Tugas Drabble 5

290 69 42
                                    

Neighbour

Petra baru saja selesai memakai seragam sekolahnya dan meraih ransel yang tergantung di kursi belajar. Namun, suara keran air mengalihkan atensinya. Ia menengok keluar jendela kamarnya dan melihat tetangga sebelah sedang menyiram rumput di halamannya.

Keningnya sempat berkerut bingung sebelum suara sang Bunda terdengar dari lantai bawah rumahnya.

"Petra! Sudah bangun belum? Jordi sudah datang, nih!"

"Iya, Bund!" jawab Petra lalu bergegas keluar kamarnya begitu saja. Saat menuruni tangga, ia mendapati Jordi sedang sibuk mengunyah roti panggang tanpa selai di ruang tamu.

"Kok, makan di sini?" tanya Petra.

"Bunda bilang di sini saja, di atas meja makan penuh dengan kue pesanan orang,"

"Ya sudah, ayo."

"Loh, kau tidak makan dulu?"

Petra menggeleng,"nanti sarapan di sekolah saja."

Jordi memicing curiga,"belum buat PR, kan?"

Cengiran khas Petra keluar dengan santainya,"semalam aku ketiduran."

"Ketiduran atau main game?" tebak Jordi yang tepat sasaran. Terlampau hafal dengan kelakuan anak itu.

"Umm, dua-duanya?"

Hanya decakkan Jordi yang terdengar, anak itu langsung melahap rotinya cepat dan meminum susu putih buatan Bunda Petra.

"Ayo," ucap Jordi.

Petra mengangguk,"Bunda! Petra sama Jordi ke sekolah dulu!" pamitnya dengan suara cukup keras, mengingat sang Bunda yang tengah berada di dapur masih sibuk membuat pesanan kue.

"Hati-hati!"

Setelahnya, Jordi dan Petra keluar rumah sembari menaiki sepeda masing-masing. Jarak rumah mereka dan sekolah tidak jauh, jadi menggunakan sepeda begini saja tidak masalah.

Ketika melewati tetangganya, Petra refleks menoleh. Ia mendapati seorang pria tua yang tersenyum ramah padanya sambil melambai sebelum masuk ke dalam rumahnya.

"Petra! Jangan melamun. Nanti kalau jatuh tidak akan aku tolong!" ketus Jordi saat ia mendapati Petra malah mengayuh sepedanya sambil menatap sebuah rumah.

"Iya..iya!" jawab Petra yang langsung menyusul Jordi cepat.
.

.

.

.

Pulang sekolah..

"Jangan lupa kerjakan PR-mu!" peringat Jordi sebelum ia kembali mengayuh sepedanya untuk pulang. Sementara Petra hanya mendengus saja. Ia baru akan memasuki halaman rumahnya tapi lagi-lagi atensinya teralih ke arah rumah tetangganya. Kali ini ia mendapati pria tua itu sedang menyapu halaman.

"Selamat sore, kakek!" sapa Petra sopan.

"Sore juga, nak."

Petra hendak masuk ke dalam tapi suara pria itu terdengar lagi,"sepertinya Bundamu sedang pergi."

"Oh, benarkah?"

"Ya, kalau kau tak keberatan, kau bisa bergabung menikmati cemilan ini sembari menunggu Bundamu pulang," tawar si kakek.

Karena tidak merasakan keanehan apa pun, Petra menyetujuinya dan memarkirkan sepeda di halaman, sebelum ia keluar dan berjalan menuju rumah sebelah.

"Kau suka teh atau cokelat dingin?" tanya kakek setelah Petra duduk di salah satu kursi di halaman.

"Cokelat dingin!" jawab Petra semangat.

Sang kakek terkekeh renyah lalu mengangguk,"tunggu sebentar, ya?"

Tak butuh waktu lama si kakek keluar membawa cokelat dingin untuk Petra. Mereka menghabiskan waktu sambil bercerita banyak hal. Bisa di bilang hanya si kakek yang bercerita tentang masa perang dulu sementara Petra mendengarkan dengan seksama.

Ketika hari mulai gelap, Petra memutuskan untuk pulang dan berpamitan sama si kakek.
.

.

.

Di rumah..

"Loh, darimana? Bunda kira kamu di kamar," tegur Bunda bingung saat melihat Petra yang baru kembali masih menggunakan seragam.

"Dari tetangga sebelah, Bund. Tadi keasyikan cerita sampai lupa waktu. Petra ke kamar dulu ,ya mandi dan ganti baju," ucap Petra riang dan akan menaiki tangga tapi suara Bunda menghentikan langkahnya.

"Tetangga sebelah? Keluarga Pak Reno kan sedang pulang kampung, sayang."

"Bukan, Bunda. Tetangga yang sebelahan dengan kamar Petra, loh. Kakek Sam, ya kalau tidak salah namanya," jelas Petra sambil menunjuk ke arah yang di maksud.

Raut wajah Bunda tampak bingung, tetapi tetap tersenyum. "Jangan ngomong sembarangan. Kakek Sam sudah meninggal 3 bulan lalu karena sakit. Makanya rumah sebelah mau di jual sama anaknya."

Petra langsung melotot horor,"Bu-bunda serius?!"

"Iya, waktu itu kan kita di undang di tahlilan 7 harinya. Tapi, kamu tidak ikut karena kerja kelompok sama Jordi." kata Bunda sambil menggeleng dan pergi menuju dapur, meninggalkan Petra yang masih terdiam seperti orang bodoh.

Loh, loh!

Lalu yang sedari tadi Petra ajak mengobrol itu, siapa?!

End

CandleMits
lorddevil__
PhoenixWriter_
RaindeAlthera
YooFreiZhuh

The Haunted House ( Tugas Drabble PW)Where stories live. Discover now