18 || He's The Unpredictable One

515 111 66
                                    

Waaaa karena rame gue muncul lagi hari ini. Ini kalau rame terus bisa kali ya update setiap hari🤭

Duh menyalaaaa Miuww. Tolong spam emot api dong biar gue seneng dan semangat😭🔥🔥


•••


"Julian Hestamma, pacarnya Lovely."

Baru lima menit yang lalu gue dibuat kaget, syok, dan bahagia. Sekarang malah nyungsep nyusruk jatuh ke jurang.

Perasaan berkobar gue tadi menghilang gitu aja setelah gue memasuki mobil kak Julian.

Gue mau nanya, ucapannya di depan pak Arjuna tadi tuh spontan apa gimana? Tapi gajadi karena sekarang bukan cuma gue yang ada di dalam mobilnya.

Ada Naomi juga. Kita bertiga, si Naomi duduk di depan sama kak Julian sementara gue di belakang. Sejak tadi gue enggak mau buka mulut.

Nyebelin!

Kak Ian nyebelinnnnn!

Babiiiii!!

Gue melirik kak Julian dari spion depan. Pria itu diem aja, fokus sama nyetir mobilnya. Wajahnya keliatan santai-sama seperti waktu ngaku-ngaku jadi pacar gue tadi.

PACAR HUH?!

"Kita mau kemana?!"

Barulah gue mau membuka suara waktu ngelihat jalanan yang kita lewati ini bukan arah ke komplek.

Berkali-kali gue memastikan sampai harus noleh ke belakang, dan celingak-celinguk ke samping.

Kan gue bener! Belokan yang diambil kak Julian lawan arah sama jalanan ke komplek.

"Kita ke bandara."

Dih sok cuek! Gue mendengus.

Tunggu!

Bandara?!

"Oh mau nganter cewek lo balik ya?" tanya gue ketus sembari menyilangkan tangan di depan dada.

Gatau kenapa gue bersikap kayak gini. Udah ke set default karena tingkah seenak jidat kak Julian.

Bukan salah gue loh ya kalau gue marah. Kalau kalian ada di posisi gue pasti marah juga kan?

Ya, walaupun bukan marah yang ampe tantrum gitu. Pokoknya gue kesel aja dah atas ketidakjelasan ini.

"Naomi ingin pergi ke Bali. Kita pergi ke bandara, Love."

"Bali?"

Gue kira dia mau pulang. Hmm gatau juga gue negara asalnya. Gue lihat-lihat dia juga cukup pendiam ternyata. Cantik, pendiam, tapi murah senyum.

Dia punya kepribadian yang menyenangkan!

Wow!

"Gue akuin sih lo cantik dan menarik secara fisik. Sayang banget sikap lo kayak gini."

"Sok jual mahal, pura-pura polos, dan bodoh."

Gue jadi teringat sama ucapan Jason waktu di kampus tadi. Walaupun gamau gue ambil hati karena udah terlalu sering denger omongan jelek tentang gue.

Emang iya gue sok jual mahal?

Pura-pura polos? Dan bodoh?

Itu bukan komentar tentang fisik tapi sikap gue. Malahan lebih nyesek kalau gue inget.

"Love?"

Gue kaget waktu denger kak Julian manggil nama gue. Gue mengerjap, udah sampai aja di bandara.

LOVEIANOù les histoires vivent. Découvrez maintenant