8 - tidak sama sekali

6.6K 641 26
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

Kali ini Rival harus rela gendang telinganya nyaris bocor menerima amukan Ellie yang tidak ada habisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kali ini Rival harus rela gendang telinganya nyaris bocor menerima amukan Ellie yang tidak ada habisnya. Wanita itu terus menyalahkannya, mulai dari mereka masih di rumah sampai sekarang sudah berada di depan ruang rawat Jesher setelah mendapat penanganan oleh dokter.

"Ya makanya! Udah sering aku ingetin. Tugasmu itu enggak gampang!"

"Kalian ada di dalam rumah pun belum tentu bisa aman!"

"Kamu malah asik-asik nonton TV nyetel suaranya gede banget. Ya mana kedengeran kalo ada apa-apa dikamarnya Jesher!"

"Padahal udah--"

"Ellie!" Potong Rival pada akhirnya. Karena sudah hapal watak dari wanita dihadapannya, Rival hanya bisa menghela panjang. Tanpa diberitahupun ia sudah tahu letak kesalahannya dimana, selain itu sejak tadi yang Ellie katakan hanya itu-itu saja. "Pak Rendra aja nggak dengar apalagi aku."

"Pak Rendra lagi kerja. Yang jagain Jesher itu 'kan tugas kamu! Kamu tuh kerjanya 24 jam Rival, aku bilangin kalo kamu lupa!" Ellie mendesah kasar. Bahkan setelah suaranya berubah serak pun amarah dalam dadanya masih juga tak mengurai.

"Kalian kalo mau ribut, sana diparkiran!" Tegur Tama yang baru saja keluar dari ruang rawat. Suara Ellie bahkan terdengar sampai di dalam, maka dari itu ia segera menghentikannya sebelum ada pasien lain yang merasa terganggu.

"dokter Tama, saya tuh kesel sama dia! Bukannya jagain Jesjer dia malah enak-enakan nonton sambil makan indomie!" Cerocos Ellie tak memedulikan teguran Tama sebelumnya. Sinar matanya masih menyala penuh emosi menunjuk Rival penuh penghakiman.

"Udah. Jesher juga udah nggak apa-apa. Kamu marahin dia sampe suaramu habis juga nggak bisa ngulang waktu 'kan?" Suara Tama sedikit lebih lembut. "Mending kamu masuk deh di dalam. Gantiin bosmu, katanya dia mau pulang."

Melupakan amarah yang tersisa untuk Rival, Ellie memilih masuk ke dalam ruang rawat menemui Tarendra. Kini kekesalannya akan ia tumpahkan juga pada lelaki itu.

"Pak Rendra ini gimana sih? Bukannya jagain Jesher di sini malah mau pulang. Harusnya saya aja yang pulang, Bapak di sini nemenin anak bapak yang lagi sakit."

Tarendra yang baru bangkit dari duduknya hanya bisa terpaku menerima omelan Ellie saat itu. Ia bahkan belum membuka mulut tapi wanita itu sudah mencak-mencak bahkan membanting tasnya disofa.

"Besok saya banyak kerjaan. Harus istirahat yang cukup, kamu aja sama Rival yang stay di sin--"

"Aduuh Pak! Bayangin Pak, bayangin!" Ellie mendekati Tarendra lalu tangannya menunjuk Jesher yang terlelap dengan tenang. "Bayangin gimana perasaannya Jesher kalo nanti dia bangun dan yang dia liat cuma saya sama Rival. Dia pasti kecewa kalo tahu Bapaknya sendiri malah enak-enak tiduran di rumah."

STRANGERWhere stories live. Discover now