Hujan

265 11 3
                                    


*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*

 
     Semuanya berlalu dengan cepat dan rasa itu tumbuh sebagaimana mestinya. Kami semakin dekat tapi masih ditahap persahabatan. Perhatiannya membuatku merasa di atas awan tapi, samakah yang dia rasakan dengan apa yang aku rasakan saat ini?

Pertanyaan itu selalu muncul disaat seperti ini. Saat aku hanya sendiri, di sini, di kamar ini, di rumah yang terlalu sepi untuk ukuran sebuah rumah, jika dibandingkan dengan rumah keluarga Raka yang selalu ramai.

Drrrtt drrrttt drrtttt...

Aku melirik benda kecil yang tergeletak di atas nakas. Layarnya masih menyala, menandakan seseorang masih menungggu jawaban di seberang sana. Aku bangkit, lalu menggeser layarnya. Nama yang tanpa sadar membuatku tersenyum terpampang di sana.

"Hallo..."

"Hai...kamu lagi ngapain ?" Ujar seseorang di ujung sana. Hanya mendengar suaranya saja sudah membuat jantungku berdebar.

"Lagi ngomong sama kamu."jawabku kemudian.

"Berarti lagi nggak sibuk ya, ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu."

"Oh ya? Apa?"

"Aku suka sama seseorang." Suaranya terdengar  bersemangat. Otakku langsung berpikir begitu mendengar kalimat yang diucapkannya.Apa seseorang itu aku? Jantungku mau tidak mau langsung bekerja cepat. Rasa penasaranku muncul begitu saja.

"Siapa? Aku kenal nggak? Anak sekolah kita?" pertanyaan-pertanyaan itu meluncur begitu saja.

"Dia sekolah di tempat kita dan kamu kenal dia, kenal baik malahan." Suaranya semakin bersemangat. "Kamu tau Riana?"

"Riana anak kelas 2 IPA itu? Adik Radit ?

"Iya, Riana yang itu,aku suka sama dia. Bukan hanya sekedar suka, tapi juga cinta. Mungkin sedikit telat aku ngasih tau kamu tapi, kita udah jadian..."

Dia masih berbicara di ujung sana, tapi aku sudah tidak bisa mencerna setiap kata yang dia ucapkan. Hening...hanya itu yang aku rasakan. Namun, sedetik kemudian bagai ada sebuah bom meledak tepat di depan wajahku. Jika itu bom sungguhan pasti aku sudah berada di kuburan esok harinya.

   Tapi ini sebuah bom kenyataan yang membuatku tersadar dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kenyataan bahwa dia menyukai gadis lain, bukan aku. Bahkan mereka sudah berpacaran, tapi sejak kapan?

Mereka tidak pernah terlihat bersama-sama.

   Aku berharap ini hanya mimpi. Namun jika ini hanya mimpi kenapa rasanya begitu sakit. Oh...tentu saja ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Kenyataan yang tidak pernah terpikirkan olehku. Aku terlalu naif untuk mengabaikan deretan gadis-gadis cantik yang setiap hari menunggui Raka di depan kelas. Tentu saja dia akan memilih salah satu dari mereka. Aku bukan tipe-nya. Tapi bagaimana dengan semua perhatian itu?

Hening...kali ini benar-benar hening. Aku masih diam, Raka juga diam di ujung sana. Tidak ada yang berinisiatif untik memulai kembali pembicaraan. Hingga suara deheman terdengar di seberang. Namun aku masih diam, menunggu dia berbicara kembali.

"Hallo...Cinta...kamu masih di sana?"

"................."

"Cinta...udah tidur ya?" Dia masih berbicara kepadaku.

"...................."

"Yaaahh...dia nya ketiduran." Terdengar helaan nafas dari mulutnya."Ya udah deh...selamat bobo Cintaku. Mimpi yang indah." Sekilas aku mendengar suara tawa di seberang. Sebelum akhirnya sambungan telepon diputuskan.

Tut...tutt...tutt

   Tubuhku merosot di atas lantai. Debaran menyenangkan yang sebelumnya kurasakan, berubah menjadi rasa yang menyakitkan. Mataku terasa buram. Air mata yang kutahan sedari tadi tidak mampu lagi ditahan. Dadaku terasa sesak. Bagaimana ini ?

Kami...salah, bukan kami tapi aku. Aku bahkan baru akan memulainya. Angin yang berhembus kencang memasuki jendela kamar yang terbuka, tidak membuat rasa sesak itu menghilang.

  Suara dentingan genteng yang ditimpa hujan membuatku menoleh ke luar. Di luar sana sedang hujan, sangat deras. Langit hitam menaungi kota kecil tempat kelahiranku. Bahkan langit sepertinya ikut merasakan kesedihan yang sedang melanda hatiku. Untuk pertama kalinya aku benci hujan. Hujan yang turun di saat yang tidak tepat. Hujan tak pernah salah, tapi hatikulah yang salah. Salah mengartikan sikap Raka terhadapku, hingga aku merasakan akibatnya saat ini.

"Aku menyedihkan..."

*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*

Haiii sayangku yang ada di sana...
Masih ada yang mau baca nggak? Mudah-mudahan masih yaaa...ini pertama kali aku bikin cerita yang nyambung-nyambung, jadi agak susah bikinnya. Mungkin karena belum terbiasa. Ada yang mau ngasih kritik atau saran? Daku ngarep loh ada yang mau bantu ngingetin saat daku bikin kesalahan.
Terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk yang sudah membaca. Ngeliat viewers yang nambah sedikit demi sedikit itu rasanya LUARRRR BIASAAAA buatku. So...tengkiiyuuuuu so much for you gaeesss!!!
#sokenglish

Salam sayang,

Queenza95

 

When Cinta Meet LoveWhere stories live. Discover now