10th Day : Jujur

2.3K 169 7
                                    

Setelah kejadian kemarin, aku jadi berpikir. Apakah aku harus jujur? Apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya pada Naruto? Tentang mitos sepasang koi itu. Kalau aku berkata jujur, apakah Naruto akan marah? Atau malah sebaliknya?

Kalau aku jujur sekarang, apakah semuanya akan baik-baik saja?

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

"Ano... Ino," panggilan Hinata sedikit membuyarkan fokus Ino. Ino memandang sebentar Hinata dan kembali melanjutkan gerakan lihai tangannya.

Saat ini mereka sedang dalam pelajaran kesenian, dan tugasnya adalah menggambar wajah teman. "Hmm?" tanya Ino tidak menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengarsir sketsa rambut Hinata.

"Aku berpikir, bagaimana kalau aku jujur saja pada Naruto." Hinata menundukkan kepalanya, ia tidak dapat menggambar dengan bagus karena banyak pemikiran di otaknya.

Yang tadinya terus melanjutkan gambar, kini Ino terhenti mendengarnya. "Jujur apa?" tanyanya kebingungan. Untuk saat ini, mungkin ada hal serius yang mau diceritakan oleh Hinata. Pakai jujur-jujur segala.

Tidak dapat jawaban dari Hinata, Ino malah seenaknya menyimpulkan sendiri. "Menyatakan perasaan ya!?" serunya semangat. Sudah tahu 'kan kalau suara Ino saat bersemangat itu sebesar apa? Yah. Semua murid didalam kelas mendengarnya. Kelas yang tadinya heboh, kini terdiam karena teriakan Ino.

"Maaf," setelah Ino meminta maaf, semua murid langsung kembali melanjutkan tugasnya. Untungnya murid kelas mereka tidak terlalu pedulian, walau mungkin banyak yang penasaran.

Yah. Bukan hanya anak kelas saja, Hinata juga sempat syok ditempat. Ia jadi diam seribu bahasa, tidak dapat bicara sama sekali. Untungnya yang mendengar tidak peduli, jadi Hinata dapat menarik nafas dengan lega setelahnya. "Jangan keras-keras dong," ucap Hinata secara perlahan pada Ino.

"Maaf," untuk yang kedua kalinya Ino meminta maaf. Tapi memang ia harus minta maaf, masalah menyatakan perasaan itu adalah hal yang pribadi.

"Lihat tuh Naruto, jadi penasaran." seru Hinata, takut-takutnya Naruto nanti malah bertanya hal menyatakan perasaan itu.

Ino melihat ke arah Naruto, dilihatnya wajah Naruto yang memang penasaran. "Tapi memangnya kenapa? 'Kan tidak enak menyembunyikan perasaan terus." ucapnya dan melihat ke Hinata kembali.

"Bukan itu," Hinata menggeleng.

"Lalu?"

"Tentang mitos sepasang koi tersebut." jawab Hinata. Ternyata Ino memang salah pemahaman, tapi kalau memang jujur tentang perasaan, pasti akan lebih seru.

"Hmm. Itu sih terserah padamu saja," balas Ino. Kalau mau jujur atau tidak, itu sih terserah pada orangnya saja. Sebenarnya kita sebagai pihak ketiga, hanya bisa memberikan nasihat, semangat, dan dukungan.

"Begitu ya?"

"Aku hanya mau memberitahukannya nih. Kalau kau bicara jujur, pasti Naruto akan mengerti." sebenarnya ini juga salah Ino, karena memberitahukan tentang mitos itu. Tapi kalau mencoba peruntungan, tidak apa, 'kan? Sebenarnya Ino juga mau mencoba peruntungan yang diberitahukan oleh neneknya itu, tapi dirinya sudah punya pacar. Jadi tidak bisa dicoba deh.

Hinata bengong, jadinya Ino menganggap Hinata tidak mengerti. "Mengerti?" tanyanya. Hinata menggeleng, dan Ino menghela nafasnya. Untuk saat ini, masalah kejujuran yang tentang mitos saja dulu. "Pasti orang yang sedang jatuh cinta, malu untuk memberitahukan pada orang lain kalau dirinya sedang jatuh cinta. Begitu." penjelas Ino kini lebih mudah dimengerti.

Karena ini mitos tentang peruntungan percintaan, pasti orang yang mencobanya adalah orang yang sedang jatuh cinta. Bahkan orang sebodoh Naruto pun, akan langsung tahu kalau Hinata sedang jatuh cinta, karena mencoba mitos tersebut, itu pemikiran Ino.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Where stories live. Discover now