The Promise...Part 2

1K 56 1
                                    

Sambil duduk di atas katil sia, sia ingat semua...

Sia tidak tau apa yg buat mummy benci betul sama sia. Yang paling bikin sia sakit hati lagi Daddy sia tau mcmana mummy dan kakak sia Nadine treat sia tp Daddy mcm merelakan saja ni. Kecuali kalau mummy memukul sia sudah, especially masa sia masih kecil2 dulu, barulah daddy marah mummy, tp lepas tu durang begaduh laitu. Kalau durang begaduh daddy tidak pernah menang. Time durang begaduh, nanti dia terus keluar dari rumah. Sanalah mummy ambil kesempatan untuk abuse sia verbally. You know what they say about abuse kan, biarpun physical abuse nampak kesan di badan, di kulit, tp verbal abuse is by far the worst. Verbal abuse bg kesan di dalam, teda orang yg nampak apa lagi rasa, kecuali diri sendiri. Begitulah sia membesar. Bila sia meningkat remaja, sia mula rebel against mummy. Sia sengaja buat benda yg bikin dia marah. Sia tidak ikut jejak kaki mummy dan daddy sia, durang dua2 doctor, Nadine saja yang ikut. Sia pula dari dulu memang suka menulis, sbb masa sia membesar sia memang kurang kawan, jadi sia suka menulis. Itu lah cara sia mau express feelings sia, whatever it was that I'm feeling at that time. Masa sia pilih ambil degree in journalism and mass communication dulu pun habis2 sia kana maki oleh mummy. Daddy mcm biasa lah, jd mcm tunggul saja klu mummy marah atau maki sia. Anak kesayangan mummy, kakak Nadine, dia biasa lah, dia memang malaikat di mata mummy, tp hakikatnya dia lah the true meaning of pure evil. Dia selalu kasi batu api mummy bila mummy sedang marah sia. Semua benda pasal sia dia akan kasi sampai sama mummy. Mcm dia paling bahagia ni klu nampak mummy marah sia. Depan mummy, dia act mcm dia lah paling innocent biarpun hakikatnya satu sekolah termasuk sia tau gaya sebenar Nadine. Back then I didn't know what to call tu gaya dia, bila sudah besar barulah sia tau, she' a bitch, slut and above all she's a through and through one horrible person. Sia pernah melawan dan kestau mummy gaya Nadine end up saya yang kena tampar oleh mummy. Dari sana sia malas sudah mo peduli hal Nadine. Tp hati sia masih sakit dan I'm honestly confused as to why our mummy treated us both so differently.

Steven... Ya dia boyfriend sia but I never really liked him. I have nothing wonderful to say about him either. Sia tercouple sama dia pun sbb arrangement mummy. Masa tu sia masih naïve dan masih tidak putus asa mau ambil hati mummy. Tp bila sia sudah start kerja sia jadi malas sudah mau teruskan hubungan sia sama Steven. Steven ni kerja satu hospital tempat daddy dan mummy and as a doctor sia faham klu dia jarang ada masa juga mau layan sia, not that I'm complaining juga. Bila kami bejumpa atau betelefon, he was never concern about me juga, to him, this universe revolves around him, his perfect life and perfect work. Never once yang dia genuinely interested mau tau pasal sia. So I know it just won't work out juga between us. Mummy memang terang-terang cakap yang dia mau Steven jadi menantu dia, tp kenapa mesti kena kasi pasang sama sia? Kenapa bukan Nadine?!

Sia tidak sedar yang Kate dan TJ masuk dalam bilik sia. Durang pg duduk di katil sia, di kiri dan kanan sia.

"Enten, mummy ko kaitu? Apa lagi dia cakap ni kali sampai you look miserable betul mcm ni?" – Kate sambil dia pg lap tu air mata di pipi sia.

Sia diam. Air mata sia saja makin laju. Sia buka reading glass sia dan lap2 tu mata sama pipi sia. Durang dua tau betul sudah tu klu nampak sia begini.

"Enten, sia tidak taulah apa dalam otak mummy ko tu tau, nama saja dia doctor tp dia yg sebenarnya paling perlu rawatan! Mau rawat tu otak sama hati dia, barulah. Dari ko kecil sampai ko sudah besar begini bah, sudah kerja, ada rumah sendiri, masih lg dia dera mental ko! Benci sia mummy ko enten, biarlah ko marah sia cakap begini sia tdk peduli sudah!" – TJ

Sia angkat muka sia tingu tu bestfriend sia dua urang. Sia peluk durang, durang pun peluk sia kuat. Durang biar sia menangis. Durang pun ikut menangis.

Bila sia rasa tiada lagi air mata yg mau keluar sia angkat muka sia.

"Entens, sorry kalau sia kasi rusak plan kita ni malam aaa. Tapi kamu tidak marah bah kan klu sia mau sendiri dulu ni malam? Sia penat dan I want to be alone. Jangan risau, I won't do stupid things, klu sia ni jenis pendek akal lama sudah sia buat yg bukan2. So don't worry. I just want to be alone, sia mau rehat dan mau tidur, sia call kamurang bisuk. Bulih?"- Riley

The Promise...by GwenWhere stories live. Discover now