OO3.

6 0 0
                                    

"Kalian itu kenapa sih. Bisa-bisanya jambak-jambakan kayak orang gila disekolah!" Ujar seorang pria tua yang sedang memarahi kedua gadis, terduduk di sofa, dengan beberapa cakaran di wajah dan di tangan.

Keduanya hanya terdiam saja, tidak berkutik apapun, mereka hanya terdiam. Sebenarnya apa yang terjadi?

Naybelle tidak tahu bahwa hal ini bisa terjadi di sebuah dunia fiksi yang ia ciptakan sendiri, dia baru saja berkelahi tipis bersama Freya perkara hal yang sepele saja, seperti contoh, cowok. Padahal dia mengira kalau hal seperti ini tidak akan terjadi dan akan selalu berjalan sesuai alurnya.

Helaan nafas adalah hal yang terakhir keluar dari Ayah, lalu meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Padahal Naybelle hanya ingin menyantap makanan lezat di sekolah, tetapi nyatanya memang ekspetasi itu terlalu manis untuk menjadi realita.

"Semuanya gara-gara Lo!" Ketus Freya, sembari menatap Naybelle dengan tatapan membenci.

Cessia hanya bisa terkekeh, "Lo juga ngapain samperin Gue? Gue kan lagi makan, ga ganggu Lo sama sekali." Ujarnya sesuai fakta. Sontak membuat Freya terdiam, karena dia tahu kalau Cessia itu benar.

"Gue pokoknya masih ga terima kalo Lo yang Uler ini ngambil Elven." Lalu pergi meninggalkan Cessia sendirian, syukurlah dia mau pergi, dia sangat malas berhadapan dengan seorang bayi. Dia sudah tidak tahu lagi, intinya bingung saja sih dengan apa yang akan terjadi selanjutnya,

Karena alurnya berantakan, kejadian ini jelas tidak terjadi di cerita yang dia buat. 

"Pusingg!!!" Ujar isi hatinya. Sembari mengacak-acakkan rambutnya, Freya meninggalkan Cessia sendirian karena dia sedang betingkah tidak jelas sekarang, Naybelle tidak menyangka bahwa alur cerita bisa berantalan seperti itu.

Ia pun beranjak dari sofa, dan berjalan menuju kamar tidurnya, langsung nemplok kepada tempat tidur yang begitu empuk. Apakah ini pertanda dia harus benar-benar menjalin hubungan yang dekat dengan Elven, padahal dia ingin bersikap cuek sampai saatnya dia akan datang sendiri.

"Rasanya mau mati aja!!" Soraknya kencang, sampai membuat pembantu heran atas kebisingannya.

Naybelle mengambil handphone yang ada di meja nakas sebelah kanannya, mengotak-atik bagaikan orang gila. Dia menatap layar handphone itu dengan bulatan mata yang terbuka lebar, apa pula ini?

Elven : Dateng ke rumah Gue jam 7. Malem. Ada yang mau dibahas soal Drama.

Pikirannya mau meledak, bocah ini benar-benar mengetes kesabarannya. Tadi, Freya, sekarang, ini!

Ia hanya menghela nafas besar, dan menjawab iya dengan formal, lalu membuang handphone itu sembarang diatas kasur, sekarang sudah jam 4, sebentar lagi bakal jam 7, apa yang sebenarnya ingin dia bahas? Episode membahas drama pun tidak ada.

Berarti, apakah cuplikan seperti ini terjadi karena mengalaminya dalam waktu yang berjalan secara langsung? Artinya, ending dari cerita ini belum tentu good ending dong?

"Nona.. makan sore sudah jadi, kebawah lah kalau ingin menyantap nya sekarang.." Ujar seorang pembantu dibalik pintu tersebut.

Naybelle atau Cessia hanya mengiakan saja, makanan mungkin akan membuat perasaannya membaik, perempuan itu beranjak dari kasur, lalu membuka pintu kamarnya, perlahan menuruni anak tangga agar tidak jatuh, lalu sampai di ruang makan.

"Nak, ayuk, makan bersama."—Bukan ini yang Naybelle inginkan!

Kini dia harus memakan bersama dengan sang Ayah, yang bahkan dia suka lupa namanya siapa, ah iya, Eduardo Del Grenette, nama yang begitu indah, karena blasteran orang perancis.

NEW DESTINY.Where stories live. Discover now