Cinta ?

376 15 2
                                    

Hai hai ...*tebar kecupan*
Terima kasih untuk sudi mampir ke lapakku yang masih reyott ini, maaf kalau ceritanya banyak typo...
Daku masih dalam tahap belajar, jadi silahkan kalau ada yang mau ngasih saran atau kripik...ehh salah...kritik maksudnya ~_~
Okeehh...cukup sekian dan selamat menikmati ... *lambai tangan ala Putri Indonesia*

Salam sayang

Queenza95

  *+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*

7 tahun yang lalu...

     Suara riuh tepukan tangan menyadarkanku dari lamunan. Di atas sana tengah berdiri sosok yang selalu bersamaku 2 tahun terakhir ini. Saat ia mulai memetik gitar dan memainkan sebuah lagu, suara riuh kembali terdengar. Sambutan yang sangat luar biasa, mengingat siapa yang tengah berdiri di atas sana. Raka... bintangnya sekolahan. Dia tampak bersinar... bukan hanya di atas sana, dia selalu bersinar di manapun berada. Dan beruntungnya aku yang selalu ada di dekatnya.

"Lagu ini saya dedikasikan untuk temen saya yang lagi bengong di pojokan. Jangan duduk di situ, kayak belek aja duduk di pojokan, ayo sini. Cintaaa come to Papa !!! " teriaknya.

Seketika penonton yang ada di depan menjadi heboh, celingak-celinguk melihat ke belakang. Terima kasih kepada Raka yang sudah repot-repot menyebutkan namaku. Oh Tuhan !!! Tidak bisakah dia bersikap lebih manis di atas sana ?

Dan heiii... tidak adakah hal yang lebih buruk yang bisa disamakan denganku selain Belek ?

Anak itu benar-benar minta di goreng hidup-hidup.

Saat ini aku hanya bisa melotot melihat dia yang masih mengolok-olok ku dengan tatapan jahilnya itu. Raka dan segala kejahilannya. Akhirnya ia menghentikan kegiatannya yang sangat mengasyikan itu saat melihatku yang terlihat sangat sangat kesal.

"Cin...Cinta..." Raka sedang berusaha membujukku.

Aku masih mendiamkannya, meski dia berusaha menarik perhatianku dengan segala tingkahnya.

" Ihhh Cinta kok jadi gini sih, kan cuma bercanda tadi. Biar seru... jangan marah lagi dong." Ucapnya padaku.

Kalimat terakhir yang di ucapkannya sukses membuat darahku naik ke ubun-ubun. Dia menjadikan aku, sahabatnya menjadi bahan candaan di depan anak-anak satu sekolahan hanya untuk seru-seruan.

" Biar seru...kamu kira aku apaan, enak banget kamu bilang cuma bercanda. Oke kalau cuma di dekat anak-anak kelas, tapi ini satu sekolahan Raka. Ada Dimas di sana ! "Ujarku.

" Ya maaf Cin, aku nggak niat bikin kamu malu. Lagian aku juga nggak nyangka anak-anak bakal ngeledekin kamu. Maaf..."Ucapnya lirih.

Aku masih diam tidak berniat sedikitpun membalas ucapannya. Nama Dimas hanya alasanku untuk membuat dia semakin terlihat bersalah. Aku terlalu malas untuk melanjutkan percakapan ini yang pada akhirnya pasti akan membuatku memaafkan dia. Ini terlalu sering terjadi, jadi aku memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan Raka di sini.

Baru beberapa langkah, tubuhku tertarik kebelakang. Untuk beberapa saat aku kehilangan keseimbangan namun tidak berlangsung lama saat aku menyadari sosok yang ada dihadapanku saat ini.

Raka. Dia ada dihadapanku , wajah kami sangat dekat saat ini.

" Maaf..."Ucapnya lembut menatap tepat di manik mataku. Bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya di wajahku. Untuk beberapa detik aku merasa fikiranku kosong, semua amarahku menguap entah kemana.

" Raka..."

" Ya ? " Dia menjawab dengan posisi masih memelukku dengan sebelah tangannya.

" Lepasin."

" Diterima nggak maafnya ? "Dia menaikkan sebelah alisnya menunggu jawabanku.

" Permintaan maaf diterima. " Dia terlihat menyunggingkan senyum pepsodent nya saat mendengar jawabanku.

" Dengan syarat kamu harus traktir aku selama seminggu penuh." Ucapku dengan tambahan sedikit senyuman mematikan andalan seorang Cinta Prameswary Diandra.

Saat itu juga senyum Pepsodent diwajah Raka menghilang. Namun beberapa saat kemudian senyum itu kembali menghiasi wajahnya.

"Okee ! Aku akan melakukan apapun untuk Cinta ku ini." Dia kemudian memelukku, dan membawaku dalam dekapannya.

Sesuatu telah terjadi jauh di lubuk hatiku. Pelukan itu, kenapa rasanya berbeda. Kami sering melakukannya, tapi tak pernah terjadi apapun di sana. Atau mungkin sebutan Cintaku yang membuat semua ini jadi berbeda? Hatiku tiba-tiba menghangat. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Untuk pertama kalinya ada hal lain yang membuatku berdebar selain menunggu hasil ujian akhir. Sesuatu yang membuat jantungku bermain orkestra dengan begitu indahnya, mungkinkah ini...
Cinta ?

When Cinta Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang