04

36 7 0
                                    

Mungkin seharusnya aku tidak meninggalkannya seperti itu, adalah apa yang Soraru pikirkan semalaman di atas kasur. Tapi memikirkan tentang Lon hanya membuatnya teringat pada kejadian sore itu saat Soraru mendadak bergerak secara impulsif. Pemuda remaja itu berteriak tertahan sambil menutup wajahnya dengan bantal.

Bodoh, bodoh, bodoh. Kenapa aku melakukannya, sih?

Soraru akan meminta maaf dengan benar padanya.

Jadi, pada pagi berikutnya sebelum menuju sekolah, pemuda itu sengaja memilih jalan yang melewati rumah Lon. Sambil mengajaknya berangkat sekolah bersama, dia akan meminta maaf soal kemarin, lalu bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Kurang lebih, begitulah rencananya.

Seperti dugaannya, Lon di sana, berdiri di depan rumahnya. Tetapi dia tidak sendiri. Gadis itu tengah berbicara dengan sepasang pria dan wanita dewasa di sisi mobil yang terparkir di tepi jalan. Pembicaraan mereka kelihatannya bukan hal yang bagus, sebab Soraru melihat Lon menitikkan air mata.

Menyadari Soraru mendekat, Lon segera berlari ke arahnya dan memeluknya. "Soraru-san!"

"Lon!"

"Aku tidak mau pergi!" balas gadis pirang itu. "Lihat, aku punya teman!"

Soraru hanya terdiam, tidak tahu masalah apa yang tanpa sengaja melibatkan dirinya.

Bukan ini tujuannya datang ke rumah Lon; bukan untuk menemukan gadis itu menggenggam erat-erat padanya sebagai pegangan putus asa.

"Kamu teman Lon?"

Tatapan Soraru segera beralih kepada pria di hadapan. Kemeja dan setelan jas rapi memperjelas statusnya sebagai orang berada. Pria itu memiliki fitur wajah yang mirip dengan Lon. Bedanya, dia memiki garis-garis tegas menghiasi ekspresi mukanya, setegas caranya bicara.

"Apa putri kami pernah menyebabkan masalah bagimu?"

Seolah ikut menanti jawabannya, Lon mengangkat wajah sembabnya, terisak pelan. "Soraru-san ..."

Jawabannya adalah tidak.

Sejauh ingatan Soraru, gadis itu tak pernah mengganggunya ataupun menyebabkan masalah. Di matanya, Lon hanyalah anak gadis yang lugu, yang sangat ceroboh dan pelupa. Seorang penyendiri tanpa ada yang mengajaknya bicara. Terkadang, dia sangat sulit ditebak. Terkadang, tingkahnya membuat Soraru khawatir. Dan terkadang, bersama Lon membuatnya merasakan hal paling asing.

Sebuah perasaan yang amat janggal dan membuatnya takut.

"Lon ..."

Gadis mungil itu terdorong oleh tangan-tangan Soraru pada bahunya, melepaskan pelukannya dan seketika menciptakan jarak di antara keduanya.

"... sedikit aneh."

Eh?

Untuk pertama kalinya setelah satu tahun, seperti pada pertemuan pertama mereka, Soraru memalingkan muka.

"Sudah cukup, Lon. Ayo pergi."

Dua pasang tangan orang tuanya menarik gadis itu dari tempatnya membatu ke dalam mobil, biarpun langkahnya terseret-seret, tapi dia tidak lagi memberontak.

Soraru-san, maaf.

Sisa-sisa air matanya menyisakan jejak di pipi saat Lon masih memandang pemuda yang terpaku di tepi jalan sampai mobil membawanya menjauh, tapi Soraru tidak pernah mengangkat wajahnya untuk membalas tatapannya.

Aku bodoh, jadi aku tidak mengerti. Maafkan aku.

[04. ganjil]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

water depth [soralon]Where stories live. Discover now