ML - 11

172K 11.7K 6.7K
                                    

Baca ini pas malem sambil dengerin lagu Scott Street By Phoebe Bridgers plis! 😭 harus wajib!

Makasih buat 4K komen kmrn. Terharu bgt hiks 😭🥹

Maaf ya update malem.. target belum
Capai tapi komen meledak jadi ak update aja 🥹🥹

Part ini 3K vote dan 3K komen ya..

Kalo komen meledak, vote gak capai target juga aku update gas aja deh😼😼😼

Dah follow ig q? Pasti kamuw liat uwuw nya Jaleo versi chat 😼😼

Jaleo mengamati Nacia yang begitu fokus membalut pergelangan tangannya yang terluka dengan kain perban

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Jaleo mengamati Nacia yang begitu fokus membalut pergelangan tangannya yang terluka dengan kain perban. Luka yang besar tercipta di telapak tangan Jaleo, membuat darah tak berhenti mengucur, tapi Jaleo tak ingin dibawa ke rumah sakit. Ia meminta Nacia yang mengobati saja.

Dan jadilah situasi hening ini. Nacia dengan serius membabat luka Jaleo dengan kain perban, dan Jaleo yang tak henti mengamati wajah serius Nacia. Bibirnya yang sesekali mengerucut, ketika merasa posisi kain yang kurang pas. Sesekali mata Nacia melirik ke layar ponselnya yang menunjukkan tutorial cara membabat luka di telapak tangan.

Alisnya yang mengerut, pipinya yang menggembung karena rasa kesal dan bibir yang sesekali menggerutu, "kayaknya salah deh," terlihat begitu imut di mata Nacia.

"Lo lucu." Jaleo tak mau menyimpan pujiannya untuk Nacia di dalam hati. Tak ragu ragu ia memuji perempuan yang nampak serius itu.

"Emang." Balas Nacia cepat. Seolah olah tak meragukan pujian Jaleo untuknya.

Jaleo menelengkan kepalanya, "kalo pipi lo gembungin gitu, jadi gemoy, tau." Jaleo menunjuk pipi Nacia yang menggembung karena angin. Tak berani ia menyentuh wajah Nacia, mengingat tangannya yang kotor. Takut Nacia tidak suka di sentuh sentuh wajahnya.

Nacia makin menggembungkan pipinya sampai besar. "Hm! Masih lucu kalo gini?" Tanya Nacia setelah ia membuang angin dari dalam mulutnya.

"Masih. Lo selalu lucu, Cia. Makanya gue ketawa mulu kalo sama lo." Jawaban Jaleo membuat Nacia mendongak, menatap Jaleo dengan tatapan mengejek.

"Wah, berarti panjang umur dong? Soalnya ketawa terus." Suaranya terdengar mengejek.

Jaleo terkekeh, "iyalah, harus panjang umur. Biar bisa nemenin dedek Cia sampe punya cucu." Goda Jaleo.

Nacia seketika merotasikan bola matanya malas. Jaleo dan segala gombalannya yang sudah kebal bagi Nacia. Ibarat kulit, Nacia ini mirip kulit badak, tebal dan keras. Kalau perempuan lain, mungkin kulit bayi, jadi disentuh Jaleo aja udah bereaksi merah merah.

"Padahal maunya kak Jaleo umurnya pendek. Biar gue bisa menghabiskan waktu sama Kamael." Nacia menjulurkan lidahnya, memberi ekspresi mengesalkan di mata Jaleo.

Midnight LoveWhere stories live. Discover now