NEW DESTINY.

OO4.

"Apa?" Tanya seorang perempuan yang sedari tadi menyantap sarapan yang nikmat, croissant dan french toast yang didampingi oleh susu segar yang cukup dingin, dia pun meletakkan garpunya, dan menghela nafas, "Sekarang?" Lawan bicaranya hanya membalas dengan sebuah anggukan.

Jam menunjuk kepada angka 8 pagi, dia pun beranjak dari kursi dan mengambil tas selempang berwarna putih dengan detil keemasannya, sontakan sepatu haknya berbunyi dengan nyaring saat dia berjalan keluar, melihat seorang pengawal yang sigap membuka pintu mobil, "Terimakasih." Ucapnya sembari memasuki mobil kijang hitam.

"Ke perumahan Gelda Residence, Nona?" Cessia mengangguk pelan, lalu mengalihkan pandangannya kepada jalanan, seiring perjalanan dia tidak memikirkan hal yang berat, tetapi Naybelle ingin yang terbaik untuk Cessia, dia pun juga berusaha untuk mendapatkan good ending yang diharapkan.

Gedung yang tinggi berdiri di kota Jakarta, banyak sekali, dan sedikit membuat Naybelle berbinar, kalau tidak salah Gelda Residence adalah perumahan elit di kota, tetapi tidak sebanding dengan tempat tinggall Cessia, gadis ini sungguh kaya yang berlebihan.

Kakinya turun ke lantai saat pintu mobil dibuka, dia pun berdiri dari kursi yang empuk dan berjalan menuju gerbang kayu berwarna cokelat tua, dia melihat lagi kepada handphone nya, sudah pasti ini adalah alamat yang betul, dia pun menekan tombol bel dan menunggu seseorang membukanya.

"Iya?" Jawab seorang pembantu lewat speaker terletak di bawah nya tombol bel, "Saya ada jadwal dengan Tuan Elven. Cessia Del." Lalu pembantu itu tidak menjawab lagi, melainkan membuka gerbang tersebut, dan mengarahkan Naybelle menuju halaman rumahnya Elven.

Kalau dilihat dari interior nya, begitu mewah tetapi tidak terlalu mewah, furnitur yang modern, dan lantai yang rata-rata terbuat dari kayu kualitas atas dan marmer indah, Naybelle akhirnya sampai di halaman rumah, melihat bahwa ada banyak naskah dan segala properti yang sudah disiapkan untuk Drama ini, sudah pasti Elven yang membuat properti tersebut.

Drama yang mereka peragakan adalah drama 'Romeo and Juliet' tetapi di improvisasi, daripada Juliet dikekang parah oleh keluarga kerajaannya, mungkin akan lebih baik kalau ada antagonis atau karakter tambahan yang akan menghancurkan hubungan mereka, tetapi mencari cara agar dia menghilang dan berhenti menghancurkan hubungan mereka itu.

Mau berharap apa sama anak SMA? Ide memang suka mengalir, tetapi suka tidak jelas dan tidak masuk akal. Naybelle menduduki sebuah sofa lounge sambil menunggu Elven untuk datang, dan benar saja, penampilan lelaki itu diluar dunia ini, begitu tampan, dan tidak bosan kalau menatapinya terus. Elven tersenyum tipis, seraya menduduki kursi yang berhadapan dengannya.

"Lo yang buat?" Tanya Naybelle penasaran, dan dia hanya mengangguk kepala pelan.

Elven meletakkan setumpuk kertas diatas meja lounge nya, lalu mengernyit kepada propertinya, "Gue buat jauh hari." Naybelle menoleh saat perkataan 'jauh hari' keluar dari mulutnya, berarti dia betul-betul menyusunnya dengan baik dan sistematis.

Kedua anak SMA itu hanya berbincang saat anggota lain mulai datang satu persatu, ada yang alasannya harus membantu orang tua, ada yang alasannya macet, padahal perumahan orang elit cenderung memiliki kesulitan seperti 'macet.'

Semakin lama telah terkumpul semua anggota kelompok drama tersebut, Cessia tidak dekat dengan mereka semua, apalagi beda kelompok dengan Zellia, yang dia kenal kini hanya Elven saja, apakah Naybelle harus berkenalan dengan mereka juga?

"Oke. Karena semuanya udah disini, Gue mau membahas kembali tentang drama ini." Ujar Elven, sembari mengambil kertas yang bertumpuk tebal itu, sambil membuka halaman demi halaman.

Dia berdiri, dan menyuruh semua anggota drama untuk membaca isi dari kertas yang telah diberikan minggu lalu. Naybelle menurutinya, ini tidak hanya sebuah naskah drama, melainkan penjelasan mengenai alur dan sebagai macamnya, Elven tentu saja sangat mahir akan hal ini.