[16] Cemburu

388K 38.2K 1.1K
                                    

Hari ini acara fashion show baju-baju design Bella. Selama dua bulan dia menyiapkan acara ini. Ya walaupun ini hanya tugas mata kuliah, Bella tetap serius. Dia mengerahkan seluruh tenaga untuk mengerjakan proyek ini.

"Oh My Baby Bella," Febby memeluk Bella dengan sayang, "Gue bangga banget sama lo."

"Tapi acaranya belum mulai. Nanti dulu bangganya."

Febby melepas pelukannya, "Udah sampe sini aja luar biasa. Liat tuh banyak yang datang. Mereka nungguin karya-karya lo."

"Itu juga karena lo yang promosiin."

"Jangan merendah gitu dong. Ini usaha lo. Tapi btw orang-orang penting banyak yang datang loh."

"Orang penting?"

"Maksudnya kayak anak-anak BEM, anak-anak Himpunan, anak organisasi hits-hits gitu. Dan tau apa yang lebih wow. Rey buat story kalau dia bakal ke sini. OMG. Rey loh Bel. Dia kan sibuk banget. Duh..."

Bella senyum. Ah sekarang dia tau, mungkin orang-orang ke sini mau ketemu Rey. Ternyata ditengah kesibukannya Rey masih membantunya. Ah tiba-tiba Bella jadi kangen.

Belakangan ini dia dan Rey sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Semua orang menikmati fashion show, dilihat dari raut wajahnya mereka terlihat kagum. Mereka yang awalnya datang karena iseng atau hanya karena Rey, sama sekali tak menyesal sudah datang. Rancangan Bella benar-benar membuat mereka kagum.

Tepuk tangan bergemuruh saat MC meminta Bella untuk naik ke catwalk. Dia menerima punya bunga dari Febby lalu mengambil mic dari MC.

"Wow gue gak tau di kampus kita ada cewek secantik dia."

"Anjir bening benget."

"Ini namanya berlian tersembunyi."

"Yaallah senyumannya mengalihkan dunia ku."

Begitulah bisik-bisik cowok-cowok. Bukan hanya cowok, cewek-cewek  pun kagum dengan kecantikan Bella. Ya karena selama ini jika ke kampus Bella tampil ala kadarnya, sekarang dia berdandan dan memakai gaun bagus jadi terlihat cantik. Atau pada dasarnya Bella memang cantik.

"Selamat siang," Bella tersenyum kaku. Demi apapun dia sangat gugup.
Tangannya bahkan gemetaran memegang mic.

Tarik napas. Keluarkan. Tarik napas. Keluarkan.

Bella berdeham. Dia mengedarkan pandangan menatap pengujung satu persatu, hingga tatapannya jatuh pada Rey yang sedang tersenyum padanya. Ahh tampannya dia hari ini.

"Bella kok diem aja sih."

Bella mengerjab mendengar ucapan Febby.

"Saya Isabella Putri Ayunda. Saya ingin mengucapkan terima kasih kalian sudah mau meluangkan waktu untuk menghadiri fashion show saya. Acara ini tidak akan berjalan semeriah ini tanpa kehadiran kalian. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih."

Bella menyerahkan mic kepada MC, lalu dia ke belakang. Acara selanjutnya adalah pameran baju yang ada di ruang sebelah. Di sana pengunjung bisa membeli baju-baju yang didesign Bella.

Bella ingin ke ruang itu, namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya menuju ke ruang kecil seukuran lemari. Bella hampir berteriak sebelum cowok itu berucap...

"I am your husband."

"Rey?"

"Kok tanya. Emang kamu punya suami lain selain aku?"

Bella tersenyum, dia melingkarkan tangan di leher suaminya itu. Di sini gelap, Bella tidak bisa melihat wajah Rey, tapi dia yakin pemuda itu memang suaminya. Bella tau itu.

Aroma tubuhnya, suara lembutnya namun tegas dan seksi dalam waktu bersamaan, dan juga sentuhan hangat khas Rey.

"Gimana tadi design-design aku?" tanya Bella membuka obrolan.

"Cantik tapi gak ada yang secantik kamu."

"Ya masa aku disamain sama baju sih. Aku kan manusia, kalau baju kan benda mati."

Rey terkekeh, dia yakin sekarang Bella sedang mengerucutkan bibirnya lucu. Rey mencuri satu kecupan di pipi Bella.

"Makasih udah dateng padahal kamu sibuk," tangan Bella meremas belakang rambut Rey membuat pemuda itu menutup mata, merasakan sentuhan manis itu.

"Sesibuk apapun urusan ku, kamu akan selalu jadi prioritas ku sayang."

"Kamu juga," sahut Bella.

Rey menarik Bella mendekat hingga tubuh Bella benar-benar menempel padanya, "Aku juga apa?"

Demi Tuhan, Bella benar-benar gugup, lebih gugup daripada dipanggung tadi. Padahal dia setiap hari ketemu Rey, tapi tetap saja kalau lagi berduaan.

"Kamu akan jadi prioritas ku," lirih Bella.

"Terus..."

"Kamu akan selalu jadi nomor satu."

"Terus..."

"Kamu akan selalu jadi laki-laki terhebat ku setelah papa."

"Terus..."

"Terus mulu ih."

"Kiss me."

Bella tersenyum, dia berjinjit dan mencium bibir suami tampannya itu. Kecupan singkat. Sangat tak terasa. Rey menghela napas kecewa. Tapi ya memang harus sabar punya istri polos malu-malu kucing.

"Sekali-kali nakal dong Bel."

"Hah? Nakal gimana?"

"Jadi Hot Wife."

Bella memukul dada Rey, "Udah ah. Aku mau ke sana."

Bella mengintip, melihat apa ada orang diluar atau pada tidak. Di saat Bella sibuk memantau keadaan, Rey malah menciumi punggung Bella.

"Rey ih," Bella jadi geli sendiri.

Setelah gak ada orang Bella menabok lengan Rey dan langsung kabur.

"Dasar cowok mesum."

Bella merapikan bajunya, lalu menuju ke ruang sebelah.

"Bel sumpah dagangan lo laris manis."

Bella mendelik, "Feb, bisa gak dagangan itu diganti kata lain."

Febby terkekeh, "Baju lo laris manis. Duh makin bangga gue sama lo. Berasa besarin anak," Febby nemepuk-nepuk pundak Bella.

Lalu tak lama ada dua orang cowok datang. Ah sejak tadi memang banyak cowok yang mengajak Bella kenalan. Bella hanya senyum-senyum saja, Febby yang lebih banyak bicara. Bella bersyukur ada Febby di sini.

"Lo cantik," salah satu cowok itu mengenggam tangan Bella dan mencium punggung tangannya.

Bella tersentak pun dengan Febby yang kaget. Buru-buru Bella menarik tangannya, lalu dia melirik Rey yang ada di ujung sana bersama David dan Aldo.

Bella menelan ludah gugup saat bersitatap dengan mata tajam dan ekspresi dingin Rey. Sepertinya dia marah.

Ketua BEM and His Secret WifeWhere stories live. Discover now