11. Sebuah Rasa

14.8K 1.8K 135
                                    

Familyship & brothership

.

17.00, Sang surya mulai tenggelam di ufuk barat. Cahaya merah jingga menerobos ke ruangan Alynx. Sedangkan sang empu masih fokus dengan berkas terakhirnya.

Brak

"TUAAAN!"

Teriakan itu menggema di ruangan Alynx, sang pemilik ruangan sontak terlonjak kaget karena dobrakan dan teriakan dari seseorang.

Cedric, si pelaku pendobrakan itu berlari terburu-buru ke arah Lynx dan memeluk tangan kiri sang Tuan, "Tuan, Tuan, Tuan, Tuan Alynx!" Ucapnya dengan menggoyangkan tangan Alynx dengan brutal.

Alynx menampilkan wajah datarnya, kok si Cedric sudah pulang aja sih? "Lepas Ced! Kenapa kau pulang?"

Cedric menggelengkan kepalanya, malahan wajahnya ia benamkan pada lengan kekar Alynx, "Tidak mau Tuan!"

Alynx mendecak kesal menatap Cedric yang seenaknya membenamkan wajahnya di lengannya, "Lepas dulu Cedric!"

Cedric mendongak menatap wajah sang Tuan, "Tuan," ucapnya lirih.

"Apa sih?!" Jawab Alynx ketus.

"Pokoknya saya tidak mau lagi dapat jatah libur!" Ucap Cedric dengan lugas.

Mata Alynx melotot ke arah Cedric yang masih duduk bersimpuh sambil memegangi tangannya, "Lah gimana sih? Orang-orang lain malah seneng kalau dapat jatah libur, lah dirimu."

"Tuan!"

Alynx mengehela napas kasar, "Hm? Bagaimana liburannya di sana?" Tanya Alynx basa-basi. Mungkin saja terjadi sesuatu saat Cedric berada di sana yang membuatnya pulang lebih awal. Ayolah jatah liburnya Cedric itu satu minggu, ini masih dapat satu hari setengah sudah pulang. Sayang sekali bukan?

Cedric menggerang frustasi, "Arghhh Tuan, jangan bahas!" Ucapnya lalu kembali membenamkan wajahnya di lengan Alynx.

Alynx kembali mendecak, "Cedric! Bicara ada apa atau ku lempar kau dari di sini!" Ucapnya dengan nada sarkas. Tinggal menjelaskan saja, apa susahnya coba?

Cedric mendongak, takut Tuannya bertambah marah, "Tuan, saya digodain waria di sana," ucap Cedric dengan lirih, namun masih bisa di dengar dengan jelas oleh Alynx.

Alynx berkedip beberapa kali lalu menutup mulutnya dengan punggung tangan kanannya guna menahan tawa, "Ha? Pftttー"

"Tuan! Jangan tertawa!" Rengek Cedric, harusnya Tuannya itu iba pada dirinya bukan malah ditertawakan.

"Yang bener aja Ced," ucap Alynx disela-sela tawanya.

"Bener Tuan!" Jawab Cedric mantap. Dia benar-benar digoda oleh waria ketika dirinya ingin mengunjungi sebuah kedai makan yang lumayan terkenal walau berada di gang kecil. Nah di situlah beberapa waria tengah berkumpul sambil bergosip ria. Saat lewat, dirinya malah dikerumuni oleh waria-waria itu. Bahkan ada yang menggeretnya menuju sebuah hotel yang tak jauh dari gang itu. Untung ia menggunakan jurus kepepetnya untuk kabur. Sungguh malang nasib tangan kanan Alynx ini.

Alynx menghentikan tawanya lalu menatap Cedric sambil menaik turunkan alisnya, "Gimana, cantik-cantik gak warianya?"

Cedric menatap Alynx kesal, "Ish, Tuan!"

ALTAIRWhere stories live. Discover now