13. Bertemu Gavin

2K 223 15
                                    

***

Tertawa bisa jadi obat terbaik

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Tertawa bisa jadi obat terbaik. Tapi kalau kamu tertawa tanpa alasan yang jelas, mungkin kamu butuh obat.

***

Gavin yang masih mengenakan jas putihnya bergerak gelisah di kursi yang ia duduki sedari tadi bagaimana tidak, pria itu tiba-tiba dihubungi oleh Fatma alias ibu mertua nya sendiri dan meminta nya untuk bertemu dengan dirinya disebuah Caffe yang bernuansa hijau tapi sesuai permintaan Fatma menginginkan ruangan yang privasi.

Tidak lama kemudian masuklah Fatma bersama dengan satu Kowad berpakaian tentara lengkap berpangkat Letnan dua yang berdiri di pintu.

Gavin pun berdiri menyambut kedatangan mertua perempuan nya. Berbeda dengan mertua laki-laki nya yang selalu mengusirnya jika dirinya ingin mememui sang jendral, berbeda dengan Fatma mau menerima uluran tangan Gavin yang ingin menyalami tangan nya.

"Selamat Siang Ibu Fatma" Sapa Gavin sedikit basa-basi untuk menutupi kegugupan nya. Dan untuk pertama kalinya dirinya bisa berhadapan langsung dengan Fatma setelah sekian tahun semenjak kejadian Zizi yang dinyatakan hamil.

"Siang." Balas Fatma singkat sembari duduk di hadapan menantu nya. "Saya liat kamu sudah pesan, kalau gitu tunggu sebentar saya juga mau pesan.."

Gavin pun mengangguk canggung sambil berdiri. Rasanya serba salah untuk sekedar duduk di hadapan ibu mertua nya. Dan hal itu juga membuat Fatma heran dengan pria dihadapan nya yang berdiri tegap. "Kenapa gak duduk?"

Gavin pun tergagap sembari menatap Fatma di hadapan nya. "Ga-gapapa bu?"

"Loh duduk dimana lagi? Kamu mau duduk di lantai? Kita ini si cafee bukan lagi pengajian. Duduk aja" balas Fatma sambil memilih pesanan yang langsung pesankan oleh Aspri nya yang bernama Agni selalu Standby berdiri di dekat nya.

"Ni.. setelah pesan makanan buat saya dan juga untuk kamu, lebih baik kamu cari tempat duduk di luar. Kamu harus tau saya mau berbicara sama mantu saya empat mata. Ini debit nya. Pin nya tanggal lahir saya. Pesanan kamu juga biar saya yang bayarkan. Kalau kamu diam-diam bayar makanan mu sendiri. Saya akan kasih kamu hukuman sikap taubat seharian."

"Siap. Baik bu saya mohon izin untuk keluar."

"Silahkan"

Setelah Aspri nya pergi dari hadapan keduanya lalu menutup pintu ruangan private mereka Fatma pun langsung menatap Gavin yang masih duduk tertunduk.

"Kemarin kamu berusaha nemuin saya sama suami. Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan sama kami?"

Gavin berdeham pelan seraya mengumpulkan niat nya yang sedari awal ingin meminta maaf pada keluarga istrinya dan mudah-mudahan inilah awal mula memperbaiki rumah tangga nya yang kini sudah diujung tanduk "Saya atas nama pribadi mau minta maaf sama sikap saya, dan sikap keluarga saya yang kurang berkenan untuk keluarga ibu. Juga saya minta maaf udah buat masa depan anak ibu jadi hancur, apalagi keluarga saya dengan seenaknya membatalkan pertunangan padahal Zizi lagi hamil anak saya."

Pengabdi Istri (The Series)Kde žijí příběhy. Začni objevovat