18.01.2017

6K 739 66
                                    

Malam itu mereka berkumpul di ruang tengah dorm.

1.. 2.. 3.. 4..

Lengkap bersebelas.

Lima kardus kosong bekas pizza ukuran large dan sebelas kaleng kosong bekas cider tergeletak di lantai.

Semua tampak bahagia.

Semua tampak biasa saja.

Namun mereka tahu, tak lama lagi, dinding yang sedang mereka tatap kini hanya akan menjadi saksi bisu perjalanan mereka bersebelas dalam mengurai mimpi masing masing.

Im Nayoung.

Kim Chungha.

Kim Sejeong.

Jung Chaeyeon.

Zhou Jieqiong.

Kim Sohye.

Yoo Yeonjung.

Choi Yoojung.

Kang Mina.

Kim Doyeon.

Jeon Somi.

Sebelas baris nama yang telah menjadi pusat perhatian publik setelah mati-matian berjuang di kompetisi Produce 101 demi mewujudkan mimpi mereka.

Kini mereka duduk membentuk lingkaran. Saling menatap satu sama lain.

Senyuman yang tadinya terpancar jelas, pudar perlahan seiring pergerakan jarum jam.

"Tinggal empat hari lagi." Ucap Nayoung samar.

Sejeong hanya bisa tersenyum pahit. "Iya. Empat hari lagi."

☆☆☆

Tepat pukul 5.00PM KST mereka selesai latihan untuk konser terakhir mereka, Time Slip.

"Ya, saya harap kalian semua bisa istirahat yang cukup. Kalian telah bekerja keras selama ini. Jangan sia siakan waktu kalian. Lakukan yang terbaik, jadi yang terbaik, berikan kesan terakhir yang indah untuk dunia." Sang Manajer berbicara di hadapan mereka untuk memberikan briefing. Menatap wajah mereka satu persatu yang kelelahan. Wajah yang selama ini menemani mereka, menghibur setiap orang yang turut membantu mereka di balik layar. Yang tentunya tak akan pernah lepas dari benak para staff.

Sang Manajer menghela nafas panjang. "Kenapa waktu berlalu begitu cepat..?" Ia tersenyum kecil.

"Dulu sebelum saya mengenal kalian, saya kira kalian hanyalah sebelas wanita congkak yang hanya mempedulikan popularitas dan rating."
Ruangan terasa lenggang.

Senyuman itu tak lepas dari wajahnya. Staff lain berkumpul di dalam studio, ikut mendengar briefing.

"Namun ternyata, Oh Tuhan, tak pernah sehari- sedetikpun saya menyesal pernah bertemu sebelas perempuan hebat seperti kalian. Nayoung, yang tegas dalam memimpin. Chungha, yang telah berkontribusi banyak untuk koreografi. Sejeong, yang selalu down to earth. Chaeyeon, yang ramah pada semua. Kyulkyung, yang selalu ceria dalam keadaan apapun. Sohye, yang pantang menyerah. Yeonjung, yang ringan tangan. Yoojung, yang tak kenal lelah. Doyeon, yang setia kawan, dan tentunya, Somi dan Mina, our little vitamin."

Tak terasa selintas air mata jatuh di pipi sang Manajer.

"Kalian, telah memberikan banyak pengaruh dalam hidup kami. Semua yang kalian rasakan, kami ikut rasakan. Walaupun nama kami tidak dikenal banyak orang, kalian masih menghargai keberadaan kami. Untuk itu, terima kasih. Terima kasih karena telah mampir di hidup kami. Terima kasih karena telah menjadi IOI."

Doyeon merangkul Yoojung, menghapus air mata sahabatnya. Mina dan Chungha berada di dekat Sejeong, menatap kaku ke depan. Nayoung memeluk Pinky, pikirannya menerawang jauh ke basement Pledis, betapa indahnya hidup mereka dikelilingi orang-orang hebat. Chaeyeon, Sohye, Somi, dan Yeonjung ikut merenung. Mereka belum siap meninggalkan semua ini.

☆☆☆

Desing suara AC terdengar sayup di ruangan tengah dorm.

Nayoung tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju kamarnya, kembali membawa setumpuk kertas dan beberapa bulpen.

"Untuk apa itu, Eonni?" Mina bertanya, penasaran.

Namun Nayoung tidak menjawab. Ia membagikan kertas dan bulpen itu ke temannya satu per satu.

Semuanya menatap kertas kosong itu heran.
"Tulis kesan pesan kalian selama setahun ini. Lalu lipat kertas tersebut dan akan kita buka malam terakhir kita disini."

Mereka saling tatap, dan perlahan mencoret-coret kertas kosong tersebut dengan tulisan.
Satu jam berlalu.

Air muka mereka yang menulis daritadi tampak bervariasi. Ada yang menulis sambil tertawa, memikirkan kenangan lucu mereka. Ada pula yang tak sengaja menitihkan air mata, mengingat bahwa kenangan itu tak akan lagi terulang.

11 lembar kertas dikumpulkan, dan disimpan di laci ruang tengah mereka.

Empat hari lagi.

Empat hari lagi kertas-kertas itu akan dibuka, Dan tak sedikitpun terlintas di benak mereka bahwa perpisahan ini akan berlalu begitu cepat.

Malam itu semua tidur bersama di ruang tengah. Saling tumpuk-tumpukan. Walaupun sore tadi badan mereka baru selesai ditempa, tidak ada satupun yang mengeluh. Malah mereka merindukan saat-saat itu.

"Eonni, apakah lima tahun dari sekarang, kita akan tetap seperti ini?" Somi berbisik ke Sejeong yang terbaring disebelahnya.

Ia ingat betul, belum sampai satu tahun yang lalu, Sejeong disebut-sebut sebagai rival bebuyutannya di Produce 101. Namun sekarang, Sejeong sudah seperti kakak kandung untuknya.

"Tentu, Somi. Semua akan tetap pada tempatnya." Sejeong balas berbisik, menatap adiknya yang melamun ke langit-langit.

"Tapi aku takut, kalian akan melupakanku." Ucapnya lirih.

Tidak ada yang menjawab. Sejeong sudah terlelap, bersama sembilan orang lainnya.

Jarum jam menunjukkan pukul 10 PM KST.

Somi baru berhasil tidur pada pukul 1 AM KST.

Pikirannya terbayang kemana-mana.

☆☆☆























a/n*** Atuhlah ngga siap ioi disband. ㅠㅠ

Love Letters. ( I.O.I ) ✔Where stories live. Discover now