Tiga Belas

12.4K 319 8
                                    

Aku buat pendek-pendek aja ya biar bisa tiap hari update. Ngetik panjang capek juga ternyata, hehe.

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan komennya ;)




"Bapak tau tentang masalah silvi?" Kaila bertanya pada Budi.

Posisinya berada di atas dada telanjang pria itu. Dia sudah menggunakan midi dress yang selalu digunakannya saat di rumah. Tangannya mengelus dada pria itu.

"Iyaa. Kamu tidak perlu khawatir. Mika yang akan menyelesaikannya." Budi mengelus rambut Kaila.

"Kenapa bapak selalu mengandalkan bu Mika?" Kaila berbicara dengan nada manja.

Budi mencubit gemas hidung wanita itu. Dia juga menciumi wajah Kaila yang menurutnya semakin chubby.

"Mika itu bukan sekedar istri pendamping saya. Dia juga yang membantu branding saya. Jadi seluruh kegiatan saya sudah diatur olehnya. Begitupula dengan kabar negatif. Itu menjadi tugasnya untuk menyelesaikan masalah." Budi mencium pucuk kepala Kaila.

"Oh jadi bu Mika itu personal PR nya bapak ya?" Kaila mendongakkan kepala.

"Bisa dibilang seperti itu." Budi menerawang atap kamar Kaila.

"Pak, saya mau tanya hal sensitif tapi bapak jangan marah ya?" Kaila berbicara pelan.

Budi menganggukkan kepala. Kemudian Kaila bangun dari posisinya. Dia duduk berhadapan dengan Budi yang menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang. Pria itu tersenyum menenangkan.

"Eum, kalau saya minta status dari bapak. Apakah bapak bisa memberikannya?" Kaila menelan ludahnya kasar.

Budi terkejut dengan pertanyaan Kaila. Pasalnya mereka sudah saling setuju dengan hubungan gelap yang dijalani saat ini. Kenapa wanita itu tiba-tiba minta status.

"Saya mungkin bisa memberi kamu status meskipun hanya istri siri. Tetapi seperti yang kamu tau, kehidupan saya bukan milik saya pribadi Kaila. Selain Mika, mama dan papa saya masih memainkan perannya dengan apik untuk mengendalikan saya." Budi berusaha berkata manis.

Kaila menundukkan kepala. Dia ingin menangis mendengar jawaban pria itu. Meskipun sudah mengetahui sebelum bertanya, tetapi ketika jawaban itu terucap dari mulut Budi secara langsung terasa sangat menyakitkan.

"Sampai kapan bapak akan dikendalikan seperti itu? Sepertinya memang saya yang bodoh mengharapkan rasa cinta dari bapak meskipun hanya sedikit." Kaila meremas kedua tangannya.

Budi menggenggam tangan Kaila. Kemudian pria itu mencium punggung tangan wanitanya.

"Saya juga tidak suka terkekang seperti ini, Kaila. Tetapi rencana mereka sudah datang lebih awal daripada dirimu dalam hidup saya. Nanti coba saya bicarakan dengan Mika yaa. Seharusnya dia setuju karena dia juga yang menyarankan saya untuk bersama kamu." Budi membelai rambut Kaila.

Kaila terkejut. Dia tidak menyangka Mika akan membiarkan suaminya selingkuh seperti itu. Mungkin dia harus menyelidiki masa lalu wanita itu untuk mengetahui alasan sebenarnya.

Setelahnya Kaila turun dari ranjang. Wanita itu mandi dan bersiap untuk makan malam. Dia tidak akan memasak karena Budi akan mengajaknya keluar malam ini.

Mereka sudah siap dan berangkat menuju resto yang sudah disiapkan oleh Taksa. Resto itu bertema fine dinning. Disana Kaila benar-benar terlihat seperti simpanan om om ketika makan berdua dengan Budi.

Setelah makan, Kaila mengajak Budi untuk clubbing di salah satu club terbesar di Jakarta. Wanita itu tidak sering melakukannya. Biasanya dia akan datang saat kepalanya sangat pening.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now