YOU AND I (SEQUEL BESTFRIEND AND ENEMY)

21.9K 352 3
                                    

Sudah satu setengah tahun, Shabrina dan Victor berpacaran. Kedua remaja yang tadinya bersahabat itu, kini kuliah di Universitas Bratayudha. Shabrina mengambil jurusan Manajemen sedangkan Victor mengambil jurusan Komunikasi. Begitu juga dengan Arsyad dan Suchi. Arsyad mengambil jurusan yang sama dengan Victor, sementara Suchi mengambil jurusan Akuntansi dan Anna mengambil jurusan Psikologi. Keizo sendiri mengambil jurusan Hukum. Keenam remaja itu memutuskan untuk melanjutkan studi mereka di Universitas yang sama. Mereka berenam menjadi akrab. Kemana-mana selalu bersama. Banyak mahasiswa yang iri dengan kedekatan keenamnya. Dimana ada mereka berenam, sudah dipastikan suasana pasti akan ramai.

            Sekarang mereka berenam sudah duduk di semester tiga. Kegiatan demi kegiatan kampus selalu mereka ikuti, tapi hal itu tidak membuat nilai akademik mereka menurun.

            “Mau kemana, nanti?” tanya Keizo sambil mengaduk jus jeruknya. Saat ini, mereka berenam sedang duduk di kantin, mengisi waktu istirahat bersama-sama. “Kafe lagi?”

            “Nggak, ah,” tolak Anna langsung. Gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Keizo. “Bosan, tau.”

            Shabrina dan Victor saling pandang lalu terkekeh. Mereka berdua saling bergenggaman tangan, menikmati waktu kebersamaan mereka yang terasa sedikit berkurang akhir-akhir ini dikarenakan banyaknya tugas kuliah yang menumpuk. Juga persiapan menjelang ujian tengah semester.

            “Arsyad!” seru Suchi tiba-tiba, membuat Shabrina, Victor, Anna dan Keizo menoleh dan tersenyum lebar. “Berhenti mainin rambut gue kalau nggak mau gue jitak!”

            Arsyad terkekeh pelan dan menghentikan kegiatannya memainkan rambut Suchi. Sudah satu setengah tahun berpacaran tidak mengubah kebiasaan jelek mereka. Mereka berdua lebih sering saling meledek dan berdebat, daripada mesra-mesraannya. Membuat keduanya menjadi pasangan yang unik dimata keempat teman mereka.

            “Galak banget, Chi,” kata Victor meledek gadis itu. Suchi menoleh dan mengacungkan tinju kecilnya.

            “Berhenti ngeledek gue kalau nggak mau gue timpuk pakai batu!”

            Victor tertawa keras dan menggelengkan kepalanya. Melihat Suchi masih menatap Victor dengan jengkel, Shabrina langsung mencubit pinggang Victor. Victor yang mengerti arti cubitan Shabrina itu, langsung berhenti tertawa dan mengaduk jus tomatnya sambil berdeham.

            “Lagi kenapa, sih, Chi?” tanya Shabrina lembut. Suchi mencibir dan duduk bertopang dagu. Matanya menerawang jauh. Melihat itu, Arsyad yang tadinya masih memasang tampang konyolnya, kini berubah serius. Diusapnya lembut rambut Suchi.

            “Kenapa, sih, Chi?” tanya Arsyad. Persis seperti pertanyaan Shabrina beberapa saat yang lalu. Suchi melirik Arsyad sekilas dan menggelengkan kepalanya.

            “Nggak kenapa-napa,” jawab Suchi malas. Gadis itu menghembuskan napas berat dan menatap meja di depannya dengan tatapan tidak fokus.

            “Nggak. Pasti ada apa-apa, deh,” balas Arsyad cepat. Laki-laki itu kemudian mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan gadisnya itu. Kemudian, kedua tangan Arsyad menangkup wajah Suchi dan membawa wajah itu ke arahnya. Mata Arsyad mengunci kedua mata Suchi, membuat Suchi menghela napas panjang.

            “Bilang sama gue, ada apa?” tanya Arsyad pelan dan lembut. Ini yang selalu disukai Suchi dari Arsyad. Arsyad selalu perhatian padanya dan selalu tahu kalau dia sedang ada masalah, meskipun dia mengatakan bahwa dia tidak kenapa-napa.

            “Gue... gue....” Suchi membasahi bibirnya yang terasa kering. Gadis itu jadi bingung bagaimana caranya menjelaskan permasalahan yang sedang dihadapinya pada Arsyad dan keempat teman dekatnya.

YOU AND I (SEQUEL BESTFRIEND AND ENEMY)Where stories live. Discover now