57. IGNITES >>Perasaan Yang Terungkap<<

7.6K 621 192
                                    


Entah sudah berapa lama Wilona terus memandangi lentera yang kini menyala di tengah gelapnya kamar.

Ia sengaja mematikan semua lampu di kamarnya dan hanya menyisakan lentera yang kini menyala, tapi tak begitu terang.

Dia terus memandangi cahaya api yang keluar dari sumbu kecil itu. Sengaja tak begitu terang, karena dia ingin menikmati cahaya yang sedikit redup itu dengan hati.

Hati?

Hahaha! Sepertinya Wilona mulai ketularan bodohnya Jaglion.

Tapi hari ini dia benar-benar merasa Jaglion adalah miliknya. Berjalan berdua sambil bergandengan tangan.

Meributkan hal-hal kecil di pinggir jalan sambil memakan jagung bakar.

Lalu makan malam romantis?

Wilona menggeleng pelan. Tidak tidak, itu bukan dinner romantis seperti yang kalian bayangkan.

Perayaan ulang tahun yang cukup berkesan meskipun mereka sering ribut hanya karena masalah sepatu yang tersangkut lubang jalan yang kecil.

Hari ini Jaglion benar-benar menunjukkan sisi lain yang belum pernah Wilona lihat.

Pemuda itu ternyata punya banyak keahlian.

Seperti merayu, misalnya? Atau ... membuat lentera yang sekarang Wilona pandangi. Atau juga ... membuat kejutan seperti tadi siang?

Ah ... Jaglion.

Kalau saja dia sudah seperti itu dari awal mereka bertemu, mungkin Wilona tidak akan membenci sekaligus menyukai pemuda itu.

Tiba-tiba dia teringat pada Aira dan membuatnya mendengus kesal.

Apa Jaglion juga memperlakukan gadis itu sama seperti dia memperlakukannya hari ini???

Gadis itu segera membuka ponselnya dan mendapati 7 pesan belum terbaca dari Raga.

"Oh iya!" Wilona segera membuka roomchatnya bersama Raga. Dia sudah lupa bahwa dia mau protes pada Jaglion.

"Kak?" Panggilnya setelah telepon tersambung.

"Gimana hari ini? Puas sama Jaglion?"

Nadanya terdengar sinis dan ... cemburu??

"Ketus banget lo, tumben."

"Lagi malas ngobrol sama lo," kesal Raga.

"Lah?" Wilona berpindah ke ranjang dan memeluk bantal guling. "Besok jadi pergi?"

"Jadi lah! Lo udah janji sama gue."

"Bisa-bisanya nada lo ketus gitu ke gue," Wilona mendengus. "Gue cancel, nih," ancamnya.

"Jangan!" Raga seperti sedang membuka pintu? Mungkin pemuda itu keluar dari suatu ruangan atau masuk?

"Sweet banget ya sama Jaglion."

"Masalah buat lo? Dia kan pacar gue."

"Ohh... sekarang mengakui?"

Wilona memutar bola matanya malas. "Lo kenapa jadi ketularan Jaglion, sih?"

"Ketularan gimana?"

"Nyebelinnya!" Wilona kembali duduk di depan lentera yang masih menyala. "Besok gue harus pake apa?"

"Yang pasti jangan telanjang."

"Anjir lah!"

Raga tertawa dari seberang sana. Wilona baru tahu ternyata Raga punya selera humor juga selain sok cool dan sok ramah.

IGNITES Место, где живут истории. Откройте их для себя