::Dosa Pertama Dalam Kepenulisan Versiku::

3 1 0
                                    

Mungkin agak berlebihan mengatakan ini adalah dosa, ya, tapi kalau ini terus menerus dilakukan aku enggak bisa bayangin gimana jadinya.

Pertama kali menulis aku tuh enggak paham, Mak, apa bedanya huruf besar setelah tanda seru, apa bedanya huruf kapital diawal kalimat. Apa bedanya dimakan dengan di meja makan, kenapa di yang pertama harus gandengan dan yang kedua dipisah? Aku enggak paham, Mak.

Salah tanda baca, salah penulisan dialog tag, banyak banget salahnya. Sekarang alhamdulillah udah insaf, sih, gara-gara dibilang gini, "Kakak, tolong jangan mengulang kesalahan yang sama, ya. Masih banyak kesalahan lain yang perlu dicoba." sambil diakhiri emotikon ketawa ngakak. 😆

Aku waktu dapat koreksi begitu awalnya sempat kendor. Sempat teriak dalam hati, enggak perlu dicontohin, ya, Mak, gimana teriak dalam hati itu.

"Ya ampun! Perasaan aku udah perbaiki, kok masih salah aja, sih?" Aku ngomel-ngomel sendiri sambil membandingkan tulisanku dengan tulisan teman-teman satu kelas yang lebih baik dari punyaku. Baru habis itu sadar. Ya Allah! Memang masih banyak banget salahnya tulisanku.

Terus gimana cara memperbaikinya?

Aku banyak baca buku, Mak. Sambil memperhatikan penulisan tanda bacanya. Enggak mesti beli kok, Mak. Aku bacanya buku gratisan di Ipusnas, selain gratis juga bisa milih di sana.

Beberapa buku genre Teenlit kulibas habis untuk belajar. Seminimal mungkin satu jam sehari untuk baca, minimal banget itu, Mak. Lebih seringnya sampai lupa waktu kalau udah baca. Karena jadi penulis kita enggak bisa asal tulis aja, ya, Mak. Harus diimbangi dengan banyak baca.

Kalau punya keinginan jadi penulis terus masih salah ini itu wajar kok, Mak. Yang penting kita mau belajar, mau menerima kritikan dan mau memperbaiki.

Semangat selalu buat kita, ya, Mak♥️

#Indonesianwriterszone
#IWZ_Tugas
#BelajarbarengIWZ
#Kelasbercerita

My NotesWhere stories live. Discover now