09. Air Show

29.7K 4K 4.3K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Aku publish lagi dengan harapan kalian berbenah untuk rajin vote dan komen saat membaca cerita ini. Tolong hargai penulis yang sudah memberikan bacaan gratis, apalagi vote dan komen juga gratis.

Kalau sampai setelah ini kalian masih tetap pelit vote dan komen, jangan heran kalau part ini atau bahkan part yang lain hilang tiba-tiba seperti tadi.

Aku tulis pesan ini bukan cuma untuk dibaca, tapi dilakukan juga.
.
.
.

"Kini, usai sudah segala penantian panjangku. Setelah temukan dirimu duhai kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku. Karena kaulah cinta terakhirku."

🎶Cinta Terakhir—Ari Lasso🎶

🎶Cinta Terakhir—Ari Lasso🎶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cieee... nggak bisa tidur ya, ngebayangin mau nonton Ghazi muter-muter di langit," goda Farzan saat melihat Zana keluar dari kamarnya.

Tanpa banyak basa-basi, Zana langsung mengepalkan tangannya dan meninju pelan pipi Farzan yang agak mengembang seperti adonan kue. "Kak, aku saranin diet, pipimu udah kayak bakpao, Kak Aliza nggak suka cowok gendut," Zana terkekeh.

Seketika Farzan langsung menyentuh kedua pipinya lalu menoel-noelnya. "Enak aja, walaupun gendut, aku tetap ganteng, ya."

"Omo... omo... hwak si rae?" (Ya ampun... kamu yakin?)

"Na, kecoak!"

"HA? MANA KECOAK?!" Zana yang sangat takut pada kecoak seketika melompat sambil berteriak.

"Tapi bohong..." Farzan tak kuasa menahan tawa, merasa puas berhasil menjahili Zana. Siapa suruh berbicara menggunakan bahasa Korea yang ia tak paham artinya, jadi ia balas dengan tingkah usilnya.

Seketika Zana manyun, tangannya mengepal. "Astaghfirullah... awas ya kam—"

"Farzan... Zana... ayo cepetan shalat shubuh!"

"Siap, Ayah!" Farzan yang mendapat kesempatan untuk kabur langsung saja melancarkan aksinya.

"Aigooo... awas kamu Marjan!" kesal Zana.

Ya, ini sudah keesokan paginya. Setelah kemarin sore pulang dari rumah Komandan Yuda, Ayah Athar mengajak keluarganya menginap di hotel tak jauh dari pangkalan agar besok bisa sampai lebih cepat untuk melihat air show di pangkalan.

✈️✈️✈️✈️

"Ekhm, lagi baca pesan siapa, kok senyum-senyum?" tanya Bian sambil menepuk pundak Ghazi dan duduk di sampingnya.

"Ibu," jawab Ghazi singkat, padat, dan jelas sambil memperlihatkan layar ponselnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lentera HatiWhere stories live. Discover now