[3] Late Luxurious Lunch

194 45 11
                                    

Setelah pembicaraan tentang kontrak, aku jadi larut dalam pembicaraan dengan Mas Willy dan Pak Nathan, sampai akhirnya mereka pamit untuk makan siang. Tadinya, aku sempat diajak untuk makan bareng. Sayang, aku telanjur ada janji makan siang keluarga.

Berbarengan dengan Pak Salim, supir pribadiku, selesai salat Jumat dan makan siang, aku sudah siap di lobi CG Group dan mobil Alphard hitamku segera meluncur ke Gaia Dining. Sebenarnya, kantor CG Group ini sama-sama di bilangan Sudirman, tak seberapa jauh dari kawasan SCBD, tempat restoran elit langganan keluargaku itu berada. Janji jam setengah dua, jam itu pula aku baru keluar dari kawasan CG Tower.

Vita ikut mohon diri untuk makan siang sendiri dengan teman-temannya di fX, masih kawasan Sudirman. Aku memang memberinya kebebasan lebih saat aku perlu menghabiskan waktu dengan keluargaku. Terkadang, aku tak ingin membagi kedekatanku dengan keluaga intiku ini dengan orang luar. Private family time is one of my most precious time.

Untunglah, karena lokasi tujuanku dekat, keterlambatanku tidak seberapa bikin keluargaku menunggu. Kutebak, Thea pasti sudah ada di sana, berhubung kantornya jauh di daerah Simatupang sana. Pasti Mama mengutus Pak Dadang, supir keluarga untuk menjemput Thea. Kalau tidak, bisa-bisa Thea cari alasan buat kabur.

Masuk ke Gaia, salah satu restoran fine dining terbaik Ibukota, para karyawan di sana mengangguk hormat kepadaku. Beberapa kali aku memakai jasa Gaia juga untuk beberapa pertemuan sosialita. Restoran yang memakai jasa konsultan koki berbintang Michelin tentunya selalu jadi buah bibir. Enggak heran, Gaia selalu dapat nilai baik dari kritikus. Untuk makan di sini pun perlu reservasi jauh hari. Yah, kecuali kalau kamu punya akses istimewa seperti keluarga Adinata Atmadja.

"Mbak Odit, Bapak, Ibu, sama Mbak Thea sudah ada di ruang VIP," sambut Mas Pras, manajer yang bertugas siang ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mbak Odit, Bapak, Ibu, sama Mbak Thea sudah ada di ruang VIP," sambut Mas Pras, manajer yang bertugas siang ini.

Ia mengantarku sambil sedikit berbincang mengenai menu-menu baru Gaia. Aku berpesan untuk mengirimkan informasinya ke e-mail saja. Toh, ia sudah punya kontakku. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan keluargaku. Acara makan siang bersama ini selalu kunanti. Walaupun kami tinggal satu kota, aku selalu kangen sama Mami dan Papi.

Kuinjakkan kaki di ruang VIP dengan langkah dan senyum percaya diri. I still look stunning in this floral dress and my favorite nude pumps, for sure.

"Halo, Semua. Maaf, aku tadi ada meeting dulu sama klien. Keasyikan ngobrol hehehe," ujarku, lalu mencium pipi Papi dan Mami.

Thea, kakak kembarku itu anti cipika cipiki. Biasanya ia hanya melambaikan tangan dengan senyum ala kadarnya. Kali ini, senyum itu malah tak ada sama sekali.

"Keasyikan basa basi sampai basi beneran, ya?" celetuk Thea, mengangkat sebelah alisnya.

Dengan canggung, aku menatap Thea. Waduh, macan betina lagi bangun!
Begitu aku duduk, langsung saja Mami menyambar pembicaraan. Suasana jadi berubah lagi.

Beauty, Brain & Bond "Domestic Goddess"Where stories live. Discover now