, nih."

"Ya elah, JKT-SBY doang! Daripada lo dosa terus, tiap malem skidipapap ama si Bos." Akmal ikut-ikutan memojokkan.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now