OO1.

33 0 0
                                    


Pernah gak sih, kepikiran makan makanan yang begitu enak sampai susah mendeskripsikannya?

Diawali dari makanan berat seperti daging, dengan saus jamur yang begitu nikmat, lalu kita lanjut dengan cemilan seperti kentang yang dibumbui dengan banyak nya rempah-rempah enak,

Setelah berat-berat memakan semuanya, datanglah makanan penutup.

Bukankah enak, menyantap Es Krim yang membuat kalian segar di musim panas? Atau bahkan kue yang hangat dan kenyal langsung meleleh saja di mulut kalian?

Membayangkannya saja bagaikan mimpi.

Kecuali...

"Naybelle! Bangun!" Celetuk itu membuatnya terbangun.

Itu beneran mimpi.

Kalau kondisi orang baru bangun itu kayak apa sih? Mata masih merem-melek, boro-boro bisa melihat dengan benar, penglihatan masih kabur, kemungkinan ngiler juga bisa. Kini Naybelle sedang memperjelas penglihatannya yang masih kabur, didepannya terdapat dosen paling killer di Kampus Kalagana, Pak Heri.

Dosen itu mendecak kasar, "Sebenernya kamu ngimpiin apaansih? Sampe-sampe ngiler gitu. Cuci muka sana!" Soraknya kencang, mengisi ruangan yang sepi itu.

Naybelle kini bisa melihat dengan jelas, dan sahabatnya, Zahra, hanya bisa tertawa didalam hati, karena dia tahu bahwa Naybelle sekarang malu-maluin, bukan sekarang aja, kemarin-kemarin juga suka ngimpi terus..

Badannya berdiri dari kursi, lalu keluar dari ruangan. Sontakan sepatu hak 3 centimeter nya cukup mencuri perhatian para mahasiswa/i lainnya, apa yang sebenarnya perempuan ini alami dikelas tadi? Pasti pikiran orang-orang begitu.

Perempuan itu telah sampai di kamar mandi, lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci muka tipis-tipis, riasannya lumayan mahal. Ia melihat refleksinya di kaca yang berpantulan, pantas saja dia sering dipermalukan seperti itu.

Wajah tidak simetris, rambut kurang sehat, bekas jerawat yang banyak di dahinya, tetapi Naybelle tetap mencoba untuk memperbaiki dirinya, namun kok susah ya?

Lima menit telah berlalu, akhirnya Naybelle keluar setelah memperbaiki wajahnya yang sedikit rusak tadi, hanya beberapa liptint dan cushion yang setia dia bawa dimana saja.

"Bisa-bisanya gue ketiduran lagi.. Apa karena Drakor itu ya? Tapi gue harus selesain dong, udah episode 16 masa iya gak Gue tonton." Gumamnya kepada diri sendiri.

Naybelle kembali ke kelas, tentu saja dengan keadaan dibisiki sana-sini, tetapi dia sudah terbiasa. Saat SMA pun dia juga digituin, banyaknya desas-desus atas kesalahan minor yang dilakukan oleh Naybelle.

Kalau dia sedikit lebih cantik, apakah takdirnya berubah?

Zahra yang menunggunya daritadi, hanya bisa menatapnya heran. Sahabatnya memang selalu seperti ini kalau di kampus. Tertidur, melamun, entah apa yang dipikirkan perempuan ini, tapi pasti dapat menghambat aktivitasnya.

"Lagian Lo tidur jam berapa sih kemaren? Masa iya ketiduran mulu. Jangan-jangan karena Drakor yang Lo bilang bagus itu ya?" Zahra mengatakannya seraya mengernyit kepada Naybelle.

Lawan bicaranya hanya bisa menghela nafas besar. "Yah.. begitu deh, Lo kan tau gue kayak gimana. Apa yang mau diharepin dari Gue juga." Seperti biasa, Naybelle sangat pesimis kepada dirinya sendiri.

"Duhh, jangan mikir kayak gitu terus ngapa! Manusia dilahirin ke dunia itu karena suatu alasan! Dan Lo pasti punya alasan yang belum Lo tau, paham?"

Andai saja itu mudah. Zahra begitu cantik, wajahnya simetris, rahangnya tirus dan mulus, kulit bagaikan pantat bayi, dan segalanya begitu sehat. Tentu saja Naybelle bisa pesimis seperti ini, Zahra lebih perfect kalau untuk perempuan itu.

NEW DESTINY.Where stories live. Discover now