Lima: Mencari Kebahagiaan

240 19 8
                                    


"Jika kau tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, maka carilah! Terkadang, yang membuat kebahagiaan terasa jauh adalah kita yang menunggu dan berharap ia datang tanpa berusaha meraihnya."

"Kamar sebelah mau diapain?" tanya Gun saat makan malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamar sebelah mau diapain?" tanya Gun saat makan malam.

"Mau aku jadikan kamar buat me time, biar nggak ganggu kamu nonton bola," jawab Fia santai.

"Biasanya juga nonton bareng."

"Ya, nggak apa-apa. Biar lebih leluasa."

"Kamar lain nggak bisa? Nanti kalau kamu hamil lagi, kan repot harus dekor ulang. Kamar ini aja, " bujuk Gun sambil menunjuk kamar yang tidak jauh dari ruang makan.

"Justru karena itu kamar bayi, makanya mau aku ubah."

"Tapi, Yank ..."

"Please, Gun." Fia menatap tajam suaminya, tidak ingin didebat, membuat Gun akhirnya memilih diam.

Sudah dua minggu Fia menghabiskan waktu untuk Minseok-ui Bang (Kamar Minseok). Tukang dari jasa desain interior masih belum datang setelah melihat langsung lokasi untuk menyesuaikan desain dengan ukuran kamar karena menunggu perabot selesai. Sambil menunggu, Fia menghabiskan hari dengan memutari kota untuk mencari pernak-pernik lain atau berselancar daring jika barang yang dicari tidak sesuai selera.

"Ke mana aja sampai dua minggu nggak ada kabar?" Wajah cemberut Ria menyambut saat dia menjawab panggilan video.

"Sibuk. Nih, lihat," jwab Fia sambal mengedarkan ponsel ke sekitar.

"Oh ... sibuk belanja, sendirian."

Ria memonyongkan bibir, pura-pura merajuk karena tidak diajak jalan-jalan. Karena tahu sahabatnya hanya bercanda, Fia malah meledek dan menertawakan wajah lucu Ria. Momen ini pun Fia jadikan kesempatan untuk meminta saran karena dia ingin mebingkai poster-poster yang sudah diangkutnya dari rumah Mama.

"Yang polos aja. Tuh, yang putih, yang bingkainya agak tebal. Bagus banget! Kalau punya foto yang mau ditaruh di meja atau rak pajangan, jadi cocok sama pigura yang bingkai polos dan tebal tadi."

Menyetujui saran Ria, Fia pun membeli setengah lusin pigura besar dan beberapa pigura kecil berwarna putih.

"Btw, katanya kasihan Gun kalau banyak poster. Kenapa sekarang malah jadi beli pigura segala?"

"Karena Umin udah punya kamar sendiri!" Fia menjawab dengan setengah histeris, lalu menutup mulutnya karena sadar sedang berada di tempat umum. Dia terkekeh saat melihat wajah bingung sahabatnya lalu memberikan penjelasan. "Kamar bayi aku modif, jadi Minseok-ui Bang."

"Hm, boleh juga," jawab Ria sambil menggut-manggut.

"Lagi sibuk, nggak? Temankan aku belanja aja gimana?"

Mereka pun membuat janji untuk bertemu di Singkawang Grand Mall karena Fia ingin mengunjungi toko aksesoris di sana.

"Eh, Gun udah lihat kamarnya?" tanya Ria saat mereka makan siang di Food Factory.

Fanwifing [TAMAT]Where stories live. Discover now