In The Parking Lot This Morning

7 2 2
                                    

"Baik banget ya, Ca, mau balikan sama mantan!"

Aku yang baru aja sampai di parkiran sekolah spontan menoleh. Itu Andra. Dia lagi berdiri sambil berkacak pinggang, udah kayak preman kesiangan sarapan.

"Aku bisa jelasin semuanya, Dra," sahutku.

"Enggak perlu. Lo enggak perlu jelasin apa-apa!"

Lo? Andra manggil aku dengan sebutan lo? Fix, ini udah masuk zona merah. Lagian siapa, sih, yang cerita ke Andra kalau aku balikan sama mantan?

"Kamu salah paham, Dra." ujarku sambil memasang muka memelas. Berharap belas kasih dan ampunan dari seorang Andra Perdana.

"Lo enggak tuna rungu 'kan, Ca?"

"Maksudnya?" Aku mengernyit  bingung dengan pertanyaan Andra.

Andra berdeham dua kali lalu menatap tajam mataku. Astaga! Ini tatapan yang paling kubenci.

"Semua udah jelas! Lo enggak perlu jelasin apa-apa! Buang-buang energi!"

Oke, fix. Ini obrolan makin ribet banget rasanya. Sepuluh tahun bersahabat sama Andra, aku paham betul gimana caranya menghadapi Beruang kutub ini kalau lagi marah.

"Maaf, Dra! Habisnya gue kesepian. Pengin ada yang perhatian, ngajak makan, dan bayarin keranjang belanjaan." sahutku pelan.

Andra memegang kedua pundakku dan bilang, "Ca, harga diri lho lebih mahal dibanding perhatian dan ajakan makan Buaya sawan itu!"

Aku mematung menatap Andra. Ini bukan Andra yang kukenal. Aku bahkan lebih suka kalau dia ngomel-ngomel dan mengumpat. Ini  kayak bukan Andra!

"Gue memang bukan siapa-siapa lo, Ca. Tapi gue enggak rela kalau lo harus balikan sama Hendri sialan itu! Lo enggak lupa 'kan gimana rasanya diselingkuhin dia?" Tatapan Andra terasa begitu panas. Aku bahkan bisa merasakan dinginnya desiran angin yang menyapu dedaunan kering di bawah pohon dekat parkiran.

"Terus gue harus gimana, Dra? Lo tahu enggak, sih, gimana rasanya jadi jomlo? Berat, Dra! Gue enggak kuat,"

Bodoh! Andra pasti enggak tahu beratnya jadi jomlo. Dia yang udah pacaran sama Jesi sampai dua tahun enggak akan paham gimana rasanya.

"Jadi menurut lo dengan balikan dengan mantan bakal jadi ringan?"

Duh! Kok aku serasa jadi kayak di terpidana mati gini, sih? Dihakimi dengan membabi buta.

"Aku cuma pengin enggak sendiri aja, Dra!"

Andra tertawa keras banget sampai beberapa siswa yang lagi memarkir sepeda motor menatap heran ke arahnya.

"Kita pacaran! Gimana? Lo udah enggak sendirian lagi 'kan sekarang?" ujar Andra. Tangannya menggandeng tanganku meninggalkan parkiran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My NotesWhere stories live. Discover now