Kampus

53 4 0
                                    

Aku tidak pernah tau bagaimana kala cinta menyapa, yang mampu menghadirkan seuntai rindu dalam doa. sepanjang malam butiran tasbih ku menyebut asma-Nya. Pun tak mengerti saat gemuruh hati berirama bersama angin malam yang berhembus dengan keyakinan dalam setiap melodi cinta.

Aku adalah khumaira ,mahasiswi fakultas Syariah islam Universitas di Jakarta semester 5. Anak kedua dari 5 bersaudara dengan kaka laki-laki, dua adik perempuan dan 1 adik laki-laki terakhir. Usia kami hanya berkisar 2 tahun, dengan sekolah yang berbeda-beda, serta tujuan yang tak sama.Kaka ku bernama Rahmat Al-Fatih, adik perempuan ku Syakhia Zulaikha, Marwah syifa, dan adik laki-laki kecil ku Ibnu Hafiy.

Pagi itu, aku mulai mengayuh sepeda keranjang putihku dengan lajuan yang cepat dari hari biasanya, waktu sudah menunjukan pukul 07.00 pagi ,sedang dosen mata kuliah kali ini selalu datang tepat waktu jam 07.15 pagi setiap jadwal presentasi, dengan alasan agar ajang diskusi pembahasan lebih panjang. yaa Allah, bagaimana ini, aku tidak mungkin terlambat karena ada presentasi di jam pertama. Gumam ku gelisah, butiran keringat mulai nampak dikeningku, meski hanya dengan jarak 1 km perjalanan antar rumah dengan kampus ,namun tidak menutup kemungkinan bahwa dijalan raya akan menghadapi kemacetan. Alhamdulillah atas izin Allah, tepat pada 07.13 aku tiba dikampus saat itu ,untunglah masih diberikan kesempatan untuk masuk oleh dosen mata kuliah agama.

Tok..tok..tok ketukan pintu terdengar dari arah luar sana ,kemudian Bu Zahra membukakan pintu

Assalamualaikum bu mohon maaf terlambat ,karna ada sedikit kendala dijalan

Entahlah dengan raut wajah seperti apa saat berhadapan dengan bu Zahra saat itu, karena aku hanya bisa berhadapan dengan wajah yang menunduk, dosen yang terkenal killer yang mungkin membuat jantung teman-temanku mau copot.

Masuk, 2 menit lagi ujar beliau saat itu seraya melihat jam tangan nya ,lalu segeralah aku menyiapkan beberapa media juga tak lupa meletakan makalah diatas meja bu Zahra.

Khumaira, ayo cepat mana laptopmu? Seru teman ku vina seraya menarik kursi untuk dibawanya kedepan agar moderator bersiap-siap.

Duhh, maaf yah, hampir aja aku terlambat kata ku sambil mengerutkan kening.

Iyah, tenang aja maira jawab temanku fia seraya tersenyum memberi ketenangan agar presentasi berjalan dengan lancar.

Bismillah, kita doa sama-sama yaaa ujarku pada vina dan fia, lalu mereka membalas dengan anggukan dan tersenyum.

Baik, Silahkan dimulai khumaira perintah bu Zahra saat itu.

Presentasi pun berlangsung berdurasi 1 jam termasuk dengan sesi Tanya jawab serta ajang diskusi pada setiap kelompok lalu 30 menit kembali waktu yang tersisa diberikan kebebasan karena dosen ada bimbingan skripsi di fakultas ekonomi.

Setelah itu tidak lama jam mata kuliah pertama pun telah selesai, Masing-masing dari mereka mulai keluar dari ruangan kelas dan pergi ketujuannya masing-masing, pergi ke perpustakaan, kantin, taman belakang dan lainnya, terkecuali aku, fia dan vina yang masih berada didalam kelas karena dosen mata kuliah selanjutnya tidak hadir.

maira setelah pulang kampus kamu mau kemana? Tanya fia yang saat itu sedang merapihkan beberapa buku kemudian dimasukan kedalam tas.

hmmmm, mungkin aku akan pergi ke perpustakaan dulu setelah itu pulang. Kenapa? jawab ku kemudian menatapnya

ah kamu ke perpus terus setiap hari, kita main aja. Setiap hari kita itu udah ketemu buku, belum lagi suasana kampus yang tidak membuat tambah semangat karna dosen selalu memberikan tugas disetiap harinya Timpal vina seraya mengkerucutkan bibirnya,

Iya bagaimana tidak, vina adalah putri tunggal dari keluarga super sibuk mama dan papanya bekerja diluar kota, mereka hanya bertemu sekitar 3 bulan atau paling cepat 2 bulan sekali. Sedang fia dengan karakter yang santai membuat dia mau diajak kemana saja meskipun dengan latar belakang keluarga yang Broken Home mama nya memutuskan untuk melanjutkan bisnis butik di jepang setelah 3 bulan pisah dari sang papa, meskipun begitu sebenarnya fia selalu mendapat support mama dengan segala aktivitas ditambah fasilitas yang tidak dibatasi, sementara sosok papa fia seperti hilang di telan bumi setelah berpisah. Jangankan untuk bertemu sekejap memberi kabar pun tidak sampai saat ini. Saat itu aku hanya membalas dengan senyuman kearah vina yang masih menggerutu, vin, kita itu melanjutkan pendidikan ya untuk belajar rugi banget kali kalau kita malah buang waktu yang sia-sia.

yaudah gini aja, setelah dari perpus gimana kalau kita kerumah kamu maira Ujar fia dengan riangnya ,mereka memang senang kerumah ku, suasana keluarga yang memberikan kehangatan itulah mengapa mereka merasa nyaman sekali. Bahkan tak jarang mereka mengunjungi hanya untuk sekedar mengobrol dengan umi, atau meminta nasihat dari abi, atau bahkan bermain bersama adik-adikku saat liburan.

Nah, kalau ini aku setuju Semangat vina.

Pilihan TerbaikWhere stories live. Discover now