-plottwist 1-

85 55 19
                                    

Diatas balkon rumahnya, Arka sedang berduduk santai dengan Audrey. Inilah rutinitas mereka berdua, Coffe time.

Angin segar, Bintang-bintang, dan Bulan lah yang selalu menyapa rutinitas mereka.

Audrey, perempuan yang selama ini menjadi teman curhatnya, Audrey yang selalu ada untuk Arka, hanya dengan Audrey lah Arka mau berinteraksi dengan perempuan seumurannya.

Arka, si tampan nan dingin ini adalah incaran teman-teman sekolahnya dari masa Smp, tapi tidak ada yang Arka respon hanya karna Arka berpikiran ia tidak perlu wanita lagi, Audrey saja sudah cukup.

Sebaliknya, Audrey pun berpikiran seperti itu. Padahal sudah banyak cowo yang mencoba mendekati Audrey.

"Drey menurut lo, alesan keluarga gue balik lagi ke Indonesia apa?" tanya Arka sembari menatap bintang-bintang yang berkelip dilangit.

“Kangen lo” jawab cepat Audrey sembari meminum kopi yang ia pegang sedari tadi.

“Kali ini lo salah besar” sarkas Arka sembari menidurkan kepalanya di atas paha mungil milik Audrey.

“Alesan lo bilang pendapat gua salah apa?” tanya Audrey sembari menatap sepasang bola mata sayu milik Arka.

Flashback

Melihat Papa dan Mama nya sedang berduduk santai di atas sofa ruang tamu rumahnya yang luas ini, dengan semangat membara Arka menghampiri kedua orang tuanya

Kedua orang tua yang sudah 3 tahun ini tidak ia temui karna mereka (termasuk adiknya) tinggal di London dan lebih memilih untuk meninggalkan Arka hidup dengan Bi Ina.

Pembantu yang sudah Arka anggap seperti Ibu sendiri, Bi Ina lah yang selama ini merawat dan membesarkan Arka dari Arka berumur 2 tahun.

Selama 3 tahun, rumah sebesar ini hanya diisi oleh 3 orang, siapa lagi kalo bukan Arka, bi Ina dan Audrey. Anak Bi Ina.

“Pah, Mah Arka kangen banget” ucap Arka sembari memeluk erat Hellena dan mendapat balasan peluk dari Hellena.

“Mama juga kang--” ucapan Hellena terpotong oleh Edwars.

“Kamu ini jadi anak kurang ajar banget, ganggu orang tua lagi ngobrol aja” ucap Edwars (ayah arka) sembari melepaskan pelukan Hellena dan Arka.

Arka yang tak menyangka Papahnya tetap seperti itu kepadanya, Arka kira kepulangan Papahnya ke Indonesia untuk memperbaiki hubungan dengannya, ternyata tidak.

Seperti biasa, Mamanya tidak bisa berbuat banyak untuk membela Arka.

Arka yang sadar dari lamunannya itu, segera membuka topik pembicaraan lagi, ia tak pantang menyerah untuk mencairkan suasana dengan Papahnya.

“Selama Papa sama Mama di London, Arka berhasil dapetin beberapa piagam sama beberapa piala” ucap Arka sembari menunjuk piala-piala yang berjejeran dan beberapa piagam yang bergantungan rapi di atas meja samping tv.

Sengaja Arka memajangkan bukti-bukti prestasinya selama ini di ruang tamu,agar papanya merasa bangga memiliki anak pintar seperti Arka

“Ada juga sertifikat-sertifikat yang Arka simpen didalem laci mejanya” lanjut Arka dengan senyuman tipis, berharap Papanya bangga saat mngetahui Arka anak yang pintar.

“Pinter banget anak Mama” puji Hellena sembari mengecup kening Arka.

“Lagi hoki aja kali” sarkas Edwars sembari menarik tangan Hellena untuk pergi meninggalkan Arka, Hellena yang mendapat anggukan pelan dari Arka segera mengikuti Edwars untuk pergi meninggalkan Arka.

Arka yang hanya mampu memandangi punggung Papa dan Mamanya yang pelan-pelan hilang karna jarak.

Flashback off

“Ini baru permulaan” ucap tegas Arka sembari membenarkan posisi menjadi duduk dan melemparkan senyum tipis ke arah bintang-bintang dan bulan yang sedari tadi mendengarkan cerita Arka.

Audrey yang sadar dengan air mata yang Arka tahan di kantong matanya tak kuasa menahan diri untuk memberi pelukan hangat untuk Arka.

Kini Arka sudah masuk kedalam pelukan hangat milik Audrey.

“Jangan ditahan kalo emang pengen nangis” suruh Audrey sembari memperkuat pelukannya.

“Gue yang sekarang beda sama gue yang dulu” ucap Arka sembari menghapus air matanya kasar dibelakang punggung audrey yang masih Arka peluk.

“Gue udah nguatin fisik dan batin gue buat ngulang kehidupan gue yang dulu” ucap tegas Arka sembari melepaskan pelukannya dengan Audrey.

“Lo ga akan nerima kekerasan fisik dan batin lagi dari bokap lo” ucap Audrey sembari menggenggam telapak tangan Arka.

“Bokap lo bukan orang jahat” lanjut Audrey untuk meyakini Arka.

“Tapi itu kenyataannya” sarkas Arka.

"Dunia ini jahat buat gue” ucap Arka sembari berdiri dan melangkahkan sepasang kakinya keluar dari balkon rumahnya.

Sebelum Arka benar-benar pergi dari tempat itu, Audrey lebih dulu angkat bicara.

"Dunia ga akan jahat kalo lo mau nyari tau alesan lo ngerasa dunia ini ga adil buat lo” tegas Audrey yang membuat langkah Arka terhenti.

“Lo bener, gue ga bisa diem aja” jawab cepat Arka tanpa membalikan badannya menghadap Audrey.

“Gue salalu ada buat lo” ucap Audrey yang membuat Arka tersenyum tipis dibalik punggungnya yang kokoh itu.

“Makasih buat semuanya” ucap Arka sembari meninggalkan Audrey seorang diri di balkon.

“Makasih buat semuanya” ucap Arka sembari meninggalkan Audrey seorang diri di balkon

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"ADA PUNDAK YANG SELALU KOSONG UNTUKMU"
-AUDREY YAZA DIANDRA-

stay here di cerita ini :)

Ini masih awal saja gaiss <3

DAN INI CERITA WATTPAD PERTAMAAAA<3 HUHUUUU:((

Jangan lupa vote dan comment :)

COMMENT SEBANYAK BANYAK YANG KALIAN MAUU!!!!!!

DAN JANGAN LUPA VOTE SEBANYAK NYA JUGA!!!!!!!

LUV U ALL <3

#788kata

-by twosister

ARKAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin