II. Once Bitten, Twice Shy

151K 3K 30
                                    

Brittany terbangun dengan kondisi kepala yang sedikit sakit dan ingatan akan kejadian kemarin yang masih terasa jelas.

Setelah ia berhasil mendapatkan kembali kendali dirinya kemarin, Brittany melupakan makan malamnya dan langsung membersihkan diri. Nafsu makannya hilang digantikan dengan perasaan khawatir di dasar perutnya.

Sepanjang malam, ia memutar otak cerdasnya tentang apa yang bisa di lakukannya untuk mencegah foto tersebut tersebar dan baru tertidur subuh tadi. Ia kesal karena tidak peduli bagaimanapun, Ethan lah yang memegang kendali dan Brittany benar-benar sadar bahwa kedua tangannya terikat dalam masalah ini.

Ia tidak bisa mengambil resiko bahwa mungkin Ethan hanya mengucapkan ancaman kosong untuk menggertaknya karena ia tidak tahu pria seperti apa Ethan. Dan satu-satunya cara yang akhirnya ia harus akui dapat menghentikan ancaman Ethan adalah dengan menurutintya. Ia hanya berharap pria itu adalah seorang gentleman yang memegang teguh ucapannya.

Brittany kemudian bangkit dan besiap-siap untuk pergi ke kampus hari ini.Ia memiliki kelas pagi yang juga dihadiri oleh Ethan dan Brittany bertekad untuk menyelesaikan masalahnya segera mungkin.

Dengan cepat ia menyiapkan sarapannya dan melahapnya dalam beberapa gigitan karena Brittany menyadari bahwa dirinya sangat lapar setelah melewatkan makan malamnya.

Sebelum ia berangkat, ia tidak lupa untuk mengecek assignment Anthony yang diberikan oleh Ethan kemarin. Ia membaca kasar tulisan-tulisan tersebut dan memutuskan untuk memberikan nilai C karena meskipun Anthony melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, ia tidak bisa melewatkan cerita di balik bagaimana sampainya kertas ini ke tangannya.

Brittany lalu berangkat dengan mengendarai mobilnya dan segera melangkah menuju auditorium kelasnya begitu ia menginjakkan kaki di universitas karena ia hampir terlambat.

Brittany mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan melangkah memasuki ruangan kelas dimana sudah terisi penuh oleh mahasiswa dan mahasiswinya, ia menolak untuk merasa terintimidasi oleh seorang murid yang lebih muda beberapa tahun darinya.

Dengan kendali dirinya yang penuh, Brittany memulai kelas hari itu seperti biasanya.Matanya menatap tegas ke seluruh penjuru kelas, menyadari bahwa Ethan Hart sedang memandangnya lekat-lekat.

Ethan Hart adalah murid yang cerdas dan masuk ke universitas ini dengan beasiswa.Pria itu termasuk populer di kalangan murid-murid wanita meskipun Brittany tidak mengerti dimana menariknya pria seperti Ethan.

Tidak mau di anggap takut, Brittany membalas tatapan pria itu dengan tajam, seolah-olah menantang muridnya itu untuk berani melawannya. Ia tidak seharusnya takut akan ancaman Ethan apalagi setelah sekarang yang ia lakukan adalah menuruti kemauan muridnya itu. Yang perlu ia khawatirkan sekarang adalah apakah pria itu akan memegang ucapannya.

Mengakhiri kelasnya hari ini, Brittany kemudian berkata dari depan kelas kepada Ethan dan Anthony untuk datang menghadapnya sebelum ia meninggalkan kampus. Anthony terlihat terkejut dan bingung sedangkan Ethan memberinya tatapan yang tidak terbaca dengan sebuah senyum bak malaikat yang terukir di bibirnya.

Brittany bergidik melihat senyuman itu dan berusaha tenang berjalan keluar dari ruang kelas menuju ruangannya. Sebagai salah satu pengajar terbaik, Brittany memiliki fasilitas ruangan sendiri di universitas dan baru kali ini ia bersyukur bahwa ia memilikinya.

Ketukan di pintu ruangannya yang terbuka membuat Brittany menoleh dan melihat kedua sosok mahasiswa kelasnya berdiri di sana.

"Permisi, Professor," ucap Anthony pelan.

"Masuklah," Brittany mempersilahkan keduanya untuk masuk dan melambaikan tangannya ke arah kursi di depannya mempersilahkan mereka untuk duduk.

Kedua orang itu masuk dan duduk di depannya, Anthony dengan tatapan waswas dan Ethan dengan wajah tidak bersalahnya.

My Naughty Boy [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now