Saat Pertama

7 0 0
                                    

Dalam perjalanan hidup manusia selalu ada saat pertama yang mengesankan.

Aku mengutip tulisan itu dari bagian belakang buku Eerste--buku antologi pertamaku bersama teman-teman di komunitas menulis online.
Kamu pasti juga punya saat pertama yang mengesankan kan? Pertama kali jatuh cinta, misalnya. Biasanya segala hal yang pertama kali kita lakukan pasti akan terasa sangat berkesan.

Bicara soal saat pertama, aku juga punya saat pertama yang sangat berkesan.
Terasa amat berkesan, karena untuk pertama kalinya tulisanku bisa dibukukan dalam bentuk antologi.

Mungkin bagi sebagian orang menulis itu sangat mudah, semudah menyedot boba dari pipet, tetapi buatku menulis tidak semudah itu.
Aku harus melawan kemalasan dan mood yang sering berantakan. Maka, bisa ikut berjuang hingga akhir dalam parade menulis 30 hari di salah satu kelas menulis menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku.

Senang sekali rasanya waktu itu, tulisanku bisa masuk dalam buku antologi dan berhasil melewati tantangan 30 hari menulis sekaligus.

Buatku yang masih pemula dalam dunia literasi itu adalah prestasi. Prestasi karena sudah berjuang melawan rasa malasku sendiri. Kamu tahu, semua orang bisa jadi penulis, kalau dia mau.

Aku yang enggan menulis, tapi punya cita-cita jadi penulis ini ditantang menulis di kelas itu, bukan selama sehari, tapi 30 hari. Berat! Sangat berat sekali rasanya waktu itu. Memang benar ya, musuh terbesar kita bukan orang lain, tapi diri sendiri, dan itu benar adanya.

Menulis tiga ratus kata per hari mungkin enggak berat buat yang sudah sering menulis, tapi buatku yang masih pemula waktu itu, hari ini juga sih, masih pemula, itu berat banget. Ditambah lagi, batas setor tulisan jam sembilan pagi, dan waktu itu sering ada beberapa kendala, kayak platformnya yang tiba-tiba eror, mungkin karena terlalu banyak yang upload tulisan bersamaan kali ya. Jadi, mau enggak mau aku harus lebih cepat setornya, takut kalau di detik-detik tutup setoran platformnya mengulah. Mulai menulis dari malam, kadang kalau lagi males parah, siap sholat shubuh baru dikerjain, benar-benar menguras pikiran rasanya, tapi entah kenapa aku suka sekali waktu itu.

Maka ketika tulisan pertamaku yang berjudul '2002 di Riau' di platform Kbm mendapat respon yang baik dari pembaca. Aku sangat bersyukur sekali waktu itu. Sayangnya, aku masih belum begitu puas dengan tulisan itu hingga harus menariknya dari platform dan menyimpan rapi di draft telephon. Doakan aku supaya mampu memperbaiki dan menyelesaikannya lagi ya.

Sampai saat ini aku masih terus belajar menulis, memungut ilmu dari media sosial maupun dari kelas menulis. Alhamdulillah sekarang banyak sekali teman-teman editor maupun penulis, yang mau membagikan ilmu menulisnya secara cuma-cuma di beranda media sosialnya, kelas-kelas menulis juga banyak sekarang, sehingga pemula sepertiku yang baru pertama kali masuk ke dunia literasi sangat terbantu. Oh iya, kelas menulis tempatku belajar juga lagi buka pendaftaran lho, kamu suka menulis kan? Ikutan daftar ya! Biar kita bisa belajar bareng.

Semoga apapun yang kamu lakuin bisa bermanfaat ya, buatmu dan buat orang lain. Jangan pernah malu memulai apapun, terus belajar, karena semua cerita yang berkesan itu ada saat pertamanya. Semangat selalu ya💞

#IndonesianWritersZone
#IWZ_Tugas
#BelajarBarengIWZ
#KelasBercerita

My Notesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن