#4-Flashback

333 19 2
                                    

Halooooo!!!! maaf baru update nih. tugas banyak bangeettt! 

Read, Comment, and Vote yaaapp!!!!!

-@Evastya-

-----------------------

#4—Flashback

Aku mengeluarkan kalung yang kusembunyikan dibalik kaosku. Kalung dengan bandul peluru.

Ini pemberianmu, G. aku selalu menjaga dan menyimpannya. Bahkan aku masih memakainya sekarang. Apa kamu masih ingat? Apa kamu masih menyimpannya?

Kalung 11 tahun lalu yang kau berikan. Awal karirmu, ketika kau harus mengadakan show diluar kota. Kau tak mau aku melupakanmu. Jadi kau memberikanku kalung ini. Sepasang kalung peluru, kau punya satu;begitupun aku. Aku tak mengerti mengapa kau memilih bentuk peluru. Lucu saja, karena kau terus mengatakan “bite the bullet!” sambil menggigit bandul kalung itu. Kala itu, kami berumur 13 tahun. Kami berteman, bahkan bersahabat dari kecil. Rumah kami bersebelahan. Dia suka mengunjungi rumahku, untuk bermain, maupun mengerjaiku. Kami selalu berbagi, baik cerita, makanan, atau apapun itu. Hanya greyson satu-satunya yang bisa membuatku menjadi diriku sendiri. Dari dulu greyson suka sekali bernyanyi dan bermain piano. Aku sering menemaninya bermain/berlatih piano. Aku juga bisa, tapi tidak semahir Greyson. Kadang aku suka sekali melukis siluet dirinya yang sedang bermain piano. Kami berdua sama-sama suka dalam hal berbau seni. Dari kecil, kami bertekad untuk menjadi seniman. Tapi, tetap saja, Greyson tidak pernah bisa melukis sebagus lukisanku. Ahaha, bukannya sombong, I’m just telling the truth. Persahabatan kami terbilang sangat dekat. Greyson juga sering menginap dirumahku. Sebaliknya juga. Tapi, dibalik itu, aku menyimpan perasaan yang sangat besar untuk Greyson. Aku tak ingin mengungkapkannya jika harus berakhir menyedihkan, atau membuat persahabatan kami runtuh. He’s worth more than gold, and I’ll do anything for him. Sampai saat itu, saat aku berumur 13 tahun…

Flashback

 “Grace!” panggil greyson yang sedang terengah-engah dengan bola sepak di tangannya.

“how is it?” Tanya Grace

“it’s great” Ucapnya dengan senyum merekah diwajahnya. Grace ikut tersenyum melihatnya

“G...” ucap kamu bersamaan

“you first” ucap kami—lagi-lagi bersamaan.

“okay you first” ucap Grace canggung.

“uh--, would you go out with me?”Tanya Greyson dengan gugup. Badannya gemetar, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Tatapan sejuk dari gadis didepannya ini bisa membuat Greyson salah tingkah. Membuat jantungnya berontak ingin keluar.

“go...out?” ucapnya dengan ekspresi bingung

“hmm, go out on a date?” ucap greyson dengan pernyataan yang terlihat sekaligus sebagai pertanyaan. Senyum Grace merekah mendengarnya. Pipinya memerah membuatnya terlihat sangat manis. Greyson telah jatuh—dengan gadis yang berada didepannya ini.

“y-yeah, sure. That’ll be great.” Jawab Grace sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Greyson tersenyum tak kalah lebarnya lalu memeluk Grace erat. Grace kaget atas pelukan Greyson yang tiba-tiba itu. Ia diam dipelukannya, masih shock. Tapi akhirnya dia membalas pelukan greyson.

“g, even if we go out as a ‘date’, we’re still bestfriend, rite?” Tanya Grace sambil merenggangkan pelukan mereka.

“best friend forever?” greyson mengajukan kelingkingnya didepan wajah Grace. Grace tersenyum dan langsung mengaitkan kelingkingnya dengan Greyson.

Hurt (Greyson Chance) - CANCELLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang