Tugas Drabble 4

461 74 1
                                    

Namjoon as Arga
Seokjin as Liam
Hoseok as Setyo
.

.

.

.

.

It's Her

Bel istirahat berdering nyaring dan disambut teriakan bahagia para murid yang kelaparan. Mereka berbondong-bondong menuju kekantin seperti hari biasanya. Begitupun dengan Petra yang berjalan sendirian sambil memperhatikan anak-anak lain sedang bermain bola di lapangan. Padahal hari sedang terik-teriknya; mereka tetap bermain tanpa kepanasan.

"Petra!"

Salah seorang teman sekelas memanggilnya sambil melambai memberitahu keberadaannya. Petra langsung mendekati meja yang berisi beberapa teman dekatnya : Arga, Liam, dan Setyo.
Biasanya ada Jordi juga, tapi anak itu hari ini sedang sibuk dengan kegiatan Pramukanya.

"Kemarin kau masuk ke rumah angker itu, ya?" Arga membuka percakapan saat Petra baru saja meletakkan bokong tipisnya pada kursi kayu.

"Tahu darimana?" Petra balik bertanya dengan kening berkerut bingung.

"Jordi cerita. Dia bilang kau aneh sekali kemarin, kau kan paling penakut di antara kita tapi malah masuk ke sana," Setyo menimpali sembari memakan keripik kentang lima ribuan.

Petra cuma bisa tersenyum kaku. Padahal ia berusaha melupakan tapi malah dibahas lagi oleh mereka.

"Tapi, kalian tahu tidak kalau ada cerita seram di balik rumah angker itu loh," ucap Liam dengan raut wajah serius.

Kini perhatian Petra, Arga, dan Setyo total tertuju pada Liam.

"Cerita apa?" tanya Setyo penasaran.

"Kudengar, dulu rumah itu milik salah satu pengusaha kaya dari Belanda. Lalu terjadi insiden di mana sang kepala keluarga menggila dan membunuh Istri juga kedua anak mereka. Tidak ada yang tahu motif sebenarnya apa. Kisah mereka masih menjadi misteri hingga sekarang," ungkap Liam.

"Serius?!"

Liam mengangguk,"Kakekku yang cerita. Katanya sang kepala keluarga lalu ditangkap dan dihukum mati. Semenjak kejadian itu, rumah mereka kosong tidak berpenghuni."

"Wah! Aku merinding! Sialan, kenapa bercerita seram-seram, sih?!" Arga berseru sebal tapi nyatanya ia juga penasaran.

"Kakekku bilang 'istrinya itu cantik sekali. Kakek selalu ingin melihatnya saking cantiknya!' begitu. Tidak pernah aku lihat kakek sesemangat itu," Liam jadi bersemangat tanpa sebab dan membuat yang lainnya menggeleng saja.

"Apa Istrinya memiliki rambut blonde, bola mata berwarna hijau lumut, juga memiliki tahi lalat di pipinya?" Petra berceletuk tiba-tiba.

Mereka bertiga saling melirik sebelum Liam membuka suaranya pelan.

"Begitu juga kata Kakekku. Darimana kau tahu?"

"Aku melihat fotonya tergantung disalah satu ruangan kamar,"jawab Petra dengan lugas. Meski harus ia akui, gambar sosok si wanita di dalam pigura tersebut membuatnya merinding setengah mati. Seolah gambarnya hidup dan balik memperhatikannya juga.

Hening.

Menyadari suasana yang aneh, Petra menatap mereka dengan bingung.

"Kenapa?"

Liam menggaruk pipinya canggung,"Masalahnya Petra, tidak ada pigura apapun di rumah itu. Saat aku bilang rumah itu 'kosong', maksudku benar-benar kosong. Tidak ada apapun di sana termasuk piguranya."

Sontak Petra langsung melotot syok, ia jadi berkeringat dingin seketika.

"Ya-yang benar?"

"Iya. Kakekku bilang beberapa minggu setelah kejadian, keluarga mereka datang dan mengambil semua perabotan dirumah itu tanpa menyisakan satupun."

Glek!

Petra menelan ludah kaku.

Jika benar begitu, lalu yang ia lihat itu apa?

End

Tag

PhoenixWriter_
lorddevil__
YooFreiZhuh
CandleMits
RaindeAlthera

The Haunted House ( Tugas Drabble PW)Where stories live. Discover now