BAB 2

27 2 0
                                    

Part ini ditulis oleh @Chocochino_

Di minggu pagi, Rania sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Karena minggu ini adalah siftnya.

Langit nampak sendu dan udara pagi pun terasa dingin. Matahari yang tertutup awan membuat suasana terasa asing bagi Rania. Percayalah, meskipun Rania mendapatkan pekerjaan tetap, bertahan hidup seorang diri bukanlah hal yang mudah.

Rania ingin seperti orang lain yang bisa mencium tangan kedua orang tuanya dan meminta doa sebelum berangkat bekerja. Tapi, itu semua hanyalah sebuah angan yang tidak akan bisa lagi Rania wujudkan. Karena kedua orangtuanya sudah bahagia di alam yang berbeda.

Dengan cekatan, Rania mengikat rambut panjangnya dan memberikan polesan akhir di kedua pipi lalu merapikan alis dan bulu mata lentiknya.

Rania menatap ke luar jendela. Cuaca di luar sangat gelap dan sepertinya akan turun hujan. Rania mengambil ponsel dan akan memesan ojek online sebelum hujan turun.

Suara pintu yang diketuk menghentikan Rania. Dengan membawa ponsel di tangannya, Rania berjalan ke arah pintu.

"Hai ...." sapa Ando dengan senyum lebar.

Rania mengerutkan kening karena kedatangan  Ando yang tiba-tiba. Biasanya, Ando akan mengabari Rania terlebih dahulu kalau ingin mampir ke rumah.

"Ando? Kamu kok ada di sini?"

"Mau sarapan."

Rania mengerutkan kening dengan ekspresi polos.

"Sarapan?"

Ando mengangguk ringan. Rania melihat napas sahabatnya itu yang terengah dan dahi yang basah karena keringat. Rania baru ingat kalau Ando selalu mampir ke rumahnya setelah joging.

"Tapi, aku nggak masak, An. Hari ini aku ada sift."

"Iya, tau. Kamu temenin aku sarapan di luar, sekalian nanti kamu aku yang anter, yuk!" Ando meraih tangan Rania.

"Eh, nggak usah. Aku udah pesan ojek online, kok." Rania menunjukkan layar ponsel yang menampilkan aplikasi pemesanan ojek online.

Ando mendengus geli sambil menyentuh layar ponsel Rania.

"Belum jadi pesen, 'kan?"

"Hah?" Rania melihat layar ponselnya dan ternyata memang benar kalau dia belum mengklik menu order.

"Udah, kamu berangkat sama aku. Lagian naik ojek bayar. Kalau sama aku gratis dapet menu sarapan lagi."

"Tapi Ando ... Aku ...."

"Iya, kamu buru-buru, 'kan? Ya udah makanya cepet. Aku udah laper habis joging kamunya keburu telat juga nanti." Ando menarik Rania sampai gadis itu keluar dari pintu.

"Eh, Bentar. Tas aku masih di dalem."

"Oke. Silakan, Tuan Putri." Ando melepaskan tangan Rania dan mempersilakan Rania masuk ke dalam rumah.

Tidak sampi lima menit, Rania sudah keluar dengan membawa tasnya. Rania mengunci pintu dan menuruti Ando untuk menemani cowok itu sarapan.

****

"Elang, kamu mau langsung berangakat?" tanya Mamanya Elang sambil menuangkan jus jeruk untuk Putra semata wayangnya.

"Iya, Ma. Ada tugas yang belum Elang selesaiin kemarin." Elang melahap nasi goreng kesukaannya.

"Jangan terlalu di paksakan. Kalau memang pekerjaan itu terlalu berat buat kamu. Kamu bisa cari pekerjaan lain, 'kan?" tutur sang Mama yang khawatir karena akhir-akhir ini Elang selalu pulang larut dan berangkat pagi.

RANIAWhere stories live. Discover now