[36] Penyelidikan

273K 27.5K 3.8K
                                    

Sejak hari itu, Dona memberitahu kebenaran Febby, mereka jadi akrab. Dona sering minta saran outfit yang bagus dari Bella. Dona juga sudah meminta maaf, untungnya Bella memaafkan dan sekarang mereka malah jadi deket.

"Gue gak nyangka ternyata lo orangnya asyik. Baik, cantik, wawasan lo luas. Pantes sih Rey suka sama lo."

Dona menyesal dulu pernah membenci Bella karena dia dekat dengan cowok yang dia suka. Dulu Dona berpikir Bella gak ada apa-apanya, tapi setelah dekat seperti sekarang, Dona jadi insecure. Bella berada jauh di atasnya.

"Bel, gue minta maaf ya, dulu gue jahat sama lo."

"Jahat? Enggak juga. Lo cuma sekali labrak gue."

"Ya itu maksud gue. Lo udah maafin gue?"

Bella mengangguk, "Tapi gue mau lo janji sama gue."

"Apa?"

"Kalau lo udah berjuang, tapi cowok yang lo suka masih tetep gak mau sama lo. Berhenti ngejar dia dan cari cowok lain. Jangan rendahin harga diri lo demi cowok."

"Lo benar Bella, tapi terkadang seseorang yang sudah jatuh cinta, dia bisa buta karena cinta. Contohnya seperti dia."

Bella mengikuti arah pandang Dona yang sedang menatap Febby. Febby mendatangi mereka dengan wajah merah padam seperti menahan emosi.

Febby datang dan narik lengan Bella dengan kasar hingga Bella berdiri.

"Apaan sih lo," Dona balik dorong Febby.

"Gak usah ikut campur lo, gue mau ngomong sama cewek sialan ini," Febby mengalihkan pandangan pada Bella, "Lo... Lo kan yang jebak gue tidur sama Kevin malam itu. Iya kan? Ngaku lo."

Febby mencengkeram lengan Bella.

"Lepasin," Dona mendorong Febby hingga Febby tersungkur.

Febby tak terima, dia berdiri, menganyunkan tangan ingin menampar Dona, tapi Bella menahan tangan Febby.

"Berhenti."

Febby menarik tangannya dengan kasar, "Gue pasti bales lo. Permainan ini belum selesai Bella."

Walau tatapan Febby begitu mengintimidasi, Bella tetap tenang, kini dia justru tersenyum.

"Permainan? Hancurin pernikahan gue dan coba rebut Rey dari gue lo sebut permainan?" Bella berdecih, "Oke kalau lo anggap ini permaianan, maka lo udah tau siapa pemenangnya."

"Lo—"

"Bella."

Bella menoleh, "Hai Rey," Bella menatap Febby, "Suami gue udah nungguin. Gue duluan ya," Bella menatap sinis Febby, lalu menatap lembut Dona.

Dona pun tersenyum manis dan melambaikan tangan pada Bella yang sudah berjalan menjauh dengan Rey.

"Sialan..."

Mendengar Febby berteriak Dona tertawa senang, "Yaampun Feb, lawak banget sih lo. Thanks lo udah hibur gue dengan tingkah lo ini," Dona menepuk pundak Feby, namun dengan cepat Febby menangkis tangannya.

"Berapa kali gue bilang sama lo jangan ikut campur."

Dona tersenyum, "Awalnya gue kasian sama Bella, gue kasian dia bakal disakitin sama lo. Tapi sekarang gue yang kasian sama lo. Lo gak tau sekarang sedang berhadapan dengan siapa. Jadi gue bilangin selagi Bella ngasih lo kesempatan, mending lo berhenti."

Febby tertawa, "Bella gak ada apa-apanya dibandingin gue."

Dona menghela napas, "Oke, oke terserah lo, yang jelas gue udah ngasih tau lo. Tetap semangat ya," Dona mendekatkan bibirnya ditelinga Febby lalu berbisik, "Rebut suami orang."

Ketua BEM and His Secret WifeWhere stories live. Discover now