Takut

296 15 9
                                    


  +*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+

      Aku mendengar suara orang sedang berbincang-bincang saat akan turun dari lantai dua,tempat dimana  kamarku berada. Di luar sudah gelap waktu aku terbangun dari tidur. Suara-suara itu semakin terdengar saat aku sampai di lantai bawah. Aku berjalan pelan ke arah ruang tamu. Gerombolan orang tampak sedang asik bercengkrama. Lebih banyak dari yang aku bayangkan. Mama duduk di antara mereka, terlihat sangat akrab. Saat aku sampai mereka serentak menoleh kepadaku.

"Cinta, udah bangun sayang?" Mama beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan ke arahku.

"Nggak disapa teman-temannya? Mereka udah datang dari tadi, mau besuk kamu katanya. Tadi mama mau bangunin kamu tapi nggak dibolehin sama mereka." Aku hanya tersenyum kepada mama, lalu ikut bergabung bersama teman-teman sekelasku.

  Hanya beberapa yang datang karena yang lain beralasan sedang ada urusan. Tidak terlihat Raka di  antara mereka. Aku bisa bernapas lega, setidaknya aku tidak perlu melihatnya dulu. Tapi ada sedikit rasa kecewa karena dia tidak ikut membesuk. Bagaimanapun dia tetaplah sahabatku.

"Sakit apa sih Cin?" Fatir bertanya kepadaku. Bahkan makhluk paling usil ini pun menyempat diri untuk melihat keadaanku.

"Cuma kecapean aja kok, nggak sakit. Tumben nanya-nanyain? Abis makan apa sih?" Aku mencibir Fatir yang duduk di seberang meja. Suara-suara mencela terdengar diudara. Semua tau kalau Fatir adalah makhluk paling menyebalkan dan paling usil di kelas. Kalau dia sudah memperhatikan sesuatu atau seseorang, pasti akan ada hal buruk yang terjadi. Fatir lebih menyebalkan dari penampilannya.

  Jangan pernah membayangkan cowok keren dengan wajah tengil. Itu sangat jauh dari sosok Fatir. Rambut keriting, kulit sawo matang yang lebih cenderung busuk, wajah jerawatan dan berminyak. Menurut Anika, minyak yang dihasilkan Fatir dalam sehari cukup untuk memasak telur dadar. Semua orang heran bagaimana mungkin dia begitu percaya diri dengan penampilan seperti itu.

"Wahhhh songong nih anak. Diperhatiin malah curiga.Gue cuma kesepian, semua kan juga tau cuma neng Cinta yang bisa melengkapi hidup abang Fatir yang gantengnya tingkat dewa." Dia menepuk dada dengan bangganya. Semua orang hanya bisa geleng kepala dengan pandangan mencela.

"Salah bang...bukan neng yang melengkapi hidup abang, tapi abang yang melengkapi hidup neng. Secara kan abang tukang kebunnya neng. Kalau nggak ada abang nggak tau deh gimana berantakannya kebun belakang. Iya kan bang?" Aku tersenyum manis kepadanya.

  Seketika suara tawa meledak semakin riuh. Fatir hanya cemberut ditempat duduknya.Biasanya anak itu akan membalas, tapi kali ini dia hanya diam sambil sesekali menatap sebal kepadaku. Aku tau dia sedang menahan diri untuk tidak membalas ucapanku, karena mama sudah kembali bergabung setelah membawakan kue kering untuk teman-temanku. Mama hanya tersenyum melihat mereka berebutan untuk mencicipi kue buatan mama. Fatir yang tidak tahu malu membawa wadah kue ke pangkuannya.Dia mencibir saat aku melotot ke arahnya.

"Oh iya, Raka kok nggak ada ya?" Mama bertanya kepada siapapun yang mungkin bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk menjawab, ditengah kesibukan mereka menghabiskan makanan yang mereka bawa untukku.

"Katanya tadi mau jemput pacarnya dulu tante, jadi kita disuruh duluan. Bentar lagi..." ucapan Anika terpotong saat dua orang yang datang menginterupsi penjelasannya.

"Nah...itu orangnya, baru juga diomongin langsung nyampe."

  Aku menoleh kebelakang. Ada Raka yang sedang berdiri di belakangku. Di sampingnya ada Riana yang membawa dua buah bungkusan, yang langsung bisa ditebak berisi buah-buahan, roti dan beberapa kaleng minuman.

"Hai...sorry telat, tadi Riana maksa mampir ke Supermarket dulu untuk beli ini." Raka mengangkat bungkusan yang dibawa Riana, pacarnya.

  Aku hanya tersenyum tipis. Sebenarnya aku merasa sedikit kurang nyaman dengan kedatangan mereka. Raka meletakkan bungkusan yang dibawanya di atas meja, yang langsung diserbu oleh teman-temanku yang sejak tadi berubah menjadi pasukan pemangsa segalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Cinta Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang