15-MENGHINDAR

226 22 2
                                    

"Bukannya dari tadi lo menghindar?"

Arma menarik kedua tangan Vezy dari pinggangnya. Dia memilih berenang ke arah lain daripada meladeni lelaki itu. Memang, dia menghindari Vezy. Saat di festival jajanan tadi sebisa mungkin dia menjaga jarak. Untungnya, Vezy disibukkan dengan si pembawa acara yang terus memintanya untuk mencoba makanan.

Sepertinya sekarang, Arma tidak bisa menghindar lagi. Belum apa-apa Vezy mendekatinya. Ayolah, seharusnya tidak sampai seperti itu. Dia yakin, Razi lama kelamaan akan mencurigainya.

"Bener, kan, menghindar?"

Arma berhenti berenang dan menoleh. Vezy menatapnya dengan senyum segaris. Lelaki itu lalu berenang dengan gaya punggung dan tampak menikmati air laut yang bergerak pelan.

Jepret.... Dari arah boat ada yang memoto Vezy.

Razi melihat dua orang yang berada cukup jauh itu. "Jangan jauh-jauh!"

Arma tersenyum. "Oke!" Dia kembali mendekati Razi. Jika Vezy bertanya, dia akan menjadikan itu alasan.

"Ck!" Vezy berdecak karena Arma lagi-lagi menjauh. Dia berhenti berenang gaya punggung lantas mendekati dua orang itu.

"Naik nggak?" tanya Razi. "Udah bosen gue?"

Vezy berhenti di samping Arma. "Mau naik banana boat?" tanyanya. "Atau jetski?"

"Jetski seru!" Razi menunjuk Vezy. "Ayo, balapan!"

"Siapa takut!"

Razi berenang ke pinggir dan mulai naik boat. Arma segera mengikuti. Dia hendak naik, tapi boat itu terasa cukup tinggi. Lantas Razi mengulurkan tangan. Arma memegang tangan itu dan bergerak ke atas.

Di bawah, Vezy memperhatikan dua orang itu. "Giliran ke Razi aja ramah."

"Cepetan!" pinta Razi kala melihat Vezy masih terdiam.

Vezy mulai naik ke boat sambil menggerutu. Begitu sampai di atas, dia melihat Arma yang melepas ikat rambutnya. Dia mendekat lalu menarik rambut panjang itu.

"Aww!" Arma tertarik ke belakang. Dia menoleh, melihat Vezy yang pura-pura tidak tahu. "Ngapain, sih?" Lantas dia bergeser menjauh.

Razi duduk di depan dua orang itu sambil menatap penuh tanya. Vezy terlihat sebal, padahal beberapa menit yang lalu terlihat baik-baik saja. "Lo laper?"

"Iya!" jawab Vezy cepat. "Pengen makan orang!" lanjutnya sambil menatap Arma.

Arma pura-pura tidak mendengar. Dia menggerai rambutnya yang basah agar sedikit kering terkena sinar matahari. Kemudian, boat itu mulai bergerak dan membuat rambutnya berantakan.

Tak lama, mereka sampai di bibir pantai. Vezy meloncat turun lebih dulu dan berlari menuju ke tempat sewa jetski. Dia memilih motor air yang terparkir sambil menebak-nebak mesinnya akan cepat atau tidak.

"Gue pilih ini!" Vezy menunjuk jetski dengan nomor tujuh di bagian depan. "Lucky seven!" ujarnya lalu menoleh ke Razi.

Razi menahan tawa. "Gue pilih nomor satu!" jawabnya. "Biar memang lawan lo."

"Coba aja kalau bisa."

Dua orang itu mulai naik jetski dan mencoba mesinnya. Vezy mulai mengendarai sambil beberapa kali menambah kecepatan. Razi juga melakukan hal yang sama. Di pinggir pantai, Arma duduk memperhatikan keduanya.

Arma menahan tawa ingat kelakuan Vezy yang seperti anak kecil. Sungguh, saat ngambek lelaki itu mengerucutkan bibir, mirip anak kecil. Razi seperti seorang bapak yang sedang mengasuh anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berondong PosesifkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang