ML - 33

123K 9K 6.9K
                                    

Gak update 2 hari, maaf ya 🥲🙏🏻😭

Aku istirahat sebentar karena sedang stres. Ditambah kmrn ak lagi di kereta 🥲🙏🏻

Hari ini update! Makasih udah selalu ramein cerita ku yaaaa 🫰🏻💕

Part ini 4K vote dan 5K komen!

Yuk buruan! Biar kita bisa segera melihat yang manis manis dari kapal Jacia ini 🫰🏻😍

"Kak?! Kak Jaleo?!" Nacia bergegas berdiri dari posisi duduknya dan berlari menuju teras rumah kayu, yang mana terlihat Jaleo berjalan gontai dengan bajunya yang sudah compang camping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak?! Kak Jaleo?!" Nacia bergegas berdiri dari posisi duduknya dan berlari menuju teras rumah kayu, yang mana terlihat Jaleo berjalan gontai dengan bajunya yang sudah compang camping.

Jaleo mendongak, ketika mendengar suara istrinya yang terdengar begitu khawatir. Dan setelahnya dia terhuyung ke belakang, saat Nacia tiba-tiba saja memeluknya dengan begitu erat dari depan.

"Kenapa?" Tanya Jaleo heran. Nacia menangis tersedu sedu di dadanya. Rangkulannya terasa begitu erat, hingga Jaleo merasa sesak.

Jaleo kemudian menangkup kedua pipi Nacia, di dongakkannya kepala istri kecilnya itu. "Kenapa nangis gini? Kamu nggak tidur semalem? Ini kantung mata kamu keliatan banget."

Nacia menyembik, air matanya sudah bercucuran membasahi kedua pipinya. "Kak Jaleo kemana? Gue takut banget kak Jaleo kenapa napa di luar sana." Ujar Nacia, tanpa ragu mengungkapkan perasaannya. "Maafin gue, kak. Maaf."

Jaleo membalas pelukan Nacia, "nggak apa apa. Gue udah maafin lo kok. Gue cuma butuh waktu buat nenangin diri gue sendiri."

Nacia memeluk Jaleo semakin erat. Ingin sekali dia memeluk pria itu sepanjang hari, namun rasa gengsi yang menguasainya lebih besar. Jadi dia melepaskan pelukannya di tubuh besar Jaleo.

"Udah ah," Nacia menjauh. Dia menghapus air matanya dengan punggung tangan. Sedangkan Jaleo sudah terkekeh di tempat.

"Lagian ngapain sih nangis? Hemm?" Jaleo membungkuk, agar tingginya dengan Nacia sama rata. Pria itu menyentil kening Nacia dengan gemas.

Nacia mengerucutkan bibirnya. "Ya jelas khawatir lah?! Kalo kak Jaleo kenapa napa diluar sana gimana? Gimana gue ngomong ke keluarga? Dan pasti gue ngerasa bersalah banget sama lo, kak." Ujarnya.

Satu sudut bibir Jaleo naik ke atas, mendengar jawaban yang di lontarkan oleh Nacia, "oh, gue kira karena khawatir karena lo cinta sama gue."

Dan setelah itu Jaleo melenggang pergi melewati Nacia begitu saja. Nacia hanya bisa menghela nafas seraya menatap punggung Jaleo yang semakin jauh.

Sebelum Jaleo masuk ke dalam kamar mandi, pria itu sempat melirik Dirga dengan tajam, seraya berkata "ambil aja kalo lo mau ambil."

Dirga langsung mendongak, mendengar ucapan Jaleo.

"Tapi langkahi dulu mayat gue." Lanjutnya, sembari mendorong bahu Dirga.

Sedangkan Nacia yang berada di ujung dan melihat perbincangan singkat Dirga dan Jaleo hanya bisa menahan nafas, sebelum kemudian merasa tenang saat Jaleo sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang