54. Tantrum

1.4K 204 86
                                    

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Hai..." Sapa seseorang yang membuat Vania mendengus sebal.

"Ngapain sih? Masih pagi lho ini."

"Ya karena pagi ini kamu ada praktek kan?"

"Bukan urusan kamu."

"Aku mau jemput kamu, Van."

"Aku bisa berangkat sendiri." Ketus Vania membuka pintu mobil nya. Omong-omong, setelah kepulangan nya dari pulau dewata, Vania langsung membeli mobil baru di bantu oleh Ravi dan Danindra. Dan hal itu semakin menyulitkan Fabian untuk meluluhkan istrinya yang selalu kukuh ingin bercerai.

Bahkan Vania lebih mempercayakan pengasuhan Ardhan pada pengasuh baru, dibandingkan dengan Fany. Padahal melalui Damar, Fany mengatakan ingin membantu mengasuh Ardhan selama menantu nya bekerja. Tapi langsung ditolaknya tawaran itu dengan tegas.

"Berangkat sama aku ya?"

"Aku gak sudi itu—"

"Aku jual mobil yang kemarin, Van. Semua hal yang bersangkutan sama perempuan itu udah ku ganti. Bahkan sneli ini aku beli baru."

"Oh pernah di pinjemin yang katanya lagi kedinginan itu?"

"Van, plis aku—"

Vania melongok menatap suster anaknya yang sejak tadi berdiri sungkan diantara kedua majikan nya. "Sus Nia, aku berangkat ya? Nanti tolong bilangin sama Mbak Inah menu masakan Ardhan udah aku list di kulkas."

"Oh baik bu.. nanti sama saya di sampaikan ke Mbak Inah nya."

"Ok, tolong jagain harta berharga saya ya Sus. Cuma dia yang saya punya." Vania tersenyum sembari menenteng sneli dan tas nya. "Oh iya kalau orang ini mau bawa Ardhan buru-buru kabarin saya ya? Saya takut anak saya di culik sama dia." Tunjuk Vania pada Fabian yang kini terpaku di depan pintu.

"Ah—i—iya bu, siap laksanakan."  Balas Sus Nia kaku. Bingung juga harus jawab apa, karena bagaimana pun pria di hadapan nya itu majikan nya juga. Suami dari Vania.

"Van..." Fabian meraih lengan istri nya itu saat Vania akan memasuki mobilnya.

"Ck, lepas! Aku gak mau bareng sama kamu!"

"Mau sampai kapan kamu bersikap seolah aku itu kuman?"

"Sampai kapan? Sampai kamu tanda tangan surat perceraian kita."

"Sampai aku mati, aku gak akan menceraikan kamu Vania!"

"Terserah." Vania menepis kasar genggaman Fabian di tangan nya. "Minggir. Mending kamu pergi deh, jangan buat puasa ku batal."

"Kan udah lebaran."

"Aku lagi ganti hutang puasa ku. Udah sana kamu pergi!"

"Tapi..."

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now