23 - Kedatangan PPI

39.2K 7.6K 38K
                                    

Siapa yang nungguin?? Absen sesuai kelas kalian yukk!🦋

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan spam comment tiap paragraf, kan??💛

CHAPTER INI PANJANGGG! DIRAMEIN YAA SAYANGNYA BOO, jangan jadi siders, biar Boo semangat update😘

---

Mendapat sesuatu yang tak terduga, bahkan sangat diidam-idamkan orang lain, tanpa berusaha memang menakjubkan. Bahkan terasa tidak adil. Tapi, justru disitulah beban dan tanggung jawab yang harus dipikul, mengejar dan berusaha selaras di dunia yang tidak kita kuasai bukanlah hal yang menyenangkan - Hipotesis

---

KEBINGUNGAN menguasai Syaila kala upacara hari ini terasa jauh lebih formal dan kompleks dari biasanya. Terlebih seluruh anggota Paskibra sudah diwanti-wanti, baik yang bertugas atau tidak, wajib berpenampilan rapi dan enak dipandang mata.

"Mau ada apa ya, Zor?" Izora menatap Syaila aneh, "Lo yang anak Paskib, harusnya gue yang nanya sama lo. Masa lo nanya sama anak Voli?"

"Ya udah chill dong," balas Syaila gemas.

"Siapa tuh, Sya?" tanya Inarah begitu melihat segerombolan laki-laki dan perempuan-yang sebagian memakai topi berlambangkan KORPS Paskibraka dan sebagian yang lain memakai seragam bertuliskan Purna Paskibraka Indonesia-berjalan menuju podium di tengah lapangan.

"Ada yang ganteng," ujar Izora sambil mengamati satu per satu membuat Syaila ikut memperhatikan. Memang gerombolan itu banyak yang masih muda, paling hanya berbeda 2-5 tahun, tapi ada juga yang sudah tua.

Izora bertepuk tangan kecil, "YES, ambil jam pelajaran!" Dibandingkan dengan Izora dan Inarah yang senang karena jam pelajaran akan terpotong, jantung Syaila justru berdebar lebih cepat. Ia merasa akan terjadi sesuatu, entah apa itu.

"Tarzan dan temen-temennya tuh, Sya." Inarah memberikan isyarat mata, "Eh tapi kalo Kak Naka ibarat Tarzan, temen-temen Kak Naka hewan dong? Kan temennya Tarzan hewan jir!" imbuh gadis itu.

"Rah, lo ngomong kenceng banget. Kalo ada yang denger gimana?!" Syaila melebarkan matanya sambil menarik seragam Inarah. Namun ternyata salah sasaran, Syaila malah menarik rambut gadis itu membuat Inarah memekik, "Rambut gue, Syaila! Gue bikin paripurna dari jam 12 malem, lo malah ngancurin gitu aja?!"

"Lebay amat," rutuk Izora yang dihadiahi acungan jempol Syaila. "Udah, ayo suaranya dikecilin," peringat Lanie yang membuat mereka bertiga tersenyum malu.

Kembali menghadap ke depan, Syaila mendapati Pasukan Elite Paskibra SMA Pedjoeang yang menghampiri orang-orang asing itu sambil berjabat tangan. Tentunya diawali oleh Naka yang memimpin jalan di depan.

"Ada perwakilan dari pemerintah juga tau. Pada ngomongin apa, sih?" tanya Izora berusaha dengan suara pelan. Penasaran melihat Naka dan yang lainnya sedang berbincang sebentar, tapi tak terdengar membicarakan apa.

"Nanya gue? Kalo lo gak kedengeran, berarti gue juga. Kan posisi kita sama," kata Syaila.

"Tapi sabar ya, later if we are already in a relationship, my boyfriend will usually tell me everything," tambah Syaila dengan senyum pongah. "Kejauhan, gue nanyanya sekarang!" gerutu Izora.

"Kejauhan apa, sih? Seolah-olah gue gak bisa in a relationship sama Kak Naka dalam waktu dekat ini?!" bisik Syaila pelan, tak terima.

"Baik, perhatian seluruhnya, perkenalkan kami dari pihak PPI, yaitu Purna Paskibraka Indonesia. Senang sekali bisa berkunjung ke SMA Pedjoeang, sekolah yang sangat unggul dalam Kepaskibraan. Terlebih Nayaka adalah salah satu Purna Paskibraka Nasional 2021 yang kini menjabat sebagai Ketua Ekskul Paskibra." Salah seorang Bapak berseragam PPI mengambil alih, berbicara sambil menepuk bahu Naka yang berdiri di sebelahnya.

HIPOTESISWhere stories live. Discover now