Part 2

474 55 45
                                    

Singto terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa hancur dan juga lengket, dia bangun sendiri tanpa Krist, entah dimana pria brengsek itu sekarang.

Singto menangis mengingat kejadian tadi malam, dia di perkosa oleh mantan kekasihnya sendiri, harga diri Singto benar-benar sudah hilang sekarang.

Singto membenci Krist, meskipun mereka pernah menjalin hubungan saat SMA dulu namun setelah putus keduanya seakan bermusuhan.

Dulu saat mereka masih menjalin hubungan, Krist suka selingkuh, Krist benar-benar pria yang brengsek, Krist merayu Singto agar memberikan tubuhnya dan berjanji tak akan selingkuh setelah mendapatkan tubuh Singto tapi ternyata Krist berbohong, Krist masih suka menggoda orang lain, Singto bahkan pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Krist sedang berkencan dengan seorang pria. Bukankah wajar jika singto memutuskan hubungan mereka dan membenci Krist hingga sekarang?

Satu hal yang tak pernah Singto lupakan tentang Krist, saat dia meminta putus di kelas, Krist bahkan berteriak mempermalukan dirinya dengan mengatakan jika dia sudah sangat sering mencicipi tubuh singto hingga teman-teman mereka mendengar itu dan menertawakan Singto, mengejek Singto dengan mengatakan jika Singto adalah pria murahan, itu sebabnya Singto sangat membenci Krist, dia benar-benar tak sudi tubuhnya di sentuh oleh Krist lagi.

Singto menghapus air matanya beranjak dari ranjang berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.











***
Di lain tempat saat ini, krist duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Tae, keduanya memang sudah membuat janji akan bertemu di sebuah kafe siang ini.

"Aku ingin menawarkan kerja sama dengan mu" ucap Krist memulai pembicaraan.

"Apa?" Tanya Tae.

"Biarkan aku memakai tubuh Singto kapanpun aku mau, aku berjanji akan membantu perusahaan mu" ucap Krist.

"Huh, benarkah?" Ucap Tae tak percaya, dia pikir Krist akan membuang Singto setelah dia memakai tubuh Singto tadi malam. Bahkan Tae sempat berpikir ingin menjual Singto dengan rekan bisnisnya yang lain untuk malam ini.  Jika Krist masih mau memakai Singto, itu artinya dia tak perlu bersusah payah menawarkan singto pada pria lain.

"Ya" Ucap Krist

"Aku mau, kamu bebas memakai tubuhnya kapanpun yang kamu mau" ucap Tae.

"Tapi dengan satu syarat, selama dia menjadi jalang pribadi ku, kamu tak boleh menyentuhnya" ucap Krist.

"Ya" Ucap Tae.

"Tanda tangani ini" ucap krist sembari memberikan kertas yang berisi surat perjanjian kapanpun krist menginginkan singto, Tae harus memberikan singto padanya. Tanpa pikir panjang Tae langsung menandatangani surat itu.

Krist tersenyum sinis, sejujurnya dia menyimpan dendam pada Singto, Krist tak terima di putuskan oleh Singto, itu sebabnya dia memperlakukan Singto seperti jalang tadi malam, dan akan terus memperlakukan Singto seperti jalang untuk selamanya, krist akan menyiksa batin Singto, memakai tubuh Singto sesuka hatinya, dan membuat Singto seperti sampah.

Singto adalah satu-satunya pria yang berani mengatakan putus padanya, Krist mempunyai banyak mantan, namun tak ada yang berani meminta putus lebih dulu, bahkan banyak mantannya mengemis agar tak di putuskan oleh Krist, itu sebabnya Krist sangat benci dan dendam pada Singto hingga sekarang, meskipun dia sudah puas mempermalukan Singto di kelas, tapi tetap saja sebagian teman-temannya selalu mengungkit jika dia pernah di putuskan oleh seorang pria bahkan hingga sekarang krist masih sering mendengar ejekan itu karna sebagian teman SMA krist menjadi rekan bisnisnya sekarang.

