13. Goyah

15.1K 2K 93
                                    

Familyship & brothership

.

Sabtu pagi ini Alynx tengah berada di balkon kamarnya dengan secangkir teh hitam di tangannya. Manik jelaganya itu melihat para pekerja yang berlalu lalang di halaman depan mansion, beberapa ada yang menyiram tanaman, menyapu, dan memberi makan ikan. Alynx kembali menyeruput tehnya.

'Jadi gini ya pagi hari dihari liburnya orang kaya.'

Sebenarnya tadi setelah mandi ia ingin memasak sesuatu, tapi ia urungkan karena ada Acrux yang tengah berbincang dengan Dene dan beberapa maid di dapur.

Terkadang Alynx iri dengan kedekatan Acrux dan Dene. Pasalnya kedua orang itu terlihat sangat dekat, bahkan Acrux tak segan untuk bersikap ramah dan berbicara halus jika bersama Dene. Alynx yakin, jika orang awam bertemu Acrux dan Dene yang memakai baju santai, mereka akan berpikir kalau keduanya itu adalah ayah dan anak. Karena memang sedekat itu keduanya.

Alynx menghela napas, setelah kejadian bunga mawar putih itu, Alynx yang asli tak pernah mampir ke mimpinya atau mengajaknya ke alam bawah sadar. Ia ingin kembali berkomunikasi pada Alynx yang asli, mungkin juga tentang ucapannya untuk memberi arti kehangatan pada keluarga ini.

Entahlah, ia merasa mustahil untuk mendekati Acrux dan triplets terutama Antares. Alynx yang asli memang bajingan, tapi kini jiwa penuh kasih sayang dari Altair hinggap di raga bajingan gila ini. Altair yang awalnya tak mengerti apapun digeret masuk ke dalam intrik keluarga yang kian memanas, mau tak mau ia harus menyelesaikan masalah yang bukan ia lakukan. Ia juga bingung, menyerah atau terus berjuang.

Tok
Tok
Tok

Lamunannya buyar saat mendengar ketukan pintu kamarnya. Ia berbalik badan dan mendekat ke arah sebuah tombol monitor.

"Siapa?" Tanya Alynx. Ini sudah menjadi kebiasannya bukan?

"Saya Cedric Tuan," sahut Cedric dari balik pintu.

Mendengar bahwa itu Cedric, Alynx langsung membukakan pintu.

"Kenapa?" Tanya Alynx yang berdiri di depan Cedric yang mengenakan pakaian lengkap dan rapi. Sepertinya ia nanti akan menyuruh Cedric memakai pakaian yang lebih santai saat hari sabtu dan minggu atau hari-hari libur lainnya.

"Sudah waktunya sarapan, Anda ingin sarapan di sini atau di ruang makan?"

Alunx diam, ia menimang sejenak, "Ruang makan saja," ucapnya. Bukan apa, ia hanya ingin mantau Aldebaran dan Auriga, padahal aslinya jauh dilubuk hatinya, ia masih saja mengharapkan Acrux dan triplets.

Cedric menatap Alynx dengan lekat. Alynx yang menyadari itu mengangkat satu alisnya, "Kenapa?"

Cedric tersentak, lalu menggeleng, "Tak apa Tuan," ucapnya, namun dalam hatinya beda lagi. Cedric tahu kalau Tuannya sedang tak baik-baik saja, bisa dilihat dari matanya yang sembab.

"Kau sudah sarapan Ced?" Tanya Alynx berjalan mendahului Cedric.

Cedric bergegas menyamakan langkahnya dengan sang Tuan, "Setelah mengantarkan Anda sarapan saya akan sarapan dengan para bodyguard," ucapnya melirik Alynx dari ekor matanya.

Alynx tersenyum tipis, "Baguslah kalau begitu."

"Tuan,"

"Hm?"

"Sungguh Anda tidak apa-apa? Perlu saya panggilkan Jex?" Tanya Cedric dengan nada khawatir.

Alybx menghela napas, kenapa Cedric selalu khawatir berlebihan pada dirinya, "Hah? Aku tak apa. Memang ada yang salah denganku?"

ALTAIRWhere stories live. Discover now