23 || His Apartment

361 81 32
                                    

Gue tercengang saat tahu hadiah yang diberikan om Daren ke kak Julian. Sebuah apartemen yang berlokasi tak jauh dari rumah sakit.

Hanya sekitar dua menit menggunakan mobil ke halaman rumah sakit. Apartemen itu berada tepat di samping rumah sakitnya memang.

Katanya om Daren memberikan hadiah itu setelah melihat kak Julian yang selalu kelelahan harus bolak balik rumah dan rumah sakit dan menghadapi kemacetan..

Satu jam dari rumah sebenarnya tidak jauh juga kan? Tapi saat macet bisa-bisa perjalanan itu menjadi 2 jam lamanya.

Gue sedih sih kak Julian bakalan jauh dari gue. Tapi gimana lagi udah kerjaanya gitu kan? Apalagi juga itu perintah langsung dari papanya.

Gapapa lah. Gue kalau mau ke sana kan tinggal bablas dari kampus. Cuma ya harus tahan aja motoran setengah jam lagi buat sampainya.

Gue tuh nggak benci naik motor, sumpah. Cuma capeknya di pantat itu lo nggak nahan. Hiks.

"Aku janji ajak kamu ke apartemen kapan-kapan, ya Love?"

Kak Julian sudah berjanji beberapa waktu yang lalu. Dan sekarang dia ada di sini buat jemput gue.

Effort banget di hari liburnya. Lagi-lagi gue merasa bikin kak Julian bolak-balik cuma buat gue doang.

"Kamu nggak papa bolak-balik, Ian?" tuh papanya kak Julian aja juga mempertanyakan. "Kamu dapat tambahan jam malam kan semalam? Sandra yang bilang ke papa."

Jadi gitu? Yaampun pengen peluk pacar gue erat-erat deh. Dia terlalu niat ngajak gue main.

"Nanti Lovely baliknya pesen taksi online aja. Kak Ian nggak perlu nganter." ucap gue.

"Enggak, aku yang anter kamu pulang." kak Julian bersikeras.

"Sekarang pasang dulu sealtbelt-nya, Love. Kita berangkat." katanya memasangkan benda itu ke tubuh gue.

"Kalau kayak gini jangan salahin aku yang makin manja ke kak Ian loh!"

Kak Julian bener-bener memperlakukan gue seperti princess. Bahagia banget. Rasanya udah lama sejak papa gue yang melakukan semua untuk gue.

Dulu sekali, dan gue cuma inget dengan samar-samar.

"Aku suka punya pacar manja. Lebih suka lagi kalau pacarnya, Lovely."

Bye world gue mau salting dan berguling-guling ria dulu. Huaaaaaa! Melebur gue.

•••

Wah ternyata apartemen punya kak Julian emang gak jauh dari rumah sakit. Gue aja bisa lihat rumah sakit besar itu pas nengok dari kaca mobil.

Kak Julian memarkirkan mobilnya di besement. Habis itu dia mengajak gue lantai 7 tempatnya tinggal.

"Kamu jangan kaget, aku punya hadiah buat kamu, Love."

"Apa?"

Baru juga mau buka pintu udah dikasih tau mau dikasih hadiah. Udah dong, dari tadi gue dibikin salting sekarang malah mau dikasih hadiah.

Nih baper gue sampai ke tingkat seribu persen lama-lama.

Saat pintu apartemen kak Julian terbuka, gue dikagetkan dengan kedatangan makhluk kecil berwarna abu-abu di depan gue.

"Meow~"

"Huaaa ada kucing! Lucuu bangett yaaampunnn!"

Gue jingkrak-jingkrak sendiri. Kak Julian tersenyum ngelihat gue. Dia langsung menutup pintunya biar anaknya gak keluar.

LOVEIANWhere stories live. Discover now