"Dimana Singto sekarang?" Tanya Tae.

"Masih di hotel, aku pergi dulu" ucap Krist sembari beranjak dari duduknya.

"Apa kamu tak menginginkannya lagi malam ini?" Tanya Tae.

"Aku akan menghubungi mu jika aku butuh dia" ucap Krist kemudian ia langsung pergi dari sana.

Tae juga beranjak dari duduknya, dia pergi ke hotel untuk menjemput Singto.

"Ayo pulang, sayang" Ucap Tae yang kini masuk ke dalam kamar hotel, dia melihat Singto sedang menangis di atas ranjang.

"Kamu benar-benar jahat, Tae. Aku menyesal menikah dengan mu" lirih Singto.

"Aku terpaksa, Sing. Kamu tahu sendiri alasannya. Aku sudah menandatangani kontrak bersama Krist tadi, kamu akan menjadi jalang pribadinya selama 1 tahun, kapanpun Krist menginginkan mu, kamu harus menemui dia" ucap Tae.

"Tae!!" Teriak Singto marah.

"Hanya satu tahun, Sing. Setelah itu ayo hidup dengan normal selayaknya pasangan pada umumnya" ucap Tae.

"Aku ingin bercerai, Tae. Aku tak mau bersama mu" Ucap Singto sambil menangis ketakutan.

Bahkan tadi malam Singto belum rela Krist menyentuh tubuhnya bagaimana dengan malam-malam berikutnya? Krist akan semakin memandang dia rendah nanti.

"Jangan harap jika kamu akan lepas dari ku, Sing!!" Ucap Tae.

"B-bodoh!!" Ucap Singto.

Singto hendak pergi namun Tae menahan tangannya, Tae memaksa Singto agar ikut pulang bersamanya, dia tak mungkin melepaskan Singto karna Singto adalah sumber uangnya sekarang.













****
Krist duduk di tepi ranjang sembari melepas kancing kemejanya satu persatu, dia tersenyum sinis mengingat Singto dan memikirkan apa yang harus di lakukannya lagi agar membuat singto sengsara nanti.

"Ahh, rasanya aku merindukan pantat bulat itu lagi" gumam Krist.

Terdengar suara pintu kamar di ketuk, Krist menyuruh orang tersebut untuk masuk.

Pintu kamar terbuka, seorang gadis kecil yang baru berusia 7 tahun berjalan masuk ke dalam kamar Krist.

"Daddy kemana semalam?" Ucap gadis kecil itu.

"Carl, apa kamu tak sekolah hari ini?" Ucap Krist tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan anaknya tadi.

"Aku sengaja tak sekolah karna menunggu daddy pulang, tak biasanya daddy tak pulang ke rumah" lirih Carl sedih.

Krist tersenyum kecil mendengarnya, anaknya itu memang sangat manja padanya. Krist mengangkat tubuh Caroline, mendudukan Caroline di pangkuannya.

"Maafkan daddy, sayang. Daddy ada sedikit pekerjaan sehingga mengharuskan daddy untuk lembur" ucap Krist.

"Daddy bersama siapa semalam? Siapa yang menyakiti daddy?" Tanya Caroline dengan polosnya saat melihat ada bekas luka cakaran di lengan daddynya.

Krist mengingat semalam Singto mencakarnya berusaha ingin melarikan diri darimya.

"Daddy hanya terkena goresan kecil. Apa kamu sudah makan siang?" Ucap Krist.

"Belum, aku ingin makan siang bersama daddy" ucap Caroline.

"Baiklah, ayo kita makan siang bersama" ucap Krist.
















Tbc.

Akhirnya keinginan Caroline yang ingin jadi anak daddy Krist di "Heart attack" kesampaian disini yaa, wkwkwkwk.

Ex Boyfriend (On Going)Where stories live. Discover now