Hari ketujuh

1.5K 71 0
                                    

Minggu,19 Januari 2014

  Dear Diary,

  Hari ini libur. Tetapi aku mulai bekerja part time job. Adik ku.. Ya.. Seperti biasa..menghilang. Tunggu,itu bukan seperti biasa nya. Yasudlah.

   Aku datang pagi-pagi pukul 8. Hari pertama harus cukup pagi bukan? Yah ini juga tidak begitu pagi. Tapi menurut ku ini pagi karena keterlambatan ku sewaktu ke sekolah dulu. Maksud ku kemarin. Ah sudahlah.

  Erisa sudah menunggu."Selamat pagi"kata nya sambil tersenyum. Lalu dia memberikan..kostum.

  Aku menganga. Kostum?. Lalu melihat Erisa yang tertawa."kostum? Erisa? Benarkah?"tanya ku bingung. Aku benar-benar bingung. Padahal ini hanya toko kue biasa.

  "Iya dong. Maukah kau memakai nya?"tanya Erisa cekikikan. Aku mengerutkan dahi ku. Kostum itu benar-benar konyol! Seperti kostum pelayan hitam putih dengan rok pendek. Juga bandana rajut putih yang..terlalu feminim.

  Hirika datang. Dia seperti nya sama terkejut nya dengan ku."kostum??"tapi seperti nya dia terlihat senang. Oke,aku mungkin bukan perempuan yang tomboy atau sebagainya. Tapi aku kurang menyukai kostum-kostum sepeti cosplay.

  Erisa memakai kostum nya. Dia terlihat rapih sekali."ayo pakai kostum mu,Sylvia."ajak Hirika. Dia pergi ke staff room.

  Aku mengikuti nya. Hal berikut nya aku sudah memakai kostum menyebalkan itu. Well,tidak menyebalkan. Hanya saja.. Bagaimana ya?

  "okay! The shop is open!"seru Erisa. Lalu beberapa orang masuk. Seperti nya toko ini seperti toko kue. Tapi staff nya hanya aku dan Hirika. Erisa manager nya.

  "Selamat datang!"

  Aku kaget mendengar Erisa berteriak. Dia melihat ku dengan isyarat agar aku mengikuti nya. Hirika terlihat sedang melayani pelanggan. Oke,aku sedang tidak melakukan apa-apa. Useless..

  tring tring

  Aku mendengar pintu terbuka. Lalu aku menengok."Se..selamat datang.."ujar ku. Lalu terperanjat saat melihat siapa yang datang. Dama!

  Dia tersenyum melihat ku dengan cosplay agak menyebalkan ini. Lalu duduk di salah satu meja. Erisa tersenyum."pacar mu ya?"

  Pipi ku memerah. Pacar? Hello..? Sahabat ku saja menonjok nya,bagaimana dia bisa menjadi pacar ku?. "Bukan Erisaa. Dia hanya teman."jawab ku agak kesal. Oke,mungkin saat ku bilang agak itu sebenarnya benar.

  Erisa tersenyum manis. Lalu dia kembali melayani pelanggan. Aku menghampiri Dama."Anda mau pesan apa?"tanya ku gugup.

  Dama tertawa. Aku menaikan alis."ada yang lucu?". Dama menggeleng geli. Lalu akhirnya aku selesai juga berbicara dengan Dama.

####

  Oke,sudah jam 6. Waktu kerja ku sudah selesai. Hahaha. Oke,itu tidak lucu. Tapi aku lega. Karena.. Hari pertama saat bekerja part time begitu melelahkan.

  Aku keluar. Hirika masih berada di staff room. Erisa memanggil ku. Lalu menyodorkan sebuah kantong kertas."ini.. Cake untuk adik mu dan Sylviaa!"seru nya senang. Aku berterima kasih. Lalu,berjalan keluar.

   Lalu saat di luar,terlihat Dama. Hei.. Apa yang dia lakukan? Dama menghampiri ku."Ayo pulang."ajak nya.

 

  APA? Oke,kau pasti tidak mengerti tentang pikiran ku sekarang. Tapi.. Itu seperti ajakan pulang seorang pacar! Apakah Dama menyukai ku? Ah konyol!

  Dia menggandeng tangan ku karena aku hanya diam dari tadi. Kau tanya mengapa aku diam? Aku juga tak tahu. Oke,tidak jelas? Baiklah.

  Lalu kami berdua berjalan."eh lewat sini! Ini jalan pintas. Rumah mu di Vuog kan?"dia menarik tangan ku. Gawat,ini taman.. Pikir ku saat memasuki sebuah taman dengan suasana mistis.

  Aku berjalan mendekati Dama. Dama menoleh. Lalu merangkul ku."Hihihi tidak ada apa-apa kok."tukas nya yang membuat aku malu berat."Apaan yang nggak ada apa-apa? Taman ini angker banget tau! Kamu aja yang sotak. Udah beberapa kali ada yang di bunuh tau di taman ini!"seru ku tak sengaja menceploskan pikiran ku. Aku menutup mulut.

  Dama yang semula nya kaget langsung tertawa. Ih gak jelas! Jangan tawa-tawa kek. Bikin orang kesal aja pikir ku. Oke,sejak kapan aku berpikiran seperti ini?

  Dama mengusap kepala ku. Aneh.. Aku merasakan kelembutan.. Perasaan yang enak sekali.. Aku menyukai nya. Maksud ku menyukai jika aku di usap kepala nya. Bukan suka sama Damaa! Jangan pikir yang aneh-aneh ya,dir.

  Oke,Dama dan aku sudah sampai di depan rumah ku."aku mau pulang ya."pamit nya. Lalu meraih kepala ku dan mencium kening ku. Dia tersenyum lalu pergi.

  Aku terbeku di depan rumah. Yang baru saja ku tahu tadi adalah Dama-cium-kening-aku. Aku hanya temaann! Lalu mengapa dia mencium-cium segalaaa?? Weird.

  Adik ku tampak melihat apa yang baru saja terjadi. Dia tersenyum-senyum seperti orang gila. Aku melenggang pergi. Lalu menghampaskan diri di kasur.

  Jantung ku berdebar-debar. Mungkin kah.. Aku suka dengan Dama? Hei hei hei,jangan bilang yang aneh-aneh. Tapi mungkin sajaa! Setiap memikirnya aku tersenyum seperti orang bodoh. Lalu bekas ciuman di kening ku masih ku ingat. Jika aku jujur pada nya,mungkin saja dia bisa membalas perasaan ku!

  Aku menatap surat Hirika yang belum ku berikan ke.. Rival. Ya sudah lah. Aku tidak begitu memikirkan Rival lagi sekarang.

  Di tempat,

Slyvia Susanna

Diary Of Imaginary GirlWhere stories live. Discover now