PROLOG

10.9K 741 22
                                    

*
*
Selamat membaca
*

*

Jangan lupa taburan bintang dan komennya, Bestie!!

***

NASI GORENG.

Makanan simple yang mudah dicerna oleh siapa pun, apalagi dikondisi jauh dari rumah dan di negara orang.

Seharusnya Abercio Bagaskara bisa menduga apa yang akan dibelikan sepupunya tersayang, ketika dia menjawab: "Udalah bawain gue makanan yang simple aja, yang pasti masuk perut."

Apa lagi yang bisa diharapkan?

Abe memandang jengkel si pelaku yang menghilangkan laparnya dalam sekejap. Alby Bagaskara.

Sembari menghancurkan bulatan nasi cokelat, Abe menggerutu, "Dari sekian banyak jenis makanan. Kenapa lo milih beli nasi goreng? Heran!"

Di seberang Abe, Alby tidak langsung menjawab. Cowok itu meneguk santai air putih lebih dulu, tanpa mengakhiri adu pandang mereka.

"Lo mau makan simple," sahut Alby, sembari memasang ekspresi menantang. "Lo nggak mau MCD. Nggak mau nasik lemak. Pokoknya nggak mau daging-dagingan, tapi juga nggak mau mi." Menggunakan ujung sendok yang sejajar wajahnya, Alby menuntun mata Abe turun ke piring. "Bukan daging-dagingan, bukan mi, nasi yang simple."

Abe melengos.

Ketika dia menaikkan lagi tatapannya ke Alby, cowok itu berdecak sebal. "Makan!" Balasan sudah ada di ujung lidah, tetapi Alby lebih dulu mencecar, "Gue bukan pengasuh lo, Ab. Lain kali kalau diajak cari makan, ikut!"

Alih-alih menurut, Abe menaruh sendok dan menggeser piring keluar dari pandangannya. Daripada memaksakan diri mengunyah makanan yang membangkitkan banyak kenangan indah tetapi menyiksa, lebih baik dia menahan lapar sebentar suka membeli roti di coffee shop rumah sakit.

"Habisin makanan lo," perintah Abe sembari mengotak-atik ponsel. "Alfa minta kita jemput sekarang," lanjutnya, sebelum Alby memulai protes atas keputusannya menolak makan seputar nasi goreng; Kenapa nggak dimakan? Ini enak. Coba dulu, jangan nilai dari cover aja. Kalimat-kalimat wajib setiap kali Abe bersikap seperti sekarang: menolak makan nasi goreng. "Mia lagi dijaga ibunya." Dia buru-buru melanjutkan omongan sebelum dehaman pelan Alby berubah jadi pernyataan yang menyebalkan, salah satunya: Oh, masih mempertahankan tekad nggak mau makan nasi goreng selain masakan Kian. "Alfa mau beli set diamond buat Mia, hadiah pernikahan besok. Sekalian ambil pesenan cincin pernikahan, dan dia butuh saran dipemilihan set."

Sejenak keadaan di ruang makan menjadi hening. Abe sibuk mengotak-atik ponsel, sedangkan Alby menghabiskan makanan—sesekali melirik penuh selidik—ujung-ujungnya melepaskan helaan panjang serta tajam yang menggambarkan rasa frustrasi. Satu sudut bibir Abe tertarik sedikit ke atas, entah mengejek wajah jengkel Alby, atau dirinya yang bahkan tidak sanggup menyentuh nasi goreng tanpa teringat Kiandra Atmadja.

Mengenaskan.

Tiba-tiba Alby mengetuk meja di depan Abe, menarik matanya menuju ke wajah Alby, lalu cowok itu berkata, "Lo bukan lagi berada di masa; pokoknya kalau bukan Kian yang masak nggak mau makan, terus sejam-dua jam tuh cewek muncul sambil bawa makanan yang lo mau." Alby menggeleng pelan, sedangkan kedua tangan Abe mengepal tanpa melepaskan ponsel lebih dulu. "Mungkin udah waktunya lo menerima kenyataan, bahwa dia pergi karena lo yang nyuruh."

*
*

Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca, semoga berkenan di hari kalian.

Untuk informasi naskah-naskah aku yang lain, kalian bisa follow :

Instagram : Flaradeviana (Pribadi)

Instagram : Coretanflara (Tempat kehaluan dan Someone to Love versi AU)

Love, Fla.

Someone To Love (ver revisi Possessive Pilot)Where stories live. Discover now