OSM 4 - Bertemu dengan Si Pembuat Onar?

101 6 2
                                    

Chani menatap lama helm biru di atas meja belajarnya. Helm yang dipinjamkan oleh anak bernama Zuho. Tanpa sadar, ia membawa helm itu pulang, alih-alih meninggalkannya di sekolah untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Namun, anak bernama Zuho itu jarang masuk sekolah, bukan? Tentu tak mudah mengembalikan helm itu. Lagipula, kata Dawon, Zuho adalah mantan anggota Fantasy. Jika ia terang-terangan memberikan helm itu di sekolah, tentu saja akan ada masalah nantinya.

Hmm. Chani mengelus dagu. Bagaimana cara mengembalikannya, ya?

Sebenarnya, Chani tak suka berhutang budi. Tapi suka atau tidak suka, tetap saja Zuho sudah membantunya agar tidak terlambat di hari pertama sekolah. Ia benar-benar ingin segera mengembalikan helm itu dan menganggap hutang budinya lunas.

Huhh .... Ia mengembuskan napas panjang. Chani juga masih bertanya-tanya kenapa Zuho membantunya. Mereka bahkan tidak saling mengenal.

Kenapa dia membantuku, ya?

***

Pagi itu, entah apa yang merasuki Zuho. Ia bangun lebih pagi dan siap dengan seragam sekolah setelah mandi. Zuho menuruni anak tangga rumahnya, tangannya dimasukkan ke dalam saku. Menuju meja makan, ia melihat pria paruh baya dengan rambut putih yang tak lain adalah Baek Jin Ho, ayahnya. Ia melirik ke arah wanita di samping Jin Ho Pandangannya bertemu dengan wanita yang selalu ia benci itu, yang sekarang menjadi ibu tirinya.

“Kau sudah bangun? Mau sarapan bersama?” tanya wanita itu, Baek Hae Ra.

Zuho tersenyum miring, Akting yang bagus, batinnya. Ia tak menjawab sepatah katapun, selera makannya tiba-tiba menghilang.

“Tak usah. Selera makanku tiba-tiba saja menghilang.” Tanpa memedulikan ayahnya, ia berbalik dan pergi. Jin Ho hanya melirik anaknya itu tanpa menghentikan suapan makanannya. Ia sudah terbiasa dengan sikap kurang ajar Zuho.

***

“Selamat pagi, Hyung!” teriak Zuho sambil membuka pintu kafe Youngbin. Youngbin yang sedang membungkuk mengambil sesuatu di bawah meja hampir saja terbentur karena terkejut dengan sapaan Zuho.

“Hei, Bocah Kurang Ajar! Sampai kapan kau berhenti membuatku jantungan?”

Zuho duduk di kursi bar, tepat di depan Youngbin yang berada di belakang meja. Ia menampilkan senyum hiperbola. Youngbin merasa ngeri dengan tatapan Zuho.

“Ada apa denganmu? Kau membuatku takut dengan ke sini pagi-pagi, bahkan kafe saja belum buka. Lalu, sekarang kau tersenyum seperti orang gila.”

“Hyung, sepertinya aku tertarik dengan seseorang.”

Youngbin terbatuk. “Apa? Kau melantur?”

“Aku bersungguh-sungguh.”

Sejak kenal dengan Zuho, Youngbin tak pernah mendengar bahwa Zuho naksir seseorang. Ia bahkan sempat mengira Zuho tak tertarik pada hubungan asmara. Sekarang? Zuho berkata bahwa ia tertarik pada seseorang?

Youngbin tertawa keras. “Sepertinya kau sedang demam. Pertama, kau bangun pagi. Kedua, kau bilang bahwa tertarik kepada ‘seseorang’,” Youngbin menekankan perkataannya di kata terakhir sambil membuat gestur dua jari yang digerak-gerakkan, “bukan motor, kan?” lanjutnya.

“Tidak, tidak. Ada seorang yang menarik. Kau tak akan pernah mengerti, Hyung.”

“Hei, kau meremehkanku. Begini-begini aku juga pernah naksir seseorang. Haish! Sudah! Cepat pergi sana, aku sibuk.” Youngbin pergi ke dapur.

Zuho tersenyum sekilas, lalu beranjak pergi, “Nanti aku ke sini lagi, Hyung.”
Zuho mencapai pintu ketika ada suara Youngbin berteriak dari dapur, “Awas kau berani ke sini lagi!!”

***

Pagi itu, Chani menunggu bus di halte sambil membaca komik yang ia bawa dari rumah, sedangkan mulutnya mengulum lolipop strawberry kesukaannya. Kali ini, ia tak akan terlambat lagi. Tanpa ia sadari bahwa ada motor terparkir tak jauh darinya, Zuho mengamati Chani dari atas motor.

Setelah sepuluh menit berlalu, bus yang ditunggu Chani datang. Cowok itu langsung saja naik dan duduk di dekat jendela. Di sisi lain, Zuho di belakang bus Chani dan mengikutinya. Ia bisa melihat Chani yang masih asyik membaca komik di atas bus. Tak sadar, Zuho tersenyum melihat Chani, ia berniat mengikuti Chani hingga ke sekolah. Apakah dia masuk sekolah juga agar bisa menyapa Chani? Zuho belum menentukan.

***

Lima belas menit kemudian, Chani sampai di gerbang sekolah. Ia melenggang masuk gerbang, suasana sekolah masih terlihat normal sampai ketika ia melewati lapangan basket. Ia melihat banyak siswa-siswa berkerumun. Mereka berteriak riuh. Ada apa?

“Choi Rowoon! Choi Rowoon!”

“Kak Jaeyoon! Kyaa!”

Akhirnya Chani tahu apa yang sedang menjadi pusat perhatian. Geng Fantasy selain Hwiyoung sedang bersiap pelajaran olahraga di lapangan basket.

Astaga, begitu saja jadi ramai.
Chani melanjutkan langkah, melipir karena kerumunan itu menutupi jalan. Tiba-tiba saja, beberapa orang dari kerumunan itu mundur dan menyenggolnya, membuatnya terhuyung.

“Eh ... eh!” Chani merasa ia akan terjatuh. Tapi sedetik kemudian ia merasakan seseorang menangkap tubuhnya. Ketika menoleh ke samping, ia bersitatap dengan seseorang. Jantungnya berdebar kencang.

Siapa?

Matanya kemudian menangkap papan nama di dada orang itu.

Baek Zuho?

***

Update tepat waktu, jangan lupa vote dan komen :)

Bonus :



O Sole Mio - Rochan SF9Where stories live. Discover now