1st Day : Abadi

5.8K 281 10
                                    

Aku pernah dengar, katanya kalau kita memiliki perasaan yang abadi, maka perasaan itu akan terbalas dan tersampaikan. Tapi, perasaan ini, akankah terbalas? Perasaan yang abadi,mungkinkah akan tersampaikan? Entah kenapa, aku ingin berkata. "Aku beruntung memiliki perasaan ini." kepada dirimu yang sangat kucintai.

Perasaan abadi, yang tidak akan pernah hilang selamanya.

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

"Hinata!" teriakkan ini telah menghentikan langkah kaki Hinata. Dilihatnya gadis berkuncir kuda yang sedang berlari mendekatinya. Masih pagi tapi sudah bersemangat seperti begitu,hebat. Justru karena pagi, makanya perasaan masih ringan. Itulah yang membuatnya bisa bersemangat.

"Bagaimana?" pertanyaan ini tentu membuat Hinata bingung. Bukannya menyapa terlebih dahulu, ini malah bertanya pertanyaan yang membingungkan. "Oh iya, selamat pagi." sapaan yang begitu telat, pikir Hinata. Tapi inilah sifat sahabatnya, Ino Yamanaka.

"Selamat pagi," membalas sapaan Ino, Hinata hanya membalasnya dengan senyuman manis seperti biasanya. Ia belum menjawab pertanyaan Ino yang 'bagaimana' itu, karena dirinya sendiri masih tidak mengerti apa maksudnya.

"Jadi bagaimana?" ditanyakannya pertanyaan itu sekali lagi oleh Ino. Walau sudah bertambah satu kata, tapi Hinata tetap tidak mengerti. Memangnya Ino itu bertanya tentang apa sih? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana perasaanmu? Bagaimana harimu? Ataukah bagaimana yang lainnya? Kalau bertanya setidaknya yang lebih jelas sedikit, agar orang yang di tanya mengerti.

"Hmm. Bagaimana? Tekadmu sudah semakin kuat, 'kan?" pertanyaan yang kali ini baru dimengerti oleh Hinata. Belum lama ini Hinata memang bertekad untuk mencoba peruntungannya selama dua puluh enam hari.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke dalam sekolah, "Ya, dan aku sudah membawa makanan ikannya." seru Hinata dan mengeluarkan makanan ikan dari dalam tasnya, agar Ino dapat melihat kesungguhan Hinata.

Ino tersenyum mendengar seruan Hinata, semangat memang dapat mengalahkan apapun, walaupun itu adalah hal yang berat sekalipun.

"Yah, demi perasaanmu," perasaan yang abadi, suatu hari pasti akan memiliki kebaikannya tersendiri. Terbalas ataupun tidak terbalas, yang penting bahagia karena perasaan itu ada padanya.

"Iya, demi perasaanku." mempunyai perasaan seperti ini memang menyenangkan. Perasaan yang tidak muncul sembarangan, pada orang yang begitu berharga. Apalagi kalau orang yangkita sukai, memiliki perasaan yang sama.

"Kenapa sama perasaan Hinata?" mendengar suara yang tiba-tiba ini, Hinata dan Ino jadi terhenti seketika. Tidak ada langkah sama sekali, tadi kedengaran, kan? Dari suara saja,sudah ketahuan kalau itu adalah suara Naruto.

"Bu-bukan apa-apa kok!" mengetahui kalau Hinata akan diam seribu bahasa, jadi Ino yang menjawab pertanyaan Naruto. Tentu saja, Naruto mendengar bagian 'demi perasaan Hinata'.Jadinya Ino harus jawab langsung, dan jawaban Ino tadi hanyalah sebuah kebohongan belaka. Mana mungkin ia kasih tahu kalau perasaan Hinata yang menyukai Naruto.

"Oh. Begitu ya?" tanyanya dengan nada tidak semangat. Naruto melihat Hinata, kemudian tersenyum setelahnya. "Aku duluan ke kelas ya," dipukulnya pelan pundak Hinata, dan pergi meninggalkan kedua gadis yang sedang bengong di tempat.

"Kenapa dengannya?" tanya Ino, ia tidak percaya dengan reaksi Naruto yang barusan. Biasanya juga pasti akan muncul sifat kekanakkan karena keinginannya tidak diberitahukan ataudiberikan. Tapi yang tadi? Hanya nada tidak semangat yang dikeluarkannya.

Hinata memasukkan makanan ikan itu ke dalam tasnya lagi, "Mungkin marah karena tidak diberitahu," kemudian ia berjalan kembali. Ino yang tadi masih diam diri melihat Hinata berjalan, sekarang sudah menyusul Hinata.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Where stories live. Discover now